1. Photo frame

1.3K 238 26
                                    

Hambar.  Satu kata yang mendefinisikan hidupnya saat ini. Walaupun banyak sekali kebahagiaan yang mendatanginya silih berganti tanpa jeda, namun dia tetap menamatkan kehidupannya saat ini benar-benar hambar.

Dulu dia tidak pernah merasa sekosong ini. Tidak sampai ia berpikiran bahwa akan mendapatkan keadaan semacam ini. Bakan terhitung dua tahun, Chika lupa kapan terakhir dia tertawa dengan lepas.

Memiliki keluarga yang hangat, otak yang pintar, sahabat-sahabat yang menyayanginya serta kekasih yang baik serta tulus mencintainya membuat Chika tak menginginkan apapun lagi di dunia ini.

Namun roda kehidupan terus berputar, Chika tidak akan pernah menyangka jika salah satu dari aset kebahagiaannya tiba-tiba pergi tanpa permisi.

Senyum yang dulu merekah di setiap harinya kini telah memudar saat kekasih yang begitu Chika sayangi menjadi salah satu korban dalam tenggelamnya kapal di Selat Madura.

Dan naasnya lagi sosok kekasih yang sering ia panggil Ara itu di nyatakan hilang dan meninggal setelah seminggu lebih proses pencarian.

Tidak dapat memungkiri hidup Chika hancur saat itu. Benteng kokohnya melepuh bersamaan dengan perasaannya yang berantakan.

Bagaimana setiap harinya Chika dan Tara menghabiskan waktunya bersama. Hanya ada canda maupun tawa dari keduanya.

Sosok Tara yang tidak ingin gadisnya menangis, sosok Tara yang tidak ingin membiarkan gadisnya itu merasa sendiri, dan sosok Tara yang selalu menaungi, mengasihi  gadisnya, mampu menciptakan barisan kenangan yang membuat Chika merasa separuh hidupnya hilang saat semua itu sekejap lenyap.

Bahkan keinginan untuk pergi, menyusul Tara, sempat terbesit dalam lamunan Chika.

Membayangkan bagaimana senyum Tara yang ia dapatkan sebelum ke berangkatannya ke Bali membayangi setiap sudut pikiran Chika. Membuat ribuan kepiluan menyerang perasaan Chika.

Namun tentunya Chika masih memiliki otak kewarasan yang tinggi walaupun ia hanya tidur satu jam di setiap harinya bahkan juga nyaris tidak tidur saat mengingat semua keadaan yang menyerangnya.

Sampai dengan sosok ci Shani mendatanginya yang kemudian menguatkannya, memberikannya keteguhan untuk bangkit dan melanjutkan mimpinya.

Chikapun sadar jika saat itu dia terus merasa sedih, tidak ada yang menjamin Al Tara kembali ataupun membalikan keadaan. Namun Chika juga tidak tahu keadaan apa yang menanti dirinya di masa yang mendatang.

Namun Chika yakin dan percaya laki-lakinya itu kuat. Terlepas dari kemungkinan Al Tara selamat atau tidak, Chika masih tetap berharap dan berdoa semesta berkenan untuk melindungi Al Tara dari bahaya,  semestapun berkenan untuk memeluk Al Tara saat dirasa kedinginan menerpanya.

Sampai akhirnya Chikapun menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, berfokus untuk masuk ke salah satu Universitas incarannya dan  bukan Chika namanya kalau ia tak berhasil.

Ya. Chika berhasil masuk di Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang ada di Malang.

Alasan Chika klasik kenapa ia memilih Malang sebagai tempat ia melanjutkan mimpinya.

"Kalau kangen Ara biar deket.. " Chika-

Yang nyatanya sampai dengan saat inipun Chika masih belum berani untuk datang kembali ke selat madura setelah kejadian naas itu.

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang