05 • Tantangan.

377 69 11
                                    

Sudah hampir dua bulan semenjak Danny tahu bahwa Aruna telah bermain api dibelakangkannya. Selama itu pula Danny menutup segala akses komunikasi dengan gadis yang telah bersamanya sejak jaman masih berstatus mahasiswa baru. Sebisa mungkin Danny tidak mendengar suara Aruna atau bahkan saling bertatap muka. Rasa kecewa dan luka Danny belumlah pulih, terlebih si pemberi rasa menyakitkan itu adalah Aruna, seseorang yang sangat tahu jika Danny sangatlah membenci hal-hal yang berbau perselingkuhan.

Namun Aruna malah sama sekali tidak memahami atau lebih tepatnya pura-pura tidak peduli. Gadis itu masih saja terus berusaha menghubunginya seolah tidak terjadi apapun diantara keduanya, Danny tahu, Aruna berusaha untuk meminta maaf dan menjelaskan semua kesalahannya. Tapi Danny tidak membutuhkan semua itu. Aruna yang dulu sangat susah menyempatkan waktu berkunjung ke kantornya, justu sekarang sering wara-wiri hanya untuk bertemu Danny. Sudah jelas, hasilnya nihil. Danny punya banyak 1001 alasan untuk menghindar.

Aruna yang dulu juga jarang main kerumahnya pun kini beberapa kali berkunjung, sekali lagi, hanya untuk menemui Danny. Dan hasilnya? Selalu nihil karena Danny memutuskan tinggal di apartemen baru. Tidak ada yang tahu alamat barunya bahkan keluarganya sekalipun.

Namun sesering apapun Danny menghindar, Aruna terus maju mencari jalan agar mereka bisa bertemu. Seperti sekarang, Danny terpaksa pulang karena mengambil berkas meeting besok pagi yang tidak sengaja tertinggal di mobil Sang Ayah. Andai Travis mau mengantarkan berkas itu pasti dia tidak akan melihat melihat Aruna sedang mengobrol santai dengan anggota keluarganya di ruang tamu. Dalam hati Danny tersenyum sinis, bagaimana bisa Aruna masih bisa bersikap tanpa canggung sama sekali? Bagaimana bisa Aruna masih berani berusaha menampakkan diri dihadapannya setelah melukai kepercayaannya?

"Kamu mau langsung pergi? Ayo makan dulu bareng-bareng, mumpung ada Aruna."Clarissa langsung menghadang langkah kaki Danny dengan kalimatnya, begitu melihat anak sulungnya telah keluar dari ruang kerja sang suami.

"Kamu sekarang tinggal dimana Dan?"Hananta, selaku kepala keluarga Andikarukma bertanya. Dilipatnya koran yang dari tadi dia baca, netranya mengisyaratkan agar Danny duduk terlebih dahulu.

Sembari menghela nafas, Danny menurut untuk duduk sejenak. "Nanti Danny kasih tahu, Maaf Ma tapi Danny buru-buru, kerjaan masih banyak."

"Lo sama Kak Aruna berantem ya? Dari kemarin tingkah kalian berdua aneh."Tanya Travis to the point, akhir-akhir ini dirinya merasa heran dengan Danny yang tiba-tiba sok sibuk, susah dihubungi dan Aruna yang selalu bertanya kepadanya perihal kabar Danny. Padahal gadis itu bisa bertanya langsung pada sang kakak, kan?

"Kalo bener ada masalah, diselesain. Jangan menghindar, udah pada gedhe, udah ngerti sifat masing-masing."Hananta menuturkan nasihat.

"Papa dan Om Kainan, gimana? Udah gedhe, masih ngehindar kan, enggak nyelesain masalah."Balas Danny. Ucapannya mendapat respon berupa tatapan kosong dari Hananta yang tengah menyeruput secangkir teh.

Clarissa meringis mendengar celetukan Danny, dia tidak menduga anak sulungnya akan mengangkat hal ini lagi setelah sebelumnya Danny mengatakan jika ia bertemu Jevan, anak Kainan, laki-laki yang belasan tahun lalu adalah sahabat sekaligus tetangga mereka.

Clarissa jelas senang kala itu tapi tentu tidak Hananta, suaminya tidak begitu suka jika membahas tentang Kainan Na Ayudhya bahkan anggota keluarganya.

"Aduh udah malam, kasian kalo kamu pulang kemaleman Na. Dan, kamu mau balik sekarang kan? Anterin Aruna sekalian ya, tadi dia kesini naik grab."Ucap Clarissa beruntun, wanita itu tiba-tiba sibuk membereskan barang-barang bawaan milik Aruna, membuat si pemilik terheran-heran.

Tapi Aruna hanya mengikuti alur yang dibuat Clarissa, hatinya pun senang karena bisa pulang bersama dengan Danny. Dia memiliki kesempatan untuk menjelaskan segalanya nanti.

MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang