36

8.1K 369 80
                                    



((jangan emosi))

.

.

.

Jake berusaha untuk menenangkan dirinya.

Tidak, dia tidak bisa.

Menatap pantulannya di cermin dan dirinya bisa melihat dirinya yang sedang berpakaian berwarna putih.

Benar, setelah dua tahun bersama dengan Sunghoon, dirinya meyakinkan diri untuk menerima lamaran Sunghoon. Dan di sinilah ia berada sekarang, di sebuah ruang tunggu untuk penganti.

Deja vu, benar deja vu. Jake sudah pernah merasakan ini dan dia benar-benar takut.

"kak"

"astaga"

Mendengar suara lain yang tiba-tiba mengganggu lamunannya membuat Jake terkejut setengah mati.

"ayo kak, keluar. udah mau mulai"

Jake menatap Riki yang menjadi walinya saat ini.

"jangan takut kak, ayo kita keluar"

.

.

.

Jake benar-benar ingin menangis namun sekuat tenaga ditahannya. Sunghoon di hadapannya tersenyum, dari atas altar dia dapat melihat ada Riki yang tadi mengantarnya, lalu ada Sunoo yang melambai kepadanya, dan ada sedikit yang dia kenal juga seperti Yeonjun dan Jay-oh dua orang itu sudah meminta maaf dengannya- kemudian ada ayah Sunghoon yang juga tersenyum kepadanya.

"baik, saudara park sunghoon, apakah anda bersedia untuk saling memiliki dan menjaga sekarang dan selamanya pada waktu susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit bersama dengan shim jake sampai maut memisahkan?"

"saya bersedia"

Jake benar-benar menahan nafas ketika mendengar suara Sunghoon yang bulat dan lantang itu.

"saudara shim jake, apakah anda bersedia untuk saling memiliki dan menjaga sekarang dan selamanya pada waktu susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit bersama dengan park sunghoon sampai maut memisahkan?"

Jake menatap Sunghoon yang tersenyum ke arahnya, "saya bersedia"

Dan tepuk tangan riuh terdengar setelah mereka mengucapkan janji itu.

.

.

.

"terima kasih, terima kasih banyak jake"

Jake menggelengkan kepalanya, "gak apa-apa pak—"

"kenapa masih pak? Saya kan udah jadi ayah kamu sekarang"

Jake sedikit melihat Sunghoon yang juga tersenyum ke arahnya, saat ini dirinya sedang berbincang dengan ayah Sunghoon.

"iya ayah"

Satu kata yang tidak pernah dia ucapkan seumur hidup, Jake tidak tahu bahwa satu kata itu membuatnya bahagia.

"saya benar-benar bersyukur kamu menjadi menantu saya"

"begitu juga saya ayah"

Tidak lama setelah ayah Sunghoon pamit terlihat Jay dan Yeonjun yang menghampiri mereka.

"udah nikah aja si bangsat"

"congor dijaga"

Jake hanya tersenyum mendengar percakapan mereka yang benar-benar seperti bocah. Kemudian matanya bersibobrok dengan Jay yang sedang melihatna. Oh, dia bukan Jake yang dahulu ingat?

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang