30. Her First Love

59 12 0
                                    

Setelah shooting di Boscha selesai, Karina tanpa pikir panjang langsung meluncuru untuk pulang ke Jakarta. Ia tidak bisa berlama-lama bertahan di tempat Bandung, karena luka lama nya perlahan mulai berdarah kembali. Di tambah sang penggores luka pun berada di sana. Interaksi singkatnya dengan Auriga tidak di sangka mempengaruhi mood nya. Untung nya sesuai perjanjian dengan Bang Tito, ia bisa mendapat cuti sekaligus liburan ke Bali. Selama perjalanan ke Jakarta Karina memilih untuk tidur dan untuk sesaat melupakan semua peristiwa hari itu.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya Karina di bangunkan oleh sang asisten karena sudah sampai ke unit apartement nya di daerah Jakarta Selatan. Setelah berpamitan, Karina pun langsung menaiki elevator menuju unit apartementnya dan segera membersihkan diri. Jam sudah menunjukan pukul 21.00 saat ia keluar dari kamar mandi, karena merasa masih ada waktu untuk bersantai ia berniat untuk menonton film di aplikasi tu-dum. Sekian lama memilah-milah Karina belum juga tertarik dengan pilihan film di aplikasi tersebut. Pada akhirnya ia putuskan untuk menyelesaikan novel yang baru ia baca separuh. Karina pun beranjak menuju kamar nya dan berjongkok di hadapan sebuah rak buku berukuran sedang. Saat sedang fokus mencari buku yang ingin ia selesaikan, tanpa sengaja ia menemukan satu album foto. Ia bahkan tidak ingat kalau ia memasukan album itu ke dus pindahan saat ia memutuskan untuk keluar dari rumah sang ibu.

Karena penasaran akhirnya ia mengambil album foto tersebut. Saat membukanya Karina sempat terkejut, album itu adalah album khusus dirinya. Ia teringat kalau dirinya dan sang kaka masing-masing mempunyai album khusus yang mendokumentasikan kehidupan mereka dari awal lahir. Pada halaman pertama ia melihat foto dirinya yang baru lahir, mengenakan baju putih pemberian rumah sakit, Karina tersenyum bangga karena ia sadar kalau dirinya sudah sangat cantik dari kecil. saat membalik halaman berikutnya, terpampang foto dirinya saat masih berumur bulanan sampai satu tahun. Di sana ia menganakan pakaian tradisional Korea, mungkin saat foto ini di ambil ia dan keluarga nya sedang liburan ke negara tersebut. Karina jadi ingat saat masih kecil keluarganya sering sekali traveling ke luar kota atau keluar negeri. Semakin bertambah dewasa syarat liburan ini menjadi makin susah, misalnya ia dan sang kaka harus mendapat nilai bagus dulu atau rangking agar bisa dapat hadiah jalan-jalan. Karina tersenyum saat mengingat ia dan sang kaka jadi rajin belajar karena di janjikan akan liburan ke Jepang kalau mereka berdua bisa masuk peringkat lima besar. 

Berlanjut ke halaman berikutnya di sana menampakan sosok dirinya yang mungkin berumur enam atau tujuh tahun sedang memegang sertifikat dan medali untuk suatu kometisi, bila di ingat-ingat mungkin saat itu ia memenangkan lomba modeling. Tanpa ia sadari sebenarnya bakat model nya sudah terbentuk dari ia masih kecil, namun ia tidak terlalu menganggap serius hal tersebut sehingga hanya menjadikannya sebagai hobi semata.

Saat melihat foto berikutnya, hati Karina mencelos. Dihalaman tersebut terlihat foto-foto nya dengan sang ayah. Dalam foto itu terlihat sekali kalau Karina sangat mencintai sang ayah. Ia teringat kalau ia dan sang ayah itu sangat dekat, bahkan bisa di bilang kalau Karina itu anak ayah banget. Mungkin karena sang ayah bekerja sebagai pengusaha kuliner yang tidak perlu selalu stay di kantor, menjadikan sang ayah lebih sering di rumah dan berinteraksi dengan anak-anaknya. Namun pada saat itu Yeri yang lebih senang aktivitas outdoor lebih sering menghabiskan waktunya bersama teman-temannya dari pada di rumah. Hal itu menyebabkan sang ayah dan Karina lebih sering menghabiskan waktu bersama berdua. Tidak Karina pungkiri kalau sang ayah lebih memahami dirinya dari pada sang ibu.

Lalu Karina melihat satu foto dirinya dan sang ayah memegang sebuah piala. Dalam foto itu sang ayah memeluk nya dari belakang dan Karina tersenyum lebar sambil memegang piala. Ia ingat kalau itu adalah lomba tentang kekompakan ayah dan anak. Karina tersenyum getir bila mengingat bahwa ia dan sang ayah sangatlah dekat. Bagi Karina sang ayah adalah cinta pertama nya seorang panutan yang sangat ia cintai dan sayangi. Mungkin karena itu juga lah ia menjadi sangat marah ketika mengetahui bahwa, orang yang sangat ia percaya bisa melukai nya sedalam itu. 

Destiny ConstellationWhere stories live. Discover now