00

2.5K 324 52
                                    

"Penggunggat apakah sudah siap dengan pembacaan keputusan ahkir?"

"Sudah yang mulia" ucap yakin wanita itu.

"Tergugat apakah sudah siap dengan pembacaan keputusan ahkir?"

"Sudah yang mulia" timpal lesu laki-laki dengan jas hitamnya.

Ruangan bernuansa coklat itupun mendadak penuh dengan perasaan tegang saat pasangan suami istri itu kembali di pertemukan dalam ruang persidangan perceraian yang tengah mereka lakukan

Perasaan sayang, perasaan cinta yang telah terbangun selama belasan tahun kini telah berubah menjadi perasaan hampa yang ingin cepat segera wanita itu ahkiri.

Mata sipit indah itu berubah nanar saat hakim membacakan hasil keputusan ahkir.

Sejenak mereka saling adu tatap selama persekian detik dengan membawa perasaan mereka masing-masing.

Shan Gracio Herlantio

Laki-laki itu menghela nafasnya panjang kemudian menatap wajah wanita yang sebentar lagi statusnya berubah menjadi mantan istrinya.

Gracio menatap surai indah wajah sang istri di iringi dengan perasaan pilunya.

Sementara itu di tempat duduknya.. Shani Indira.

Wanita itu mendengarkan hakim yang tengah berbicara tepat beberapa meter dari hadapannya.

Persidangan ini ialah hal yang paling ia tunggu-tunggu.

Mengingat ia sudah mantap dengan keputusannya untuk menghakiri pernikahanya bersama dengan Gracio.

Bukan tanpa sebab Shani melakukan ini.
Bukan tanpa alasan pula Shani mengahkiri semua ini.

Semua sudah cukup, rasa kecewa Shani sudah menumpuk.

Sementara tak jauh dari tempat duduk mereka, ada seorang laki-laki berpakaian hitam dengan mengenakan kaca mata dan juga topi coklat, tengah duduk dengan berekspresi pilu dan juga mata kosong saat menyaksikan sidang perceraian orang tuanya yang sedang berlangsung.

Azio.

Yaa..anak itu tengah berusaha mati-matian menguatkan dirinya sendirian. Melawan rasa batin yang menggerutu.

"Menimbang. berdasarkan pertimbangan tersebut maka majelis hakim memberi kesimpulan bahwa satu.. penggugat memiliki cukup alasan untuk melakukan perceraian, dua.. bahwa oleh karenanya permohonan penggugat dapat di kabulkan... "

Mata Azio pun berkaca-kaca, anak laki-laki itu menghela nafasnya panjang saat mendengar hakim ketua membacakan isi keputusan akhir. Dada Zio tiba-tiba terasa sesak, seolah perasaan sakit menyerang hatinya tanpa jeda.

Sementara Gracio, pria bertubuh tegap itu hanya menatap sang ketua hakim dengan nanar.

Lain daripada itu mata elang Shani yang menyorot tajam, menatap hakim ketua diikuti dengan perasaan lega pun ikhlas. Wanita itu yakin kali ini keputusan yang ia ambil ialah keputusan yang paling tepat.

~OooO~

"Kepadamu air yang membentang.. aku ikhlas jika memang ini sudah menjadi jalanmu,. karena mungkin ini bentuk kemurkaanmu, karena selama ini aku tak becus menjaga anakku.."

Sayup sayup angin lembut menerpa krudung Shani. Membuat rambutnya yang sedikit teruraipun berkibaran. Matanya menatap lemah selat madura yang kini ada di hadapannya.

Dadanya masih terasa sesak.

Sudah ada dua jam lebih wanita itu berdiri di tempat itu. Mengenakan dress coklat panjang yang kemudian dengan krudung hitam yang membalut sebagian kepalanya

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang