Part 16

94.5K 10.4K 186
                                    

Setelah menidurkan si kembar, Lyla segera keluar dari kamar tersebut. Lalu, dia mendapati orang tuanya masih berada di ruang tengah. Lyla berjalan mendekati mereka.

Mungkin, ini saat yang tepat untuk bicara.

Lagipula si kembar dan Galen sedang tidak bersamanya saat ini. Si kembar sudah tertidur. Dan Galen sudah stand by di kamarnya. Ah, gugup rasanya memikirkan harus sekamar dengan Galen malam ini. 

Okay, balik pada sesuatu yang akan dibicarakan Lyla pada ortunya. Tanpa keberadaan Galen dan yang lain, aka lebih memudahkannya. Jika terjadi hal yang tak sesuai espektasi —misal ortu Kalila tak menerima kenyataan, dia bisa langsung menindak mereka dengan membeli ramuan dari mall sistem. Juga, dia tak perlu mengeluarkan banyak poin, bukan? Jika hanya mereka berdua yang perlu diberi ramuan.

"Anda pelit sekali, Tuan rumah!"

'Diam kau, sistem!'

"Pa, Ma! Ada yang mau Lyla bicarakan."

Sepertinya ketika menyebut dirinya 'Lyla' atau 'Lila' sama saja pengucapannya. Berbeda jika 'Lyla' dan 'Kalila'.

"Baiklah, duduk disini, Nak!" Lesti tampaknya mengerti, wanita itu menepuk tempat di sebelahnya membiarkan Lyla duduk. Hendrawan di sebelahnya juga mengangguk mempersilakan.

Lyla kemudian duduk di sebeah Lesti. Gadis itu menautkan jarinya gugup tetapi tetap memberanikan diri untuk berbicara.

"Se-sebenarnya saya bukan Kalila, Tante, Om!" Lyla langsung merubah panggilannya karena nerasa tak berhak.

******

READY PDF YA GAESS, DAPAT DIAKSES DI KARYAKARSA :
https://karyakarsa.com/MufidMufidaa/novel-our-precious-mom-full-pdf

Our Precious Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang