Chapter 34 : Tiang Al dan Piyak

114 8 6
                                    

Rachel menatap ponselnya dengan nanar. Semalam, dia tidak bisa menghubungi Aldean. Rachel tahu, dia salah, dan dia akan memperbaiki semuanya sekarang.

Kata Abil, Aldean di rawat di rumah sakit karena kecelakaan semalam saat guru mengabsen. Apakah Aldean terluka parah? Rachel jadi merasa semakin bersalah.

"Abil," panggil Rachel menghampiri Abil.

Terlihat tidak suka, Abil pun menjawab dengan dehaman singkat tanpa mau menatap Rachel.

Rachel mengulum bibirnya. "Al-Aldean ... dia dirawat di mana?"

"Kenapa? Lo gak usah sok peduli sama dia," kata Abil ketus. Memang tidak salah jika Abil marah kepada Rachel. Abil tahu semuanya, tentang video itu dia juga tahu. Bukan hanya Yuna, Abil juga menyaksikan percakapan Rachel dan Alam dengan mata kepalanya sendiri di perpustakaan.

"Abil!" Rachel mencegah pergelangan tangan Abil, "Bil, gue pengen ketemu Aldean."

Abil terkekeh remeh. "Apa lo bilang? Pengen ketemu Aldean? Mau apa? Dengan hadirnya lo, Aldean malahan bakalan semakin menderita. Lo sadar gak, sih? Apa yang udah lo lakuin selama ini? Lo udah boongin dia, bahkan gue juga."

Rachel hanya bisa menunduk dan bungkam. Rachel tahu, dirinya benar-benar bersalah, tetapi ini adalah sebuah kesalahpahaman yang menjadi semakin besar-tidak, itu bukan kesalahpahaman, melainkan kesalahan Rachel.

"Percuma ngomong sama cewek brengsek kayak lo, Chel, lo cuma peduli sama perasaan lo sendiri," tutur Abil kemudian melenggang.

"Abil, gue tau gue salah," kata Rachel yang berhasil menghentikan langkah Abil, "Tolong kasih gue kesempatan buat nebus semuanya, gue mau selesein masalah ini!"

Genangan air di dalam pelupuk mata Rachel akhirnya berhasil lolos. "Abil, gue mohon sama lo ...."

***

"Aldean dirawat di ruangan 195, gue ada urusan, lo ke sana sendirian aja."

"Makasih banyak, Bil."

Sepeninggalan Abil, Rachel langsung masuk ke dalam rumah sakit, menyusuri koridor sambil melihat satu-persatu pintu rawat.

Langkanya berhenti tat kala dapati pintu dengan nomor 195. Rachel menghela napas besar terlebih dahulu. Rachel sudah siap dengan apa yang akan dihadapinya nanti. Rachel sudah siap jika Aldean akan melemparnya dengan sofa atau pun meja.

"Kenapa kamu bisa terjun ke sana, Aldean? Mama sama Papa khawatir kamu kenapa-kenapa," tutur seorang perempuan yang tak lain Yunita di dalam sana, hingga membuat Rachel mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

"Aku liat Mama ada di seberang jembatan," jawab Aldean dengan suara seraknya.

"Trauma kamu ternyata masih ada. Pasti kamu rindu lagi sama mama kamu, ya?"

Rachel mengerenyit heran. Mengapa Yunita berkata demikian, sedangkan dirinya sendiri ada di samping Aldean?

"Akhir-akhir ini Mama sering datang ke mimpi aku. Mama tau, kan, Rachel?"

"Rachel? Yang pas kamu pulang basah kuyup karena abis nganterin dia, ya?" tanya Yunita yang langsung diangguki Aldean, "Kenapa emangnya?"

✔. ₊ The Piyak AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang