11. Jangan Takut.

465 69 49
                                    

Longtime no see!! Welcome back to Takata Mashiho and Bang Yedam, let's cheers Teume yaa!!!

Happy comeback to my gurls, aespa. Jjjang!

Desclaimer : Sebelumnya mohon maaf karna dichapter sebelumnya ada salah penamaan untuk ayahnya Danny. Ayahnya Danny itu nama seharusnya adalah Hananta bukan Kainan yaa 😁
Oke itu aja, let's go next chapter !
Terus ini lama aku update soalnya aku bingung nextchap bakalan kayak gimana, karna ada beberapa pilihan alur dari rencana awal , pusing kali wkwk sampe ada 3 draft buat chap 11 doang.
Semoga pilihanku ini gak salah walau bakal berpengaruh ke alur ceritanya yang makin lama hehe. 

ALERT : HAMPIR 3.000 KATA, MAAF KALO NGEBOSENIN.

..................

"Ck! Turun gak lo sekarang dari kasur gue!" Dari ambang pintu kamar mandi Juan berdecak, melayangkan tatapan siap berperang pada saudara yang dia labeli paling menyebalkan tersebut.

Juan baru saja selesai membersihkan diri, rambutnya juga masih terlihat basah, tetesan air nampak membasahi handuk yang menggantung di lehernya. Melihat Justin dengan santai tidur terlentang di kasur yang bahkan belum ada satu jam yang lalu dia ganti seprei, membuat darahnya naik.

"Buruan turun!"Juan menggertak. Demi apapun Juan tidak rela kasurnya dinaiki oleh sembarangan orang bahkan anggota keluarganya sekalipun.

"Possesif amat lo sama kasur doang ini, bukan cewek lo yang gue tidurin."Justin bersungut, sembarangan berbicara. Beranjak dari kasur milik Juan dan berpindah merebahkan diri pada sofa tidur lipat yang memang disediakan khusus oleh Juan, agar para pengunjung kamar bersantai ria disana bukan di atas kasur kesayangannya.

"Omongan lo dijaga nyet. Gue aduin Bang Jevan kalo lo salah pergaulan baru tau rasa."

"Halah! Tinggal gue aduin balik aja kalo lo masih demen balapan. Beres."

Mata Juan terbelak, berbanding terbalik dengan Justin yang malah tersenyum remeh sembari menaikkan alisnya. Meledek.

"Apa? Kaget gue tau lo masih demen balapan? Tobat dek tobat, nyebut gimana nyebut? Inget lo dulu hampir mati gara-gara balapan."

"Dulu balapan liar, sekarang gue balapannya di sirkuit. Beda."Ucap Juan mencoba membela diri, rasanya sangat enggan membahas luka lama di masa lalu.

"Tetep aja judulnya balapan, bego!"Timpal Justin sini, dia diam bukan berarti tidak peduli akan adik bungsunya ini tapi dia tahu watak Juan. Keras kepala.

"Terserah. Lagian lo ngapain disini pagi-pagi, jadi pengangguran lo tiba-tiba? Balik ke kamar lo sendiri sono, gue mau ngerjain tugas!"Usir Juan.

Namun alasannya tak cukup kuat untuk membuat Justin beranjak. Justin tetap terlentang sembari mengamati kamar yang jarang ia kunjungi. Jadwal pemotretan padat ditambah syuting iklan membuat dirinya tak memiliki waktu banyak untuk berinteraksi dengan Juan ditambah si bungsu itu lebih suka menghabiskan waktu diluar.

"Lo nggak mau jadi model Ju, tampang lo cukup menjual kok. Atau gak ambil job kecil-kecil aja buat ngisi waktu, lumayan buat nambah duit jajan."

Tanpa beralih dari layar komputer, Juan menjawab, "Gak minat, tawarin Kak Rubby aja sono."

Menjadi pembisnis seperti Jevan, Juan tidak mau. Menjadi model atau selebgram seperti Justin, Juan pun lebih tidak mau. Bisa dibilang dari semua penerus Na Ayudhya, Juan dan Rubby yang belum menemukan titik tujuan mereka akan kemana. Ralat, Rubby mungkin akan mengembangkan bakatnya sebagai pelukis. Tapi Juan, mana bisa dia meneruskan bakat sebagai juara di sirkuit balapan? Yang ada malah di coret dari kartu keluarga.

MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang