32

3.2K 294 10
                                    


.

.

.

"kak heeseung, apa kabar? Maaf aku baru dateng, akhir-akhir ini banyak hal yang aku pikirin"

Jake mendudukkan dirinya dan mengelus permukaan batu yang bertuliskan nama Heeseung di sana. Tiap bulannya memang Jake dan Riki akan mendatangi peristirahatan terakhir Heeseung, Jungwon dan Wonyoung. Dan sudah pasti Jake akan lebih lama di sana hingga Riki akan menunggunya di tempat lain.

Kepala Jake terangkat dan dapat melihat bahwa ada Riki, Sunoo dan Sunghoon yang sedang menunggunya tidak jauh dari tempatnya berada.

"kak, harusnya hari ini kita udah nikah, kakak bosen ya aku tiap dateng ke sini ngomongnya gitu terus?"

Sedikit tawa kecil keluar dari bibir Jake, "maaf kak, tapi aku masih kepikiran, gimana ya kalau teroris itu enggak ngebom gereja waktu itu?"

"maaf juga kak, aku selalu mikir tiap hari apa yang bakal kita lakuin sesudah kita menikah"

Jake kembali mengangkat kepalanya dan melihat ke arah tiga orang yang menunggunya, "kak, aku bingung"

Jake kembali membawa pandangannya ke arah nisan yang bertuliskan nama Heeseung, "aku bingung, tiap hari aku selalu mikirin kakak, tapi terkadang tingkah laku sunghoon juga buat aku berdebar lagi"

"kak, aku gak boleh kaya gini kan?"

.

.

.

Jake memilih untuk memperhatikan pemandangan di luar dari jendela mobil daripada mengikuti perbincangan ketiga orang yang bersamanya. Lagipula dia juga selalu begini setelah mendatangi makam Heeseung. Bedanya kali ini, dahulu dia memikirkan apa yang akan dia lakukan jika Heeseung masih ada di sini, sekarang dia sedang memikirkan perasaan yang kembali timbul di hatinya itu.

"jake, mau makan apa?"

Suara lembut Sunghoon yang bertanya kepadanya di sela-sela keributan Riki dan Sunoo itu memecah pikirannya.

"kayanya gak boleh"

"hah? Apa jake?"

"hah?"

Jake yang memang duduk di sebelah Sunghoon yang sedang menyetir mobil itu menolehkan kepalanya ke arah Sunghoon, sedikit dia bisa melihat bahwa Riki dan Sunoo juga memandangnya dengan raut kebingungan.

"gua tanya mau makan apa jake, lo mikir apa?"

Jake melototkan kedua matanya lalu memilih untuk menatap jendela, "terserah kalian aku ikut aja"

.

.

.

Riki memperhatikan kakak satu-satunya itu yang terlihat lebih diam dari biasanya. Jake memang pendiam, namun tidak pernah sediam ini. Tingkah laku Jake yang sekarang mengingatkan Riki dengan Jake dahulu setelah peristiwa itu terjadi.

"kak, kakak mikirin apa sih dari kemarin?"

Riki mendudukkan dirinya di samping Jake yang memang sedang duduk santai di kursi belakang rumah Sunghoon. Melihat Jake yang hanya menggelengkan kepalanya membuat Riki menghela nafasnya.

"kak, kita udah kenal bertahun-tahun loh, hampir sepuluh tahun, jadi gua tahu kakak pasti lagi ada yang dipikirin kan sekarang?"

Riki kembali menghela nafasnya ketika melihat Jake yang hanya diam, "yaudah, kalau kakak udah siap boleh cerita sama riki. Riki masih adik kakak loh"

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang