[End] Unexpected - Jaemjen

01. Unexpected

Warning! Jaemjen area!!
Jangan salah lapak, kawand.

....

Jeno menyisir rambutnya, menata agar rapi sekalian memijat kepalanya yang pening akibat jambakkan tak manusiawi dari Jaemin.

Ia menghela nafas, dilepasnya kacamata bulat dan diletakkan di samping wastafel. Ia melihat pantulan dirinya pada cermin, rambut poni menutupi dahi membuat penampilan tak menarik semakin menjadi dengan perpaduan kacamata.

Belum lagi beberapa dari orang mempertanyakan gender keduanya yang sebenarnya--Seorang Omega ataukah Beta--kerena feromonnya hampir tak pernah ada yang mencium, bagi sebagian orang mengira ia bisa mengendalikan feromon seperti yang Beta lakukan.

Selama ia bersekolah disini selalu saja ada yang ingin mencari masalah, paling tidak ia akan menjadi sasaran kejahilan murid lain. Diolok-olok, dikatain bahkan disuruh-suruh.

Ia tentu menolak diperlakukan begitu, namun kebanyak dari yang merundung adalah alpha membuatnya tak bisa berkutik ketika mereka mengeluarkan feromon menyengat.

Jeno mengacak-acak isi dari tas ranselnya, mencari botol kecil obat yang selalu di konsumsi. Obat itu berbentuk pil warna biru tanpa air ia meneguknya.

"Sampai kapan gue harus begini?" Monolog-nya sambil menunduk dalam.

***

"Anjing! Ngapain Lo disini!" Jaemin mencak-mencak mendapati kehadiran Mark yang masuk dalam bilik toilet yang akan dipakainya.

"Diam dulu Jaem. Darurat!" Mark mendorong Jaemin masuk dalam bilik toilet lalu menutup pintu serta mengunci.

"Gue lebih darurat! Minggir Lo!" Jaemin mendorong Mark menjauh dari tubuhnya.

"Mark ...?" Panggilan lirih itu membuat Jaemin maupun Mark terdiam. Mereka saling berpandangan dengan pendengaran tajam.

"Mark lu dimana? Kok lari sih liat gue?"

Jaemin maupun Mark jelas mengenal suara dari Haechan, seorang omega yang terus menempeli Mark dan menggoda Jaemin juga renjun.

"Mark, udah yuk main ginian. Lebih baik lu main sama gue, janji deh gak nangis."

Mendengar itu Mark merinding tiba-tiba entah karena apa. Jaemin sendiri geram ditempat, ini Mark ngapain coba larinya kesini.

Haechan memejamkan mata menghirup dalam feromon yang mungkin saja tercium. Senyumannya terbit begitu mendapati dua aroma feromon yang dikenalnya.

Haechan memeriksa dan membuka satu persatu bilik toilet. Hal itu membuat Jaemin maupun Mark was-was.

"Sial, kalau aja Haechan bukan adik dari Jaehyun, udah habis di tangan gue!" Gerutu Jaemin, keningnya mengerut kesal.

Jaehyun memang seorang alpha yang disegani dan dihormati, ia akan sangat kesal dan marah jika ada yang mengganggu Haechan.

Haechan sudah di depan bilik terakhir, dimana Jaemin dan Mark berada. Saat tangannya memegang gagang pintu dan ingin membukanya suara lain mengintrusi, "Haechan, lo dipanggil Jaehyun."

Haechan menoleh mendapati keberadaan Renjun, ia berdecak sebal. "Jangan--"

Belum selesai lagi Haechan berbicara, pintu bilik di depannya terbuka, Jaemin keluar dari sana dengan langkah lebar dan menabrak Haechan sampai tersundul ke dinding.

"Aduh!"

Jaemin pergi tanpa mendengar panggilan temannya, ia melewati koridor yang terdapat beberapa murid.

Feromonnya menguar menarik perhatian setiap orang yang di lewati. Jaemin sudah biasa menjadi pusat perhatian.

"Jaemin! Tunggu!"

Jaemin menoleh lalu berdecak, mukanya sudah di tekuk kesal. "Ngapain ngikutin gue, sih!"

Akhirnya pemuda Na itu berlari menghindari kejaran Mark yang di kejar Haechan pula dibelakang.

Ia berniat pergi ke Rooftop jadi melewati lorong sepi, tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang. Begitu di lihat, rasa kesalnya bertambah saja.

Di raihnya kerah baju pria yang bertabrakan dengannya sampai berdiri. "Lo cari masalah mulu sama gue! Kacamata lo kurang besar, hah!" Geram Jaemin menarik kerah baju Jeno sampai jarak diantara mereka minim.

Padahal disini, Jenolah korbannya. Jaemin yang menabrak sampai ia terpental kelantai. Meski Jeno juga bersalah karena terlalu fokus dengan kegiatan membaca hingga tak dapat menghindar sampai mereka bertabrakan.

Jeno sama sekali tak berani menatap wajah apalagi mata Jaemin. "Ma-maaf," cicitnya dengan suara kecil.

Jaemin berdecak, dari jarak dekat begini ia dapat melihat kulit wajah Jeno yang mulus dan seputih susu. Wajahnya dibalik kacamata memang terlihat manis apalagi hidung mancungnya yang menambah nilai plus.

Hanya saja yang ia herankan kenapa tak mencium setitikpun aroma feromon dari Jeno, meski Jeno sekalipun seorang Beta seharusnya samar-samar Jaemin dapat mencium feromonnya.

"Jaemin!!"

Jaemin tersadarkan oleh panggilan Mark diujung lorong sana yang ingin menghampirinya. Ia mengumpat dalam diam, masih aja dikejar-kejar.

Kemudian beralih pada Jeno di depannya. "Gue lagi ngomong sama Lo! Tatap mata gue!"

Jeno perlahan membawa pandangannya pada Jaemin, pemuda Na tersentak melihat netra coklat bening milik Jeno, saking beningnya ia bahkan dapat melihat bayangan wajahnya di kedua mata itu.

Jeno menarik nafas berat, hidungnya memerah. Jujur, Jeno tak tahan jika terus berdekatan dengan posisi begini. Feromon Jaemin begitu mengganggu penciumannya.

Tapi itu semua disalah artikan oleh Jaemin, pemuda Na itu mengira jika Jeno begitu karena ingin menangis. Jadi dia melepaskan cekalannya.

"Dasar cengeng!" Lalu pergi dari hadapan Jeno begitu keberadaan Mark dan Haechan dekat dengan mereka.

Selepas kepergian Jaemin dan di kejar oleh Mark dan juga Haechan, Jeno mengusap hidungnya yang memerah berulang kali lalu memegangi dadanya yang berdetak kencang.

"Alpha ... " Lirihnya melihat kepergian Jaemin.[]

<=== Unexpected ===>

Note :

Kurasa gak perlu jelasin satu persatu apa itu alpha, Beta ataupun omega. Karena kurang lebih sama aja kek penjelasan kebanyakan.

Hanya saja disini ada penambahan dari penjelas di Beta yaitu ;

• Beta memiliki kelebihan yang tidak dimiliki dua subgender lainnya; yaitu mengontrol feromon mereka sendiri. Feromon mereka juga dapat berfungsi sebagai penenang untuk alpha dan omega yang sedang dalam siklusnya.

01-06-22