Penutup : Lose

10.9K 789 40
                                    

Donghae berjalan cepat di lorong rumah sakit, perasaannya kacau, was-was dan khawatir.

Ia masuk ke sebuah ruangan tanpa permisi, disana ada beberapa orang, 1 dokter 2 perawat 4 penjaga suruhannya lalu Tifanny bersama asistennya yang duduk di sofa sedang menangis.

Pasien yang baru sadarkan diri itu langsung di cengkram kuat oleh Donghae membuat orang-orang yang disana terkejut serta melerai dan menenangkan Donghae.

"Tolong jangan berbuat kasar dengan pasien, beberapa bagian tubuhnya mengalami cidera parah," ujar Dokter memperingati Donghae.

Dua penjaga menahan Donghae, keadaannya sangat kacau. Matanya memerah menahan tangis, emosi didalam dirinya membeludak ingin menghancurkan sekitarnya.

Ia kehilangan anak satu satunya, anak yang ia jaga dan tidak boleh ada yang menyakiti selain dirinya.

Anak yang selama 18 tahun ini selalu ada di sekitarnya, sering menatapnya takut-takut dan mendapat pukulan jika tidak mematuhi perintahnya.

Ia tak menyangka jika perpisahannya dirumah sebelum Jeno pergi menuju bandara adalah pertemuan terakhir.

Jika saja Donghae bisa mengulang waktu, mungkin ia sendiri yang akan mengantar putranya pergi langsung ke Dubai dengan selamat.

Setelah merasa dirinya tenang, Donghae kembali menghadap pasien yang ternyata adalah supir yang mengantar Jeno ke bandara.

"Kenapa kau tidak menjaga putraku dengan baik?!" Donghae mengatur nafasnya agar dadanya tidak terasa begitu sesak oleh perasaan kecewa dan kehilangan, "sekarang jelaskan! Siapa orangnya!" Desak Donghae.

"Aku sudah menunggu sebulan lamanya."

Si supir yang diperban dibagian kepala, tangan kanan juga lututnya itu berusaha berbicara menjelaskan rentenan peristiwa yang dialaminya sebulan yang lalu.

"Se-sebenarnya ... "

[Flashback on]

Mobil yang Jeno tumpangi awalnya berjalan dengan baik, tidak ada kendala.

Sang supir yang tengah mengemudikan mobilnya dibuat terkejut tiba-tiba ada sebuah mobil menyelip didepannya dan berhenti.

TIN! TIN~

Crit!!

Dengan cepat rem diinjak, tapi karena jarak yang dekat dan mendadak ngerem, alhasil mobilnya tetap menabrak mobil didepannya, meski tidak parah hanya merusak bagian depan mobil.

"A-ada apa?" Ujar Jeno shock dengan apa yang baru dialami, untung ia menggunakan sabuk pengaman.

Jeno memandang mobil didepan lalu membulatkan mata. Belum sempat ia berbicara, pemilik mobil didepan keluar lalu mengetuk kaca si supir.

Karena balon pelindung yang luar dari setir untuk melindungi pengendara mengembung, mau tak mau si supir keluar sekalian mau memarahi orang itu.

Bugh!

Baru saja membuka pintu, supir itu langsung diseret keluar dan dihajar habis habisan di bagian wajah, ia tak sempat membalas karena melindungi kepalanya.

Si supir diinjak-injak saat berbaring di aspal meringis kesakitan merasakan tulang-tulang diwajahnya retak dipukuli.

Melihat kebrutalan itu, Jeno keluar untuk menyudahi. "Jaemin! Hentikan! Jangan Jaemin, supirku bisa mati!" Jeno menarik perut Jaemin agar berhenti menginjak-injak supirnya.

Setelah berhasil menjauhkan Jaemin, sang alpha tampak mengatur nafas yang memburu. Lalu melepas dan memeluk tubuh Jeno erat.

Seperti orang yang sudah terpisahkan lama, Jaemin melumat bibir Jeno dalam, menahan tengkuk omeganya agar tak banyak gerakan ketika ia menyapa rongga dalam mulutnya.

[End] Unexpected - JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang