02. Unexpected

11.7K 1.3K 38
                                    

Warning! Jaemjen area!
Jangan salah lapak, kawand.

Warning! Jaemjen area!Jangan salah lapak, kawand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Jeno pulang," ucap Jeno begitu masuk kedalam rumahnya, di ruang tengah ada ayahnya yang tengah duduk membaca koran.

Jeno membungkukkan badan pada sang ayah sebelum pergi ke kamarnya yang berada diatas, itu sudah kebiasaan sejak kecil.

Lee Donghae, ayah Jeno hanya melirik tanpa minat lalu membenarkan koran yang dibaca. Saat Jeno beranjak ayahnya langsung berdiri dan marah secara tiba-tiba.

"Kau tidak meminum obatmu!"

Jeno menegang ditempat mungkin karena terkejut, ia berbalik menghadap sang ayah dengan kedua tangan saling meremas. "Sudah ayah," jawabnya sambil menunduk, feromon pekat yang dikeluarkan ayahnya membuat Jeno takut. Ayahnya benar-benar marah.

Donghae mendekat dan berdiri tepat di depan Jeno yang sudah bergetar. Aroma khas Honeysuckle milik Jeno samar tercium oleh penciuman tajam Donghae.

"Berani berbohong pada Ayah!" Donghae melayangkan pukulan pada Jeno hingga pemuda Lee jatuh terhempas kebelakang. Ia meringis nyeri pada area rahangnya yang kena hantaman sang ayah.

Dari lantai atas Tiffany--sang ibu langsung turun mendengar kegaduhan. "Ada apa ini? Astaga! Jeno!" Tiffany menghampiri anaknya yang tengah kesakitan.

"Sudah berani membangkang?! Siapa yang mengajarkanmu berbohong!" Murka Donghae, ia tak suka mencium feromon dari Jeno yang mulai menguar karena ketakutan yang dirasakan. Ia benci mencium aroma manis itu.

Donghae ingin kembali memukul Jeno namun Tiffany menahan dan memeluk Jeno erat, tak lupa juga ia mengeluarkan feromonnya untuk menenangkan amarah sang suami.

"Sayang, jangan begini."

Sedikitnya Donghae bisa tenang, ia berkacak pinggang membuang muka kearah lain. Tiffany mengelus kepala Jeno yang berada di dekapannya sedang ketakutan, untung saja aroma feromonnya bisa mengurangi tekanan dari feromon Donghae yang menyengat.

"I-ibu..." Lirih Jeno.

Tiffany mencium kening sang anak, menepuk pundaknya. "Kau tidak meminum obatmu?" Tanya lembut ibunya.

Jeno menggeleng. "Aku meminumnya satu pil seperti biasa," jawab Jeno diantara ringisan sakit ketika menggerakkan rahang.

"Kalau begitu tambahkan dosisnya!!"

"Ayah!!" Tiffany tak habis pikir dengan perkataan enteng Donghae, jika dosisnya bertambah maka efek sampingnya juga akan bertambah, ia tak ingin anaknya semakin tersiksa.

Cukup satu dosis membuat fisik Jeno melemah, ia tak mau membayangkan kemungkinan buruk yang terjadi.

"Jeno, ayo ke kamar. Sini ibu bantu." Tiffany memapah tubuh anaknya yang masih syok berat, meski ini bukan kali pertama Jeno mendapat kekerasan dari sang ayah.

[End] Unexpected - JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang