Tak terasa sudah hampir sebulan Lyla berada di dunia ini. Setelah misi kelimanya dulu. Dia tak lagi mendapatkan misi. Jika bertanya pada sistem, sistem hanya akan menjawab, 'memang tidak ada misi, Tuan rumah!'.
Kedekatannya dengan si kembar dikatakan sudah full dekat. Mereka tak lagi takut-takut ketika menatapnya atau ketika hendak meminta sesuatu. Lyla pun juga sangat memanjakan mereka.
Untuk hubungannya sendiri dengan protagonis pria sudah cukup membaik. Galen juga sudah mulai mempercayainya. Apalagi selama sebulan ini dia telah menunjukkan tekadnya tanpa kepura-puraan. Jika bertanya pada sistem berapa nilai ketertarikan Galen padanya sekarang, jawabannya sudah 30% yang berarti di tahap tertarik.
Kata sistem, tingkatan ketertarikan yaitu sbb: 1-10% (biasa); 11-20% suka(dalam artian tidak benci); 21-35%(tertarik); 36-50%(cinta), selebihnya adalah obsesi karena cinta. Bukan obsesi dengan alasan lain.
Ding!
"Misi keenam, mengajak si kembar ke mall untuk membeli pakaian baru. Jika berhasil Anda akan menerima hadiah 100 point."
Wow!
Akhirnya, dapat misi lagi, guys!
Yuk, capcuss. Lyla segera menemui anak-anaknya di ruang bermain. Yap, kini si kembar sudah mempunyai ruang bermain sendiri berkat rekomendasi Lyla pada Galen. Walau lelaki itu keukeuh menolak pada awalnya. Namun, dengan segala alasan yang Lyla berikan akhirnya dia menerima. Dan inilah hasilnya, si kembar akhirnya punya ruang bermain.
"Anak-anak, apakah kalian mau mommy ajak ke mall? Kita beli baju baru nanti," ajak Lyla sembari bersandar di pintu. Matanya mengawasi si kembar yang tengah bermain.
Kendengar suara mommy-nya, Julian dan Emilio segera berlari mendekatinya. Mereka berdua berdiri di depan Lyla sembari mendongak menyetujui ajakan Lyla dengan mata berbinar.
"Mau Ommy!"
"Mau, Mom!"
Sahut mereka bersamaan. Cara bicara Julian sekarang sudah mulai membaik, Lyla ikut senang karenanya.
"Let's go, kalau gitu!"
Setelah mengganti pakaian anak-anak, Lyla juga berganti pakaian sembari merias diri sedikit. Mereka akhirnya berangkat diantar supir menuju pusat perbelanjaan terbesar di kota tersebut.
"Uwahh, lumahnya tellihat becar, Ommy!" kata Julian sembari menatao gedung mall yang entah bertingkat berapa lantai di depannya.
"Ini namanya gedung, Ian!" ucap Emilio memberitahu.
Julian hanya ber-oh ria mendengar penjelasan kakaknya.
"Ayo, kita masuk!"
Mereka bertiga masuk bersama-sama. Julian dan Emilio terlihat seperti orang yang baru keluar dari gua, menatap kesana kemari tanpa henti dengan celotehan mereka. Maklumlah, selama ini pakaian baru si kembar hanya dipesankan oleh sekretaris Galen. Mereka bahkan belum pernah menginjakkan kaki di mall.
"Ommy, baju ini bagus. Ian mau ini!" seru Julian ketika melihat baju bergambar super hero kesukannya itu.
"Iya, kita coba yuk!" ajak Lyla ke ruang ganti untuk mencoba baju yang dipilih Julian. Sebelum itu, dia menatap Emilio dulu, "Lio udah dapet baju yang ingin dibeli, belum?"
Emilio menggeleng. "Belum, mom!"
"Yaudah mau ikut ke ruang ganti bersama mommy, atau tetap disini memilih baju?" tanya Lyla.
"Lio tetap disini, Mom!"
"Baiklah, jangan jauh-jauh ya." Pesan Lyla yang diangguki oleh Emilio.
Lyla mengantar Julian berganti baju super heronya. Julian begitu senang memakai baju itu, apalagi dibelakang bajunya ada jubah merahnya. Yap, baju tersebut adalah baju superman mini. Dan Julian sangat menyukai superhero itu.
"Wuuu, Ian bica telbang ndak nanti?" ujar Julian sembari menarik perlahan serta mengelus-elus kain merah jubahnya.
"Nah, orang bisa terbang kayak supermen itu hanya fiksi, Sayang. Jadi Ian tidak bisa terbang meski memakai pakaian sepermen ini."
Mendengar itu, Julian menghela nafas kecewa. "Yahh... telnyata ndak bica yaa."
