Hari Yang Berat

5.9K 40 0
                                    

Pov Dea:

Setelah Rio pulang, Dea masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan ia masuk kekamar mandi yang berada didalam kamarnya, lalu membersihkan dirinya. Dea menyalakan shower dan mulai membasahi seluruh tubuhnya terutama bagian selangkangannya yang masih lengket akibat cairan lendirnya dan sperma Daniel. Tanpa ia sadari, air matanya keluar sangat banyak namun seolah tak terlihat karena keluar bersama dengan air yang memancar dari shower.

Dea merasa dirinya menjadi wanita yang sangat hina dan juga kotor. Dea berfikir kenapa ia selalu bertemu dengan laki-laki bejat yang hanya menginginkan ke molekan tubuhnya. Apalagi, saat ini ia justru menjadi korban kebejatan kakak sepupunya sendiri yang seharusnya melindunginya.

"Ayah, aku kangen sama ayah, Cuma ayah laki-laki yang tulus menyayangi aku, Cuma ayah laki-laki yang bisa menjaga dan melindungi aku sepenuh hati. Ayah, kenapa ayah pergi begitu cepat ? apa ayah tau, semenjak ayah pergi, hidup aku benar-benar hancur, aku bagaikan hilang arah, aku bagaikan kehilangan masa depan. Mama yang menikah lagi, ayah tiri yang bejat, di manfaatkan orang lain, semua kebahagiaan aku selama ini menghilang bersama ayah. Aku harus gimana yahh ?, tolong akuu" ucap Dea sambil menangis.

Setelah kurang lebih 1 jam berada di dalam kamar mandi, Dea keluar dengan wajah yang pucat, bibir membiru, dan tubuhnya gemetar kedinginan. Dea mengenakan seluruh pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupnya dengan selimut tebal. Dea memejamkan matanya dan lalu tertidur pulas sampai akhirnya ia dibangunkan oleh Mira untuk makan malam.

"Tok tok tok"

"Deaa kamu ngapain di kamar ? ini udah jam 8 kamu udah makan malam belom ? Deaa"

Mira terus mengetuk pintu kamar Dea namun tak kunjung dibuka.

"Ngapain si lu berisik banget" ucap Daniel yang tiba-tiba datang.

"Ih ini a, Dea dari tadi belom makan malem, dipanggilin juga gak keluar keluar"

"Tidur kali dia"

"Masa tidur kebo banget gak bangun-bangun"

Setelah itu, Daniel mencoba mengetuk pintu dengan suara yang keras.

"WOY DEA, LU DIKAMAR KAN ? DEAA!! DE!!"

"Ihh tuhkan kak. Coba di dobrak aja kak"

"Ah ada ada aja lagi nih anak, yaudah lo munduran"

Daniel pun mencoba mendobrak pintu kamar Dea beberapa kali dan akhirnya berhasil. Saat pintu sudah terbuka, Mira langsung masuk dan menghampiri Dea. Mira sangat terkejut dengan keadaan Dea yang sudah cukup parah. Wajahnya pucat seperti mayat, suhu tubuhnya juga sangat panas.

"Yaampun Dea ko bisa kaya gini sii"

Dea tak menjawab apa apa, bibirnya seolah tak mau dibuat bicara. Sedangkan Daniel, hanya melihat dari pintu.

"A Daniel, ayo bawa Dea ke rumah sakit, ini bahaya badannya Dea panas banget"

"Y-yaudah ayo, bentar gua siapin mobil dulu"

"Daniel pun pergi bersiap-siap, sedangkan Mira tetap menjaga Dea di kamar. Tak lama setelah itu, Daniel kembali.

"Ayo udah siap mobilnya"

"Gendong A, Dea kayaknya gak bisa jalan" ucap Mira.

Daniel pun akhirnya menggendong Dea menuju mobil diikuti dengan Mira, dan setelah itu Daniel langsung tancap gas menuju Rumah Sakit.

Tak beberapa lama kemudian, mereka sampai di salah satu rumah sakit yang menjadi langganan tempat keluarga Ratna berobat.

"Suster, tolongin suster" ucap Mira di lobby rumah sakit.

GairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang