Dorm.
Seokjin yang sudah pulang ke asrama tidak seceria biasanya, dia sering diam dan tidak banyak bicara. Sesekali dia melihat tangga di mana dia bertengkar dengan hoseok sampai membuat nya jatuh.
Perban di kepala nya belum di lepas, karena memang belum sembuh. Helaan nafas terdengar jelas seraya melihat ponsel di tangan nya.
"Hyung, kau kenapa?" tanya jungkook yang baru datang dan duduk di samping seokjin.
"Aku merindukan jhope, kenapa dia tidak menelfon ya?" sahut seokjin dengan sendu.
"Mungkin seokie butuh waktu untuk sendiri hyung. Bukan hanya kau, tapi kami juga merindukan nya" bukan jungkook, tapi yoongi lah yang menjawab nya.
"Apa dia juga tidak menghubungi mu hyung?" tanya jimin pada yoongi.
"Tidak, telfon dan pesan ku juga seperti nya di abaikan" sahut yoongi dengan sendu.
"Apa dia tidak merindukan kita?" - taehyung.
"Dia pasti merindukan kita, hanya saja dia butuh waktu untuk sendiri" sahut namjoon seraya menepuk bahu taehyung.
"Benar benar sepi tanpa seokie hyung, biasanya dia selalu menertawai hal hal kecil, tapi sekarang suasana jadi tidak ramai lagi" ucap jungkook dan di angguki member tanda setuju.
"Hyung dari semalam kau belum makan apapun, makan dulu ya biar cepat sembuh!" bujuk jungkook pada seokjin.
"Aku tidak lapar kookie, nanti saja makan nya" tolak seokjin.
"Jangan begitu hyung! Makanlah walaupun tidak lapar, kecuali kau mau mati" sahut yoongi, tapi seokjin tetap menggeleng sebagai jawaban.
"Kenapa kim seokjin itu sangat keras kepala? Andai saja aku punya sihir, sudah pasti ku sihir kau jadi bayi hyung" ucap taehyung dengan bercanda.
"Bayi?" seokjin melihat taehyung dengan bingung.
"Eoh. Seperti nya lebih mudah mengurus bayi dari pada kau hyung" sahut taehyung, membuat seokjin merengut mendengar nya.
"Sudahlah hyung, makan dulu baru minum obat mu" titah jimin dan mengambilkan makanan untuk seokjin.
"Tapi aku benar benar tidak la ~ " seokjin menghentikan ucapan nya, karena mulut nya terisi roti yang di suapkan jungkook.
"Kunyah dan telan saja hyung! Tidak usah banyak bicara" titah yoongi, membuat member terkekeh mendengar nya.
Seokjin hanya menghela nafas, kemudian mengunyah roti di mulut nya dengan terpaksa.
.
.
.
.Hoseok berjalan ke taman belakang rumah nya, dia tersenyum saat melihat kakak perempuan nya duduk di sana.
"Noona" gumam nya, kemudian berjalan menghampiri jiwoo dengan langkah yang teramat pelan.
Setelah berdiri di belakang jiwoo, hoseok langsung menutup mata jiwoo dengan tangan nya.
"Seokie, kaukah itu?" Tebak jiwoo, membuat hoseok memanyunkan bibr nya seraya melepaskan tangan nya.
"Tidak seru sekali sih, kau langsung mengenali ku begitu saja" gerutu hoseok, kemudian duduk di samping jiwoo.
Jung jiwoo tersenyum senang melihat hoseok, kemudian mencubit pipi hoseok yang mulai terlihat tirus.
"Bagaimana bisa aku tidak mengenali tangan dan juga bau adik ku" sahut jiwoo dengan mata berkaca kaca.
"Noona, kau merindukan ku?" tanya hoseok dan jiwoo mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu peluk adik tampan mu ini! Kenapa hanya diam saja seperti itu?" lanjut hoseok dengan senyum khas milik nya.
Jiwoo mengangguk dan langsung memeluk hoseok dengan erat, begitupun dengan hoseok yang membalas pelukan jiwoo tak kalah erat.
Tidak ada yang bicara, karena mereka hanya menangis dengan saling mengeratkan pelukan nya.
