Galen bersama sekretarisnya berjalan perlahan dan tegap di tengah ramainya mall. Mereka akan kembali ke kantor sehabis meeting singkat di salah satu restaurant yang ada di mall ini. Lagipula, mall ini juga termasuk salah satu bisnis dibawah naungan perusahaannya.
Namun, siapa sangka dia tiba-tiba melihat seseorang yang tampak dikenalnya. Itu istri serta anak-anaknya. Ah, dia ingat sewaktu meeting tadi sepertinya handphone-nya bergetar. Dia lalu berhenti dan mengecek pesan yang masuk. Benar istrinya itu mengiriminya pesan.
Kalila Maharani Axelo
Saya akan membawa anak-anak ke mall.
Sesingkat itu memang pesannya. Singkat, padat dan jelas. Dulu, Kalila selalu mengiriminya pesan-pesan tidak penting seperti ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat malam. Dan ucapan yang cukup menjijikkan bin lebay lainnya. Membuatnya selalu mengabaikan pesan darinya. Kini dia seharusnya lega handphone nya sepi karena tak ada lagi pesan-pesan beruntun itu.
Ah, ketika dia melihat nama kontak Kalila lagi, sepertinya dirinya baru menyadari terlalu kaku sekali dirinya. Kemudian tanpa sadar tangannya bergerak mengganti nama kontak Kalila menjadi 'Istri'. Lalu ketika Galen sadar, dia entah kenapa merasakan keanehan pada dirinya. Kenapa tadi tangannya sekana bergerak sendiri? Apa ini yang namanya tubuh lebih jujur daripada hati?
Ah, biarlah...
Lalu dia membiarkan nama kontak itu tetap begitu tanpa menggantinya kembali.
Galen kembali menmengamati istrinya yang tampak berdebat dengan seorang wanita. Lihatlah, anak-anaknya saja sudah ketakutan melihat mommy dan wanuta itu bertengkar. Lalu, dia memutuskan mendekat.
Dia mendengar wanita itu menjelek-jelekkan istrinya!
Meski dia tak menyukai Kalila, bukan berarti dia akan terima jika istrinya dihina. Ah, benarkah dia tak menyukainya?
"Ada apa ini?" tanyanya tegas membuat semua yang ada disitu terdiam.
Pegawai toko yang tampak mengenali Galen terkejut melihatnya datang. Maklumlah, si pemilik mall mendatangi toko mereka, apa mereka tak kan terkejut?
"Maaf Tuan, ada sedikit kecerobohan di toko kami. Kami akan segera menyelesaikannya," ujar salah satu pegawai.
Namun, sebelum orang itu menengur dua pengunjung yang bertengkar tadi, mereka dikejutkan suara anak-anak memanggil pemilik mall dengan sebutan daddy.
"Daddy!"
Siapa lagi kalau bukan Julian yang berteriak?
Anak itu langsung mendekati Galen dan mengulurkan tangan ingin digendong.
Tentu saja, yang membuat mereka lebih terkejut adalah pemilik mall yang menerima uluran anak itu dan menggendongnya. Jadi, anak ini benar-benar anak pemilik mall?
"Kenapa hmm? Ceritakan pada daddy?"
"Daddy, tadi ante itu bilang kalo kita itu anak kampungan yang gak pelnah ke mall dan liat mainan aya liat emas. Ante jahat itu juga menghina ommy dan kita, dia bilang kita ini orang miskin yang ndak pantas ke mall."
Meski Julian terlihat lebih manja, namun sama sepeti Emilio, anak itu juga memiliki daya ingat yang baik. Maklumlah, kalau dia ingat perkataan wanita yang menghina mereka tadi.
"Jadi, Anda menghina anak-anak dan istri saya, ya?" tanya Galen menatap datar wanita tadi.
Entah kenapa, Lyla merasa wajahnya panas ketika dibela oleh Galen. Apalagi Galen seakan mengakui kalau dia adalah istrinya.
Sedang wanita tadi yang awalnya terpesona oleh ketampanan Galen kini langsung merubah rautnya mendengar pertanyaannya. Karena tak mengenali siapa orang di depannya, dia berani bertindak menampilkan keangkuhannya. "Iya, memang aku berkata seperti itu. Ah, ternyata kalian ini sama saja. Tidak istri, tidak suami. Hanya orang miskin saja sok jadi orang kaya disini. Ah, apa kalian mengandalkan ketampanan dan kecantikan kalian itu untuk mendapatkan uang. Ah, iya dong pasti. Tampan, bagaimana kalau kau ikut aku aja. Aku pasti lebih hebat dari si wanita ini."
Galen sangat jijik dengan ungkapan terakhir yang wanita itu katakan. Apalagi wanita itu hendak mencolek dagunya. Tentu saja gagal.
Krak!
"Ahhh!"
Belum juga menyentuh, tangan wanita itu sudah diplintir dan hampir dipatahkan oleh bodyguard Galen yang entah sejak kapan mendekatnya.
"SERET DIA KELUAR! BLACKLIST NAMANYA SERTA KELUARGANYA DARI SEMUA TEMPAT YANG ADA DIBAWAH NAMA PERUSAHAAN SAYA!"
Wanita itu dikawal dengan tidak etisnya oleh kedua bodyguard Galen. Dia meronta-ronta minta dilepaskan namun tentu saja tak digubrisnya. Putranya yang tadi ikut menghina si kembar di biarkan begitu saja, karena lelaki itu sudah menangis kejer mengikuti mami nya yang dibawa keluar.
"Wah, daddy hebat!" puji Julian dengan bertepuk kagum.
"Ya, Lio ingin jadi sepelti daddy. Bica melindungi Ian dan mommy!" Emilio ikutan kagum dengan sosok daddy-nya.
"Iya, kalian nanti kalau besar pasti seperti daddy," ucap Galen menjawab kedua anaknya.
Setelah itu, Galen mengajak mereka pulang. Lelaki itu memilih tak kembali ke kantornya. Tapi sebelum beranjak pergi, dia menyuruh sekretarisnya agar membeli toko mainan yang bertempat di mall nya ini. Dan diberikan atas nama si kembar. Kalau mereka mampir lagi nanti, mereka biaa mengambil apapun yang disukai bahkan tanpa membayar. Si kembar jadi lebih menyulai sang daddy!
Ding!
"Selamat, Tuan Rumah! Anda berhasil menyelesaikan misi keenam Anda. Hadiah 100 point diterima."
Nama: Lyla Agatha
Nama tokoh : Kalila Maharani Exelo
Peran : Antagonis
Daya tarik: 30%
Kecantikan: 40%
Kesehatan: 50%
Keterampilan: Multitalent
Point: 3300
Hadiah: Tiket pembuka mall sistem
****Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Mom [END]
FantasiLyla Agatha terbangun dalam tubuh seorang wanita berusia dua puluh lima setelah dikhianati temannya. Eits, tapi mengapa ada yang aneh? Ternyata dia terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis dalam novel yang sering menyiksa kedua anak tirinya sendi...