Chapter 14 : Kalimat Persuasif

77 13 51
                                    

"Berharap tidak ada salahnya. Tetapi, mengharapkan datangnya kembali seseorang di masa lalu itu mustahil terjadi."
Ziva Amanda

Seolah kegiatan rutin, setiap malam Rachel selalu membaca buku, entah itu sekadar satu atau dua lembar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seolah kegiatan rutin, setiap malam Rachel selalu membaca buku, entah itu sekadar satu atau dua lembar. Suasana malam ini terasa berbeda, mungkin karena sedang musim hujan.

Rachel memegang pipi kanannya sambil menatap keluar jendela, tempat di mana tadi sore saat pipinya diperawani oleh Aldean.

"Ah, sialan. Pipi gue ... pacar bukan, deket enggak, ngapain lo seberani itu, sih? Dasar Tiang Al!"

Rachel menggosok pipinya dengan kasar sampai memerah. "Dulu aja gue pacaran sama Alam, gak pernah tuh dia sentuh gue apalagi sampe cium gue kayak si Aldean Sesat."

"Ngapain gumam-gumam sendirian?"

Rachel lantas menggeleng begitu Hanzo datang. "Enggak, lagi hafalin rumus aja, siapa tau besok ulangan ekonomi."

"Lo kayak anak ambis tau, Chel. Belajar, belajar, belajar. Lo gak ada niatan buat punya pacar, gitu?" tanya Hanzo duduk di tepi kasur. "Masa SMA lo keliatan flat-flat aja."

"Ye," jawab Rachel tak acuh dengan nada dingin.

Rachel memang selalu malas jika ada orang yang mengungkit-ungkit masalah yang berhubungan dengan 'pacaran'. Hal itu selalu mengingatkannya pada saat di mana dia menjalin kasih dengan Alam.

"Tadi yang nganterin lo siapa?"

Rachel memelotot tidak percaya. Jangan sampai Hanzo tahu bahwa Aldean juga mencium pipinya. Tetapi kenapa Rachel harus panik? Bukankah Aldean menciumnya secara tidak langsung? Aldean menghalangi dengan tangannya, bukan?

"Gue tau, dia Aldean, kan?"

"Abang kenal sama dia?" kejut Rachel dan Hanzo hanya menggedik tak acuh. "Yang bener, Bang?"

"Ada hal yang harus lo tau, dan ada juga hal yang gak harus lo tau." Hanzo beranjak sambil menepuk pundak Rachel sebanyak dua kali. "Tidur, udah malem. Besok ketemu Ayang, kan?"

Tak menggubris, Rachel mengerutkan kening begitu Hanzo menutup pintu kamarnya. Apakah Hanzo mengenal Aldean? Ah, ini terasa janggal.

***

Sudah lama sekali Geng Oncom tidak nongki di depan minimarket. Malam ini terlihat cukup ramai karena katanya ada pasar malam di dekat lapangan.

"Ceuek!" goda Abil menaik-turunkan alisnya begitu beberapa cewek melewati tongkrongan mereka. "Jadian, kuy!"

"Emang mereka pada mau sama lo?" cerca Alam mendelik jijik. "Genit aja bisanya, tapi pacar gak punya."

Abil menatap jijik Alam dari atas ke bawah, balas dendam. "Lo pikir hidup lo berguna? Nonton anime mulu percuma, gak bakalan nyata! Dasar wibu jomblo!"

✔. ₊ The Piyak AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang