2. Orion di Langit Utara

153 22 4
                                    

Jurusan astronomi adalah sebuah jurusan yang mempelajari soal tata surya, benda luar angkasa dan segala hal yang selalu dipertanyakan oleh manusia soal eksistensinya di dunia. Semakin manusia mencari semakin banyak pertanyaan yang membuat mereka mempertanyakan keberadaannya. Tapi ada kalanya tidak semua pertanyaan perlu di jawab bukan?

Menurut survey jurusan astronomi menempati urutan ke-6 dalam jurusan paling susah untuk di jadikan study berdampingan dengan Teknik arsitektur dan biologi molekul di urutan satu dan dua. Tetapi jurusan astronomi juga menempati peringkat pertama dalam jurusan paling neraka. Bagaimana tidak inti dari astronomi adalah matematika, fisika dan kimia. Bila di SMA kamu berhadapan dengan integral saja sudah mau muntah, di astronomi integral nya bisa beranak pinak sampai tingkat 3. Jurusan astronomi juga adalah salah satu jurusan langka, satu-satunya kampus yang menyediakan jurusan ini hanya ada di sebuah kampus di kota Bandung yang terletak di Jl. Ganesha no 10 itu. Berada dinaungan fakultas MIPA orang-orang yang masuk jurusan ini hanya dikenal sebagai mahasiswa nolep yang kerjanya bulak balik neliti langit, kadang anak Teknik suka bilang "lu neliti angkasa bisa bikin langit ujan duit ga sih?" ya ya anak Teknik dan semua ilmu praktis nya menganggap study ini hanya buang-buang waktu. Masuk kampus ini bukan hanya susah masuknya tapi susah juga keluarnya, nah loh serba salah kan tuh. Banyak orang yang bilang kuliah di kampus ini terutama jurusan astronomy itu seperti survival kehidupan hanya orang-orang terpilih dengan kekuatan fisik dan mental lah yang sanggup keluar hidup-hidup. Udah susah study nya pas lulus Cuma dapet gelar S.Si atau sarjana sains. Lagi-lagi kalo kata anak Teknik "lulus Cuma jadi orang lab ya lu pada?".

Tapi kadang ada hal yang tidak bisa orang luar mengerti, dan hanya anak astronomy lah yang mengerti. Bagaimana jaman dahulu orang-orang bergantung hidupnya pada rasi bintang, sebelum ada kompas, sebelum ada BMKG, dan sebelum ada teori tata tanam dan pertanian Sebagian besar orang di belahan dunia manapun mengandalkan pembacaan rasi bintang. Bahkan sampai sekarang pun beberapa pelauit dan militer juga mengandalkan rasi bintang. Belajar astronomy bukan hanya soal tata surya dan tetek bengek tapi juga belajar soal eksistensi manusia dimuka bumi ini. Kalau kata pak Arbani salah satu dosen Astrofisika bilang "kita itu ibaratnya ilmu bidan tapi bidan nya luar angkasa, kita belajar soal lahir dan matinya sebuah bintang dan lahirnya sebuah galaxy, dimana dari situ kita makin paham betul arti kehidupan dan kematian". Intinya semua ilmu didunia ini memiliki makna dan tujuannya masing-masing.

Setiap bintang itu memiliki orbitnya sendiri-sendiri, kadang mereka berhenti disatu titik dimana mereka gatau harus kemana dan terhisap ke satu dimensi atau orbit lain, dan fenomena ini di sebut Black Hole. Dan saat ini karina rasanya sedang berada di Black Hole itu, dia gatau dia dimana, dia siapa sedang berbuat apa. Karena di sini lah karina di ruangan dosen sedang diceramahi habis-habisan soal tugas kajian di mata pelajaran Tata Surya. "sekali lagi saya bilang astronomi itu ilmu eksak, makanya dia masuk ke MIPA buka FSRD, ini kajian kamu ko modelannya kaya karya cerpen yang di bikin ilmiah sih." Ujar pak Tanto dosen mata kuliah Tata surya semester 4. "kamu kalo gini terus bisa ngulang semua mata kuliah Karina!" Karina hanya bisa menunduk dan merutuki kebodohannya. Sebenarnya IP dia di semester 1 dan 2 tidak terlalu buruk karena di satu tahun pertama kampusnya hanya belajar TPB atau Tahap Persiapan Bersama, dimana dia hanya belajar ilmu-ilmu dasar pendukung yang akan menunjang study dia di semester selanjutnya. Di Prodi Astronomi ini ada 144 SKS wajib yang harus di ambil dan 36 SKS nya adalah TPB. Mungkin karena basic karina masih oke-oke saja mengkuti pelajarannya. masuk ke semester 3 dia makin berasa kaya masuk ruang antar dimensi yang kabur. Kaga ngerti bos, niat hati mau jadi pakar ramalan bintang, tapi ngeramal nasib di tempat kuliah aja ga bisa. Dan di sini lah dia jadi mahasiswi palin bego yang gatau harus belajar apaan. IP semester terakhir dia Cuma dapet 2,5 itu juga Sebagian hasil ulangan remedial hasil belas kasih dosennya karena Karina anak yang baik. Habis di ceramahi dan tugas kajiannya di tolak mentah-mentah pak Tanto bilang ke karina buat dibimbing mentor "kalo kaya gini terus kamu kayanya perlu mentor rin" mendengar hal itu karina sedikit aga gembira karena dia merasa klo dia ada sedikit harapan di jurusan neraka ini "minggu depan kamu temuin yang Namanya Auriga di kelas A, nanti saya akan bilang sama dia kalo ada mahasiswi yang butuh bimbingan dia. Nilai tugas kajian dia sempurna, saya aja kadang mikir kalau saya ga mungkin tuh kepikiran kajian kaya gitu" mendengar nama Auriga karina mungkin tidak asing. Si mahasiswa unggulan yang di gadang-gadang akan jadi mahasiswa lulusan terbaik se FMIPA. "yaudah kamu boleh pulang, inget ini tugas kerjain minggu depan kita kuis" denger itu karina yang seneng udah boleh pulang jadi lemes lagi.

Keluar dari ruangan karina udah di tungguin sama dua bestie nya si jijel dan ningnung or ningning "gimana rin?" kata jijel membuka percakapan "huaaaa pusing gueeee mau nikah aja sama om" kedua bestienya ketawa tapi kasian juga ke bestienya ini "kan dah gue bilang itu kajian tuh dasar nya harus jelas, lagian lu nulis apaan sih itu kek cerpen untung aja kaga ada tokohnya kalo ada udh gue kira itu cerpen beneran" kata ningnung menasehati, "hah iye iye mau baca berbagai dasar klo emng otak gue kaga ngarti mah percuma" kata karina frustasi "terus jadinya gimana?" jijel mulai kepo, "gue di suruh temuin mentor buat tugas ini" kata karina sambil berjalan menuju parkiran motor "oh ya? Siapa tuh mentornya?" tanya ningning penasaran "minggu depan gue di suruh ketemu Auriga, orangnya yang mana lagi gue kaga tau" ningning dan jijel membelalakan mata "lu? Lu gatau rin yang Namanya Auriga yang mana?" ucap jijel tidak percaya, "ya emang dia siapa sih ampe gue harus tau", ucap karina sambil memasang helmnya, "bukan siapa-siapa sih, tapi gue denger anak nya galak minta ampun, mulutnya pedes udah ngalahin sambel ayam bakar si bungsu depan kampus hehe" ujar ningning yang naik ke boncengan motor jijel. "makanan terus pikiran lu" ucap jijel menggeplak paha ningning yang udh duduk di motornya, "ya gimana yak laper gue kelamaan nungguin jamet satu ini di ceramahin dosen" ucap ningning sambil nyengir

"gue kaga jamet ya sat!" Karina tidak terima dibilang jamet, tapi emang dia jamet sih mau gimana lagi.

"iyain" ucap jijel dan ning ning bersamaan. "gue ga peduli lah dia galak kek baik kek yang penting gue ga ngulang ini mata kulian, sepet gue liat pala botak pak tanto kelamaan klo ngulang" ucap karina sambil melajukan motornya menuju kosan. Karina memang sudah Lelah belajar sendiri karena kalau meminta teman-teman nya mengajari mereka juga udah pusing sama tugas nya masing-masing jadi karina pun segan meminta bantuan. Di tawari opsi mentor otomatis karina senang karena setidaknya dia bisa mengandalkan mentornya ini untuk di tanya-tanya karena jujur saja dia benar-benar buta akan mata pelajaran ini. Hari itu karina hanya berharap kalau mentornya ini bisa jadi Orion di langit utara nya.

To be continued

Destiny ConstellationWhere stories live. Discover now