Lyla mematut diri di cermin melihat penampilannya. Kali ini dia bersama si kembar akan pergi ke rumah orang tua Galen. Dan siapa lagi yang akan mengajaknya kecuali Galen sendiri? Padahal dalam novelnya Galen tak pernah mengajak Kalila untuk menemui orang tuanya. Walau terkadang Kalila merengek ingin kesana, namun lelaki itu menolak. Dia tak ingin Kalila akrab dengan mamanya, begitu ceritanya.
Tapi, mengapa kali ini berbeda?
Dia bahkan mengajak si kembar juga?
"Ayo, Ommy!" teriakan Julian yang memanggilnya dari bawah terdengar.
"Iya, sebentar."
Lyla membenahi sedikit tatanan rambutnya lalu dia tersenyum manis menatap cermin.
Perfect!
Dia kemudian segera turun menghampiri si kembar. Galen ternyata sudah ada dalam mobil. Kali ini, lelaki itu sendiri yang akan menyetir mobilnya.
Melihat pakaian sederhana namun elegan yang dikenakan Kalila. Membuat Galen tak berkedip sejenak karena terpukau. Cantik. Tersadar, lelaki itu segera memalingkan muka malu.
"Ehm, kau di depan, Kalila." ujar Galen diawali deheman.
Lyla pasrah mengikuti. Sedang si kembar langsung masuk dan duduk di belakang dengan riangnya, meski awalnya Julian ingin ikut pangku mommy-nya di depan tetapi melihat tatapan galak daddy-nya membuatnya mengurungkan niat.
Di dalam mobil semua tampak ramai akibat celotehan Julian yang gembira menatap lampu-lampu malam yang bersinar kerlap kerlip tampak indah. Lelaki kecil itu juga mengomentari setiap gedung-gedung yang terlihat terang apalagi semacam gedung hotel berbintang. Dia berceloteh ingin membuat yang seperti itu nanti jika sudah besar.
Akhirnya mereka tiba di depan rumah mewah nan besar. Dapat dikatakan rumah ini merupakan kediaman utama Agler, yang hanya ditinggali oleh mama Galen. Oh iya, belum diceritakan kalau papa Galen sudah tiada. Karena itulah, yang membuat Galen mewarisi serta memimpin perusahaan sejak usia belia.
Mereka masuk dan mendapati mama Galen yang sudah duduk manis menunggu mereka di ruang tamu.
"Akhirnya, Galen mengajak kamu juga, Kalila. Mama selama ini sudah menyuruhnya tapi dia selalu bikin alasan," ujar Mama Galen sembari memeluk Lyla yang mendekat.
"Iya, tante. Maaf, Kalila baru bisa kesini sekarang."
"Kok tante? Mama juga ding panggilnya," protes Mama Galen yabg bernama Dahlia Lisyana Agler tersebut.
Lyla tersenyum malu. "Baik, Ma."
"Ah, hai cucu-cucu Oma. Sudah berapa lama kita tidak bertemu?"
"Omaa!" ujar si kembar serentak. Mereka berdua mendekati Dahlia lalu memeluknya erat. Dahlia ini termasuk orang yang dikenal baik hati oleh si kembar. Sayangnya, Dahlia tidak tinggal bersama mereka sehingga tetap saja mereka kekurangan kasih sayang.
Setelah acara pelukan kangen, Dahlia mengajak mereka duduk-duduk dulu di ruang tamu. Sudah ada minuman dan camilan yang baru dibawakan oleh pembantu rumah tersebut. Si kembar tampak mengambil beberapa dan memakannya tanpa malu.
"Bagaimana perusahaanmu, Nak?" Biasanya yang bertanya seperti ini pasti sang papa, tetapi karena papa Galen tidak ada maka yang sering bertanya seperti ini tentu saja mamanya.
"Baik kok, Ma. Semua berjalan lancar."
"Syukurlah kalau begitu."
Setelah itu, terjadilah perbincangan diantara mereka. Entah itu menanyai soal perusahaan, bahkan tentang orang tua Kalila pun disinggung oleh Dahlia. Oh iya, orang tua Kalila masih lengkap dan hidup mereka juga dapat dikatakan serba kecukupan. Sayang sekali Kalila ini anak tunggal sehingga sering dimanja, menjadikannya wanita yang yah... seperti di novel itulah jadinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Mom [END]
FantasyLyla Agatha terbangun dalam tubuh seorang wanita berusia dua puluh lima setelah dikhianati temannya. Eits, tapi mengapa ada yang aneh? Ternyata dia terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis dalam novel yang sering menyiksa kedua anak tirinya sendi...