"Jangan menangis noona, aku tidak suka melihat nya" ucap hoseok, kemudian melepaskan pelukan nya.
Dengan senyum yang dia paksakan, hoseok menghapus air mata kakak nya dengan lembut.
Jiwoo mengangguk, kemudian melakukan hal yang sama pada hoseok.
"Kau juga jangan menangis, noona tidak suka melihat nya" ucap jiwoo seraya menghapus air mata hoseok.
"Noona, kau tidak boleh menangis kalau aku tidak ada nee" - hoseok.
"Wae?"- jiwoo
"Kalau kau menangis, siapa yang akan menjadi penguat untuk eomma dan appa? Aku tidak suka melihat mereka menangis
"Jadi kau harus menjadi penguat mereka saat aku pergi nanti" sahut hoseok, membuat jiwoo menangis dengan suara yang terdengar jelas.
"Dasar bodoh, kau fikir aku sekuat itu? Eoh!" ucap jiwoo di sela tangis nya.
"Seperti nya kau lebih kuat dari pada mereka noona" sahut hoseok dengan kekehan kecil, membuat nya langsung mendapat pukulan kecil di lengan nya.
"Jangan bicara sembarangan! Aku yakin kau tidak akan pergi kemana pun, aku sangat yakin adik ku itu laki laki kuat dan hebat, jadi kau pasti sembuh" sahut jiwoo, membuat hoseok tersenyum getir mendengar nya.
"Tapi seperti nya, penyakit sialan ini lebih kuat dari adik mu noona" hoseok melihat jiwoo dengan sendu.
"Rambut ku rontok, tubuh ku kurus dan kaki ku terasa lemas tak bertenaga, tulang tulang ku juga ngilu, rasa nya semua tulang ku mau lepas noona" jelas hoseok dengan tawa nya yang terdengar hambar.
"Tapi kau hebat, kau bertahan sampai sejauh ini tanpa melakukan kemo" puji jiwoo. " Tapi..mau kah kau melakukan kemo sekali saja seokie?" lanjut jiwoo, tapi hoseok menggeleng sebagai jawaban.
"Wae?" - jiwoo.
"Sakit. aku tidak mau merasakan sakit dan hanya diam di rumah sakit noona, aku ingin menghabiskan sisa waktu yang ku punya bersama orang orang yang ku sayangi
"Aku ingin kalian melepas ku bukan di rumah sakit dengan alat alat yang ada di tubuh ku, aku ingin orang orang yang ku sayangi melepas ku dengan ikhlas tanpa harus melihat kesakitan ku" sahut hoseok, kemudian menghapus air mata nya dengan kasar.
"Dasar bodoh, kau benar benar menyebalkan" ucap jiwoo seraya menangis.
"Jangan menangis lagi noona! Nanti kau jelek" ledek hoseok, membuat jiwoo tertawa tapi air mata nya tetap saja jatuh dengan sendiri nya.
"Sussstt....jangan menangis noona" lanjut hoseok seraya menghapus air mata jiwoo.
"Ayo makan dulu, eomma dan appa sudah menunggu" ajak hoseok dan jiwoo mengangguk sebagai jawaban.
Setelah nya, mereka beranjak dari duduk nya untuk pergi ke meja makan, tapi baru akan melangkah hoseok tiba tiba saja diam seraya menggelengkan kepala nya.
"Gwaenchana?" tanya jiwoo khawatir.
"Noona, kepala ku sakit" keluh hoseok, kemudian mengerjapkan mata nya karena penglihatan nya memburam.
"Seokie, kau mimisan"panik jiwoo, dengan buru buru dia mendudukan hoseok kembali.
Hoseok diam dan membiarkan jiwoo membersihkan darah yang keluar dari hidung nya, pandangan nya tetap memburam walaupun dia sudah mengerjapkan mata nya berkali kali.
"Seokie..." pekik jiwoo yang panik karena tiba tiba hoseok terkulai lemas dengan mata memejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Consert ( Terbit)✅
FanfictionJika senyuman bisa ku jadikan sebuah penutup luka, maka aku akan bersembunyi di balik senyuman untuk menutupi segala kesedihan ku. Star : 4 - 4 - 22 End : 17 - 6 - 22