Chapter 08 : Kami Bertiga

113 24 79
                                    

"Hal paling menakutkan adalah mendengar seruan kekalahan."
Lengkara Alam Pamungkas

"Sarah!" Rachel berlari mensejajarkan langkah dengan si cewek cantik berambut keriting panjang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sarah!" Rachel berlari mensejajarkan langkah dengan si cewek cantik berambut keriting panjang itu. "Kamu prakarya sekelompok sama Alam, kan?"

"Iya, Rachel, kenapa?"

"Kamu mau, gak, dituker sama Aldean?" tanya Rachel, sebelumnya dia merasa sedikit was-was.

"Emangnya kenapa?"

Rachel mengatupkan kedua tangan, memohon dengan puppy eyes-nya. "Sarah, aku bakalan berterima kasih banget kalo kamu bersedia tukeran anggota."

"Tapi, Chel, aku-"

"Ya Allah, Piyak." Aldean datang dari kantin, menggeleng kecewa terhadap kelakuan anak ayam-nya.

"Lo lebih milih si wibu ini dari pada gue?" tanyanya kemudian sambil menunjuk Alam dengan ekspresi kecewa.

"Astaghfirullah, Bro?" Abil menutup mulut dramatis, hatinya ikut tertusuk mendengar penuturan Rachel. "Sekarang pasti hati Aldean udah remuk redam."

"Gapapa, gue cogan, gue sabar." Aldean menggenggam tangan Abil sambil berpura-pura menahan tangisan.

"Lam, lo mau 'kan tukeran?" tanya Rachel, menatap Alam memelas.

"Enggak," balas Alam menatap Rachel dengan datar.

Rachel membelalakkan matanya. "Gue sama Sarah 'kan sama, kenapa gak mau?"

"Terus, gimana lo? Gue sama Aldean juga sama. Kenapa lo gak mau sama dia?" Alam memutar balikkan fakta. "Kelompok udah tetep, gak bisa diubah, semuanya dibagi rata. Bukan cuma lo yang protes, Gina sama Vio juga gak mau, tuh, sekelompok sama Hamdan."

Alam menarik tangan Sarah, kemudian membawanya masuk ke dalam kelas.

Rachel terkekeh tidak percaya, menutur pandang melihat Alam dan Sarah. "Ini yang gak gue pahami tentang lo, Alam," gumamnya.

Sebuah lengan berat berhasil mendarat di atas pundak Rachel, cewek itu mendongak dan menatap malas cowok yang lebih tinggi darinya.

"Abil! Foto-in kami bertiga," titah Aldean.

"Bertiga?" Abil mengerutkan keningnya.

Aldean mengangguk semangat, kemudian tangan kirinya membentuk sebuah finger heart. "Gue, Piyak, dan cinta kami," ucapnya, menatap Rachel dengan percaya diri.

"WIDIH ALDEAN BUCIN MULU!"

"DEKET IYA JADIAN KAGAK!"

"Mereka bisa dibilang friend-zone, gak, sih?"

"Gatau, mungkin goblok-zone?"

Rachel menghela napas sambil berkata dalam hati, "Kenapa harus lo? Semuanya jadi semakin rumit, Aldean."

✔. ₊ The Piyak AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang