09.

12.2K 1.2K 97
                                    

Warning! Jaemjen area!!
Jangan salah lapak, kawand!

Warning! Jaemjen area!!Jangan salah lapak, kawand!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Selama 3 hari bersama Jaemin, hubungan mereka semakin dekat dan selalu melakukan hubungan intim setiap saat. Jaemin menunjukan sikap baik dan manis, bahkan manja.

Pemuda Na bahkan pernah beberapa kali merengek padanya, ketika Jeno tak mau melakukan apa yang dipinta. Namun, beda lagi ketika mereka sudah melakukan penyatuan, Jaemin terlihat begitu panas dan seksi malah Jeno sendiri yang merengek jadinya.

Ketika ingatannya kembali berputar dan mengingat bagaimana suara berat Jaemin yang menggeram menghujami lubangnya saja mampu membuat Jeno horny.

Jaemin memang berbahaya.

Jeno menghela nafas mematut diri di depan cermin kamar mandi, melihat pantulan dirinya yang mengenakan seragam sekolah. Heatnya sudah reda, dan kali ini ia akan masuk sekolah.

Ia masih dalam kebimbangan, apalagi tak membawa tas. Seingatnya, tasnya masih berada di kelas, ia berharap jika barangnya aman.

Pikirannya kembali terbawa pada pembicaraannya dengan sang ibu. Jeno meminjam ponsel Jaemin untuk menghubungi nomor Tiffany, karena hanya nomor ibunya yang Jeno ingat.

Untunglah sang ibu mau membantu dan mengerti walau ditanya ini itu, sedikit galak, meski ia tahu dari nada bicara sang ibu begitu khawatir pada keadaannya. Ya setidaknya untuk saat ini, mengingat ayahnya, Jeno jadi tak tenang. Respon Donghae yang paling ditakuti, membayangkan saja ia tidak mau.

"Kenapa lama sekali?" Jaemin datang-datang memeluknya dari belakang. Meletakkan dagu di pundak Jeno lalu memejam menghirup dalam feromon sang omega.

"Berubah pikiran untuk tidak sekolah?" Tanya Jaemin lembut mengelus punggung tangan Jeno yang ia genggam di depan perut.

Jeno menggeleng, tak ada alasan kuat baginya untuk tak bersekolah. Lagian heat nya sudah selesai, ia bukan tipe siswa pemalas yang enggan sekolah karena masalah yang mudah ditangani.

"Padahal aku masih ingin bermanja-manja denganmu, menghabiskan waktu bersama… " Jaemin mencium tengkuk Jeno, sebelah tangannya kini beralih meremas pantat Jeno. "... Dengan panas," sambungnya berbisik sengaja meniupkan udara hangat di tengkuk Jeno.

Tentu saja itu membuat pemuda Lee merinding, ia menggeliat dan menjauhkan diri dari Jaemin. Perlakuan Jaemin membuat tubuhnya meremang, mungkin efek sensitif selepas heat. "A-aku sudah siap!" Jeno berjalan keluar dari kamar mandi duluan meninggalkan Jaemin yang tersenyum tak jelas.

.

.

.

Seperti apa yang ia duga, begitu menginjakkan kaki di halaman sekolah, semua pasang mata mengarah padanya. Jeno merasa tak percaya diri apalagi tak ada kacamata yang biasanya selalu bertengger di hidungnya.

[End] Unexpected - JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang