4. 235 Tahun Cahaya

78 15 3
                                    

Hari ini matahari bersinar cukup cerah di Kota Bandung. Setelah beberapa hari belakangan ini hujan selalu mengguyur kota ini setiap pagi. Udara segar di salah satu kampus di JL. Ganesha no 10 itu membuat seorang mahasiswi dengan rambut hitam Panjang yang ia ikat kebelakang, senantiasa melangkah riang ke Gedung perpustakaan. Tepat jam 08.00 gadis itu sudah berada di kampusnya padahal ia mempunyai jadwal dijam 13.00 siang ini.

Setelah mendapat info dan nomor kontak Auriga dari teman nya yang berada di kelas A, karina sudah menghubungi Auriga dan berjanji akan ketemu di perpustakaan kampus tepat jam 08

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah mendapat info dan nomor kontak Auriga dari teman nya yang berada di kelas A, karina sudah menghubungi Auriga dan berjanji akan ketemu di perpustakaan kampus tepat jam 08.00. saat memasuki Gedung perpustakaan, mata karina langsung menjelajah ruangan baca. Setelah beberapa saat mencari ia sudah menemukan sosok yang ia cari sedang bergelut dengan laptopnya. Kening sosok itu berkerut seolah sedang berfikir keras. Dalam pikirannya karina sudah menduga kalau sosok tersebut sedang mengerjakan sesuatu yang penting.

"hai, Auriga ya?" sapa Karina setelah berdiri di samping dekat sosok pria dengan kemeja kotak-kotak merah dan kaca mata bulat yang bertengger di hidungnya yang mancung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"hai, Auriga ya?" sapa Karina setelah berdiri di samping dekat sosok pria dengan kemeja kotak-kotak merah dan kaca mata bulat yang bertengger di hidungnya yang mancung. Pria tersebut menoleh kearah Karina, tanpa senyum dan membalas sapaan Karina, ia berkata. "lain kali kalau janjian jam 08.00 datengnya tepat jam 08.00, lu telah 10 menit". Mendengar hal itu Karina langsung mengecek jam nya dan benar saja, ia terlambat 10 menit, padahal dia sudah merasa bangun pagi dan bersiap secepat mungkin. Karena tidak ingin memperpanjang kesan buruk di hari pertama mentoring karina pun segera meminta maaf. "ah iya gue minta maaf". Auriga hanya berdeham dan menyuruh karina duduk, "yaudah duduk, kita langsung mulai aja, gue masih banyak kerjaan". Ucap Auriga tanpa basa basi.

Gila nih cowo kaga ada manis-manis nya masih pagi udah sepet aja mukanya, untung gue butuh bantuan dia kalo kaga dah gue kucek-kucek tuh mukanya

Ucap karina dalam hati. Ia merasa kesal karena diperlakukan dingin oleh Auriga. "napa bengong? Katanya mau mentoring udah cepetan jelasin kajian lu, biar cepet gue observasi" ucap Auriga lagi tanpa menatap Karina dan focus dengan laptopnya. Setelah mendengar itu karina langsung membuka laptop dan menjelaskan tugas kajiannya. Setelah menjelaskan Karina menatap Auriga Kembali. Namun dia melihat Auriga menunduk seperti menahan tawa, "lu kenapa?" tanya Karina bingung.

"gue baru pertama kali dengerin orang jelasin kajian sampah kaya tadi" ucap nya sengan senyum sinis. Hati karina terasa terbakar, dia sangat tidak terima kajiannya di bilang sampah. Bahkan pak tanto sebagai dosennya pun tidak sampai mengeluarkan kata-kata tersebut padanya. Sebelum Karina sempat marah-marah Auriga langsung berujar lagi. "gue ga bisa selametin kajian macam itu, lebih baik lu ulang dari awal". Tidak terima Karina naik pitam dan menggebrak meja, mengundang berbagai pasang mata menuju ke arahnya. Karina tidak peduli dia langsung menunjuk Auriga dengan nafas memburu "lu siapa sih berhak ngatur tugas gue? Lu tuh di tunjuk buat jadi mentor bukan buat hina-hina gue". Dengan tenang Auriga berkata "ini gue lagi mau bantu lu ko, sekarang lu pikir, gimana mau lulus mata kuliah tata surya kalau tugas awal kajiannya nya kaya gini, lagi pula apa yang gue bilang bener ko, gue yakin orang-orang yang baca tugas lu bakal bilang hal yang sama, Cuma mereka ga tega aja bilangnya. Tapi buat penilaian gue, gue nilai apa yang gue liat, dan menghargai apa yang gue pelajari. Lagi pula gue yakin lu ngerjain tugas itu tanpa ada sumber dan sekali kebut semalam kan? Jadi ga salah dong kalo gue bilang sampah?" ucap Auriga dengan smirk menyebalkan di muka nya.

Awalnya karina sudah emosi tapi mendengar penuturan Auriga yang bilang tugas nya hanya dikerjakan sekali kebut dia jadi sadar bahwa apa yang diucapkan Auriga itu benar. Ia memang mengerjakan tugas sekali kebut semalam tanpa ada dasar buku atau literatur ilmiah lain, dan bermodalkan google. Karina yang awalnya mau marah jadi ia urungkan, karena kalau dia tidak bisa berdamai dengan Auriga maka matilah dia dimata kuliah tata surya ini. "yaudah jadi gue harus gimana?" karina menjawab dengan nada ketus.

"ya seperti yang gue bilang tadi, ulang dari awal, gue juga udh baca ko kajian lu lewat data yang pak tanto kirim, dan gue udh bilang ke dia kalo kajian lu ga bisa diselamatkan. Lu di kasih waktu tiga hari buat benerin dan gue bakal nilai kelayakan kajian lu" ujar Auriga santai.

Karina hanya bengong mendengar penjelasan Auriga yang mengatakan bahwa dia dikasih waktu tiga hari saja untuk membuat kajian tersebut. "lu gila ya, ini tugas satu bulan lu bilang gua harus selesain dalam waktu tiga hari? Lu mau bunuh gue??"

"denger ya, kalau bukan karena penjelasan gue pak tanto kaga bakal mau ngasih lu waktu buat ngerjain tugas lagi, dan udh ancang-ancang buat ga ngelulusin lu. So leave it or take it, kalo masih mau gue mentorin denger apa kata yang gue bilang" ucap Auriga final tanpa ada belas kasihan.

Ya tuhan salah apa sih karina selama ini? Apa karena sering boong sama papa nya waktu dia suka izin ngerjain tugas kelompok, padahal nonton konser? Ingin menangis pun percuma dari pada ia harus mengulag mata kuliah lagi sebaiknya ia turuti saja apa kata Auriga karena ia tidak bisa lagi menambah SKS untuk di ulang. IP semester tiga nya kecil dan itu juga sudah penuh dengan mata kuliah yang dia ulang di semester 2. Dengan terpaksa karina hanya bisa pasrah dan berjuang sampai berdarah-darah demi tugas ini.

"yaudah, gue harus mulai dari mana nih?" ucap karina dengan nada kesal. Auriga yang mendengar hal itu langsung menghentikan aktivitas nya yang sedang mengetik "sebentar gue tanya, nama lu siapa?" ucap Auriga dengan senyum aneh yang di paksakan.

"Karina Andrea Hammal" ujar karina menyebut Namanya beserta nama tengah dan nama belakang.

"oke mammal, pertama saat lu bikin kajian lu harus tau dulu lu mau bahas topik apa, ini kan topik udh di kasih ya, batasannya juga udh di terangin, lu masih nanya harus mulai dari mana?" ucap Auriga masih dengan senyum aneh dan tatapan heran.

"hammal ya bukan mammal! Jujur aja gue..masih bingung kalau di suruh bikin kajian" ucap karina pelan.

Auriga hanya melongo, ia tidak habis pikir, jangan kan mau menghasilkan kajian yang bagus, membuat kajian saja Karina tidak bisa. "kalau kaya gini mending lu cari mentor lain dah, gue Cuma mahasiswa bukan guru les astronomi" ujarnya sambil hendak membereskan meja nya dan bersiap pergi.

Karina yang melihat itu langsung menahan lengan Auriga "plisss winaaa jangan gituuu gue gamau ngulang matkul pak tanto, tolongin gue ya pliss gue gamau lebih lama mendekam di jurusan ini gue mohon" ucap karina sambil memejamkan mata memohon pertolongan Auriga.

"wina? Siapa wina?" ujar Auriga bingung.

"wina itu elu winata hehe, abis lu mirip tante gue yang Namanya wina bawel mana jutek lagi" cengir karina.

"sinting, lepas ah gue gamau jadi mentor lu" kata Auriga hendak melepaskan tangan karina.

"plissss winaaa tolongin gue yaaa, Cuma lu harapan gue satu-satunya" - Karina

Melihat itu Auriga jadi tidak tega juga, "yaudah gue bakal kasih lu contoh kajian gue, hanya untuk lu liat pola dan gimana cara mengambil subjek untuk kajian dan gimana lu eksplorasinya." Mulai dari situ Auriga mulai menjelaskan bagaimana Langkah untuk membuat kajian yang sesuai dengan topik dan bagaimana mengeksplorasinya tanpa keluar dari konteks.

"nah udh ngerti kan lu sekarang tinggal cari literatur nya, minimal tahun 2017. yang artinya dari 2016 ke atas udah ga bisa lagi di jadikan dasar, dan kalau mau karya ilmiah orang paling lama di tahun 2019, ngerti?" -Auriga.

Karina hanya mengangguk-ngangguk saja walau dia tidak terlalu paham juga tapi setidaknya dia tau apa yang harus dikerjakan. Sisa waktu ia gunakan untuk mencari literatur di perpustakaan. Seskali ia menanyakan pada Auriga soal kajiannya tersebut. Karina setuju untuk memulai dari awal, walau dengan catatan dia harus rela lembur dan begadang atau bahkan tidak tidur.

To be Continued

Destiny ConstellationWhere stories live. Discover now