"Tapi, Ian bisa minta daddy untuk membelikan jet pribadi atau helikopter supaya Ian bisa terbang," ujar Lyla mengalihkan kesedihan Julian dengan memberitahunya begitu. Tidak apalah, entah nanti Julian akan minta beneran atau tidak, yang nanggung kan si Galen jadinya. Hahaha!
"Wahh, benelan mom?! Kalo gitu Ian akan minta cama daddy nanti!"
"Ya udah, ayo kita kembali menemui Kak Lio, kasihan dia menunggu." ajak Lyla khawatir Lio menunggu terlalu lama.
"Baik, Ommy!"
Emilio ternyata masih berdiri di tempat awal. Lyla merasa tidak enak kepada anak itu karena terkesan pilih kasih. Dia mendekati Emilio sembari mengusap kepalanya. "Lio, sudah dapat bajunya?"
Emilio mengangguk. Meski berdiri di tempat asalnya, lelaki kecil itu ternyata sudah mempunyai pilihan bajunya. Lalu Lyla mengantarkan Emilio untuk mencoba bajunya. Pilihan Emilio cukup Elegan, kemeja kecil bermotif kotak-kotak serta celana levis selutut sebagai gamdengannya. Dia terlihat tampan dan imut saat memakainya.
Setelah memilih beberapa baju untuk si kembar, bukan hanya satu baju ya sebenernya. Hanya saja kita singkat ceritanya agar cepat. Lyla kemudian membayar dengan menggunakan black card yang diberikan oleh Galen. Katanya, untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari serta berbelanja lainnya jika mau. Tentu saja Lyla menerima dengan senang hati.
Setelah keluar dari toko baju, mereka menuju toko mainan yang terlihat besar dan penuh warna. Julian dan Emilio sampai terkagum melihatnya.
"Wah, banyak cekali mainan!" seru Julian melihat banyaknya mainan yang dipajang. Apalagi banyak yang disukainya walau hanya sekali lihat.
"Ayo, kita masuk dan kalian pilihlah mainan-mainan yang kalian suka!"
Si kembar memasuki toko mainan besar itu dengan riang gembira diikuti Lyla di belakangnya yang sigap mengawasi mereka. Berulang kali Julian berceloteh kagum sampai-sampai seseorang berani mengejeknya.
"Lihatlah, anak-anak kampungan itu. Kayak gak pernah ke mall aja, lihat mainan biasa gitu kayak lihat tumpukan emas," ujar seseorang terdengar mengejek.
"Iya, Mi. Aku gak mau dekat-dekat dengan anak kampungan itu," sahut anaknya yang berjenis kelamin laki-laki. Jelas sekali dari tampilannya, anak ini tampak seperti anak manja dan sombong.
Si kembar yang diejek tak menyadari kecuali Emilio yang agak mengerti. Tapi dia hanya diam saja. Berbeda dengan Lyla yang mendengar itu sontak bersungut-sungut marah.
"Apa katamu?! Kau bilang anak-anakku ini anak kampungan?! Memang kenapa kalau anak-anak kagum saat melihat mainan yang mereka suka?! Itu hak mereka. Lihatlah anakmu sendiri yang tampak manja dan sombong. Udah kecil, belagu. Pasti kalau besar niru ornag tuanya!"
Dan ucapan Lyla menyulut emosi wanita yang mengejeknya tadi. Laku, terjadilah cekcok diantara mereka.
"Apa-apaan kau menghina anakku juga! Kau itu hanya orang kampung yang tak pantas disini. Lihatlah keluargamu yang hanya membawa dua tas, berbeda dengan kami yang berpuluh-puluh tas belanja. Ah, emang dasar orang miskin tak tahu diri!" ejek wanita itu.
Memang saat ini si kembar masing-masing hanya membawa satu tas, jadi total tas mereka ada dua. Namun, tas belanja lainnya tadi sudah diantarkan ke mobil oleh bodyguard mereka. Yap, meski seakan mereka pergi bertiga. Sebenarnya mereka selalu diawasi oleh bodyguard suruhan Galen tentunya. Maklumlah, anak pengusaha kaya serta mafia tersembunyi jika tanpa pengawalan bisa-bisa gawat jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Melihat bodyguard akan maju, Lyla menghentikan mereka dengan isyarat tangan. Dia tentu ingin menghadapi wanita sok di depannya ini. Tapi sebelum dia sempat menghadapinya, sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.
"Ada apa ini?"
****
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Mom [END]
FantasiaLyla Agatha terbangun dalam tubuh seorang wanita berusia dua puluh lima setelah dikhianati temannya. Eits, tapi mengapa ada yang aneh? Ternyata dia terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis dalam novel yang sering menyiksa kedua anak tirinya sendi...