Lyla tengah memperhatikan kedua anaknya yang sedang bermain di halaman. Yap, saat ini dia mengajak mereka ke halaman rumah untuk bermain agar tidak terus menerus di dalam rumah saja. Sekali-kali terkena sinar matahari.
"Hati-hati Ian mainnya," peringatnua melihat Julian sedang asyik bermsin tanah.
Sedang Emilio mengamati tumbuhan-tumbuhan sembari sesekali memperhatikan adiknya.
Lyla tersenyum bahagia melihat yingkah mereka. Entah kenapa, tiba-tiba wanita itu teringat ucapan Galen sebelum dirinya tidur tadi malam.
Flash back on.
"Kalila," panggil Galen datar.
Pria itu mencengkram lengannya sebelum dirinya berhasil memasuki kamar setelah menidurkan kedua putranya.
"Apa?" tanya Lyla balik, plus datar juga.
"Kalila, saya tidak tahu apa yang kamu rencanakan dengan mendekati serta memberi perhatian pada kedua putra saya. Tetapi jika kamu merencanakan sesuatu yang buruk kepada mereka, saya pasti tidak akan membiarkannya."
"Sudah ngomongnya?" tanya Lyla datar setelah mendengar ucapan panjang lebar Galen.
Tak menyangka dirinya bisa mendengar kata-kata panjang Galen padahal menurut novel dia adalah orang yang dingin dan irit bicara. Yap, kecuali sewaktu bucin dengan Asmita. Hoeekk, membayangkan saya membuatnya muagg!
"Ingat, Tuan Galen. Saya tidak merencanakan apa-apa pada mereka, kalau-kalau Anda khawatir. Anda bisa juga mangawasi saya. Lagipula, saya juga tidak tertarik lagi pada Anda setelah perjuangan melelahkan saya selama ini dalam mendekati Anda. Bye!"
Lyla menghempaskan cekalan tangan galen lalu menutup pintu keras.
Galen menatap tak percaya pada respon istrinya yang tampak kasar itu sekarang. Lelaki itu kemudian berbalik pergi kembali ke kamarnya. Yap, mereka memang tidak sekamar. Lagipula, Galen mana mau sekamar sama si Kalila.
Flashback off.
"Hwaaa! Ian ndak cengaja akan tanah! Hiks, hiks, ommy!"
Mendengar teriakan tiba-tiba Julian, Lyla segera menghampirinya. Dia yang awalnya kurang memperhatikan apa yang dikatakan si bungsu lalu menoleh menatap Emilio. "Kenapa adikmu, Lio?"
Emilio menatap Lyla takut-takut, dia takut mommy-nya akan memarahi adiknya karena tak patuh. Tetapi lelaki kecil itu tetap menjawab. "Ian gak cengaja makan tanah mommy. Jangan marahi Ian ya..."
"Mommy tidak akan memarahinya." Lyla tersenyum lalu mengelus kepala Emilio dengan penuh sayang. Ternyata anaknya masih takut padanya. Hanya seminggu perlakuan dingin dan kata-kata kasar si Kalila asli saja berdampak seperti itu pada anaknya. Lalu, bagaimana dengan dampak yang ditimbulkan akibat penyiksaan jangka panjang Kalila dalam novelnya pada si kembar ini? Lyla tak bisa membayangkan.
Lalu Lyla segera menuju Julian yang menangis dengan mulut penuh tanah. "Ian, sini sayang! Coba mommy lihat mulutnya. Biar mommy bersihkan. Ayo ikut mommy!"
Lyla mengulurkan tangannya disambut Julian masih dengan sesenggukannya. Julian yang senang digendong sang mommy segera menuruti perkataannya.
Mereka masuk kembali ke mansion untuk membersihkan diri terutama Julian yang terlalu kotor akibat bermain tanah.
Hari sudah petang. Seharusnya Galen akan pulang beberapa jam lagi. Dia sedang bersantai di ruang tengah bersama kedua putranya. Ah, nikmatnya hidup ini...
Jika dulu dia harus bekerja sebagai aktris yang jadwalnya banyaknya bukan main. Serta menjadi anggota mafia rahasia yang tugas-tugasnya pasti sulit semua. Kini, dia hidup sangat santai tanpa beban. Ah, bahagianya....
Ding!
"Misi keempat, membuatkan protagonis pria makanan dan mendapatkan pujian. Jika berhasil maka Anda akan mendapatkan hadiah tiket pembuka mall sistem."
Apa?
Ternyata ada tiketnya?
"Benar, tuan rumah!"
'Ah, misi ketiga belum juga selesai udah ada misi lagi saja. Apa kau tak lihat aku sedang menikmati hidup dengan berleha-leha gini sistem?'
'Baiklah, aku akan memasak malam ini!' batin Lyla riang.
"Bi, saya akan memasak malam ini. Jadi, bibi dan koki lainnya tidak perlu menyiapkan makan malam kali ini."
Bi Wati dan koki di dapur sangat terkejut. Meski sebelumnya mereka telah melihat nyonya Kalila membuat kue sendiri tetapi kali ini memasak makanan untuk makan malam, yang cukup banyak. Tentu mereka agak khawatir.
Melihat raut tak percaya serta kekhawatiran keduanya, Lyla berkata menenangkan, "Tenang saja bi, paman koki, saya bisa melakukannya sendiri."
Setelah itu, Lyla segera memulai kegiatan memasaknya. Butuh waktu satu jam setengah untuk menyelesaikan semua masakannya. Dia dibantu Bi Wati menghidangkannya di meja makan. Lyla juga senang mendapat pujian dari bibi dan paman koki kalau masakannya enak dan baunya yang harum pun tercium sejak awal. Maklumlah, yang multitalent tentu serba bisa. Masak pun menjadi hal mudah baginya.
"Oh iya, jangan katakan kepada Galen dulu kalau saya yang memasak malam ini, takutnya nanti dia tidak mau memakannya," larang Lyla pada bi Wati dengan acting sedihnya terutama untuk kata-kata terakhirnya. Dia hanya ingin membuat rencana saja untuk menyelesaikan misinya dengan larangan ini.
"Baik, Nyonya. Mm, jangan sedih, Nyonya. Tuan pasti akan memakan makanan buatan, Nyonya." ujar Bi Wati menenangkan
"Iya, makasih Bi."
Galen yang ditunggu pun akhirnya pulang juga. Pria itu menaikkan alis melihat banyaknya makanan yang ada di meja. Memang biasanya juga banyak sih, tetapi kali ini tampak lebih beraneka ragam dan menggoda dari rupanya.
"Bagaimana makanan kali ini, apakah enak?" tanya Lyla dengan santai entah ditujukan pada siapa.
"Hmm, cukup enak sih."
Pelit pujian!
"Ini enwak cekali ommy! Ian cuka cekali acakan ommy," sahut Julian walau tak ditanya.
"Hmm, macakan mommy enak banget," tambah Emilio.
Galen tersedak mendengar perkataan Emilio. Untuk perkataan Julian tadi dia kurang mengerti. Tetapi Emilio yang bicaranya sudah agak jelas, tentu dia paham.
Ternyata yang memasak Kalila. Enak sekali sih rasanya, semacam memakan masakan koki bintang lima.
Ah, kenapa dia jadi memuji wanita itu?!
Ugh, tapi tadi dia sudah memujinya tanpa sadar!
Ah, biarlah.
Sedang Lyla merasa cekikikan dalam hati melihat Galen yang diam dan terlihat frustasi. Misinya berhasil bukan?
Ding!
"Selamat, Tuan Rumah! Anda berhasil menyelesaikan misi keempat Anda. Hadiah tiket pembuka mall sistem diterima."
Nama: Lyla Agatha
Nama tokoh : Kalila Maharani Exelo
Peran : Antagonis
Daya tarik: 20%
Kecantikan: 40%
Kesehatan: 50%
Keterampilan: Multitalent
Point: 1100
Hadiah: Tiket pembuka mall sistem****
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Mom [END]
FantasíaLyla Agatha terbangun dalam tubuh seorang wanita berusia dua puluh lima setelah dikhianati temannya. Eits, tapi mengapa ada yang aneh? Ternyata dia terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis dalam novel yang sering menyiksa kedua anak tirinya sendi...