15.

8.5K 695 18
                                    

Warning! Jaemjen area!!
Jangan salah lapak, kawand.

Warning! Jaemjen area!!Jangan salah lapak, kawand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Bugh! Bugh! Bugh!

"AYAH! AYAH TOLONG HENTIKAN!" Jeno bersimpuh di bawah kaki Donghae, memohon pada sang ayah untuk menghentikan anak buahnya yang kini tengah menghajar Jaemin yang meringkuk memeluk diri dari tendangan membabi yang dilayangkan.

Rasa sakit yang Jaemin alami dapat Jeno rasakan, rasanya lebih menyakitkan. Ia ingin berlari menghampiri dan merengkuh tubuh sang Alpha yang sudah babak belur.

Tapi sayang, tiga penjaga juga menghadangnya hingga sulit untuk bisa menghentikan ini. Satu satunya harapan jeno adalah sang ayah, ia tak mau sampai Jaemin mati dan meninggalkannya sendiri di dunia ini.

"Ayah ... aku mohon," wajah Jeno sudah penuh dengan linangan air mata, putus asa bersujud di kaki Donghae yang berkacak pinggang membuang muka ke arah lain.

Mata kelam pria yang memasuki awal kepala empat itu memerah dan berkaca-kaca, antara kesedihan dan amarah. Kepercayaannya sudah lenyap tergantikan dengan kekecawaan yang besar.

"Ayahh~" panggil Jeno lirih dengan suara pilunya, ia mendongak menatap Donghae sedih, mencengkram baju bagian dadanya sampai kusut. "S-sakit ayah~ tolong hentikan," pinta Jeno yang lalu menangis tersedu.

"Maafkan aku~ maafkan kami." Jeno memeluk kaki Donghae. "Ayahh~ kumohon, aku akan melakukan apa saja, apa saja ayahh. Tapi tolong hentikan."

Helaan Donghae terdengar, ia membungkuk mengelus kepala Jeno sayang. "Kau harus menuruti perkataan ayah," ujar Donghae yang diangguki cepat oleh Jeno, pemuda itu memegangi tangan sang ayah erat dengan sesenggukan tangis.

Donghae memberikan isyarat pada anak buahnya untuk berhenti memukuli Jaemin.

"Pergi dari kota ini."

Jeno tersentak diam, matanya membulat mendengar perkataan Donghae. Itu artinya ia akan jauh dari jaemin, bagaimana nanti kehidupannya tanpa sang Alpha.

"Ayah," Jeno ingin melayangkan protes keberatan, bagaimanapun mereka sudah terikat.

"Hanya untuk sementara waktu, kau masih terlalu belia untuk berumah tangga dan mengurus anak serta suami Jeno, kau masih 18 tahun, lulus sekolahpun belum, apalagi ingin mencapai cita-cita.

Itu juga akan membuat kalian menjadi dewasa dan mampu mengendalikan diri. Hidup ini berjalan tidak sesimpel yang kalian pikirkan, bertemu pasangan hidup dan bersama selamanya. Banyak yang harus dilakukan, kau masih ingat cita-citamu kan? Bagaimana tanggapan orang lain dan keluarga besar nanti? Apa kau hidup hanya untuk ini saja? Kalian masih terbilang remaja, emosi dan hormon masih belum matang, apa kau bisa menjamin kehidupanmu akan selalu bahagia dan manis hingga akhir? Apa kau yakin Jaemin tidak akan hilang kendali padamu dan berakhir menyakiti. Kau tidak ingat apa yang Jaemin lakukan padamu sebelum kalian menjadi pasangan?"

[End] Unexpected - JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang