Perpisahan (End)

8.9K 77 9
                                    

POV Rahmi

Semenjak Mas Rio bawa tinggal pacarnya di kostnya, aku jadi gakbisa seneng seneng lagi sama Mas Rio lagi. Aku kangen mas, aku pengen main ke kamar kost mas lagi, aku pengen manja manjaan sama mas lagi, aku pengen dipanggil sayang lagi. Mas, kenapa kamu udah punya pacar sih, dan kenapa aku gak ngedeketin mas dari awal mas pindah kesini.

Aku nyesel juga, tadi pagi udah ngediemin mas, harusnya aku bisa bersikap lebih dewasa lagi. Mungkin, nanti siang atau sore setelah mas pulang, aku mau minta maaf.

Waktu sudah menunjukan pukul 19:29 tapi kok mas masih belum keliatan pulang ya, kamarnya juga masih gelap. Aku tunggu didepan gerbang aja deh, kali aja nanti ketemu.

Sudah 2 jam menunggu, tapi mas Rio masih belum keliatan pulang juga, di chat juga gak bales. Apa mas gak pulang ya ?

"Rahmi, udah malem kamu ngapain disitu ?" panggil Ibu tiba-tiba

"Eh iya bu sebentar nanti aku masuk"

Setelah menjawab panggilan Ibu, tak ku sangka melihat mobil Kak Dea yang baru saja tiba, tapi yang ku lihat hanya kak Dea yang keluar dari mobil tersebut. Hatiku pun rasanya campur aduk, kesal, deg degan dan juga khawatir. Kak Dea juga jutek banget mukanya, apa mungkin kak Dea udah tau hubungan ku sama Kak Rio ? Yaudah, aku pun memberanikan diri untuk menyapanya.

"Kak, maaf"

Kak Dea menengok ke arah ku dengan tatapan yang sangat jutek.

"Iya kenapa ?"

"Maaf, kok sendirian, Mas Rio mana ? Kayaknya aku belum liat Mas Rio pulang"

"Mau ngapain nanya nanyain Rio ?"

"Maaf kak Cuma mau tau aja"

"Gue udah tau semuanya, lo sama Rio pernah ngapain aja, tapi gue memilih untuk memafkan Rio, tapi gue gak bisa memaafkan lo"

Aku terkejut mendengar ucapan dari Kak Dea, aku gak nyangka ternyata Kak Dea udah tau semuanya ? Aku cuma bisa diem aja dengan tubuh gemetar dan detak jantung yang tak beraturan.

"Rio di rawat dirumah sakit, abis di pukulin sama orang, wajahnya babak belur"

Yaampun, kok bisa ? siapa yang mukulin Mas Rio ? emang mas Rio salah apa sampe dipukulin gitu ?

"Hah kok bisa kak ? dirumah sakit mana ?"

"Hmm denger ya, Rio itu cowo gue, gue tau lo itu suka sama Rio, tapi plis gue mohon, kita sama sama wanita, jadi harusnya lo tau gimana perasaan gue. Cukup segitu aja, gue mau masuk, misi"

Setelah menjawab pertanyaan ku, Kak Dea langsung masuk menuju kamar kost mas Rio. Sedangkan aku cuma bisa diam mematung beberapa saat sampai akhirnya, aku masuk kerumah dan merenungi setiap perbuatan ku yang ku sadari bahwa itu semua adalah perbuatan yang salah.

POV Dea

Setelah sedikit berbincang dengan Rahmi, gue yang gak bisa menahan emosi langsung buru-buru masuk ke kost Rio. Didalam kamar, gua cuma bisa menangisi apa yang terjadi didalam hidup gue selama ini. Gue hanya berharap, besok adalah akhir dari penderitaan gue selama ini, dan setelah itu gue bisa hidup bahagia.

Waktu sudah menunjukan pukul 1:00 dini hari tapi gue masih gak bisa tidur juga, memikirkan apa yang akan terjadi besok. Gue hanya berharap yang terbaik untuk besok.

Pagi pun tiba, dan gue segera bersiap-siap untuk berangkat ke Pengadilan.

"Huhhhhh ayoo semangat Dea" ucap gue sebagai penyemangat diri sendiri.

GairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang