2. A plan

916 212 34
                                    

Keesokan paginya Chika bangun tidur. Sinar matahari yang terang menyelinap dengan sopan melalui celah jendela kamarnya yang sedikit terbuka. Hari itu dia menjadi salah satu panitia acara yang diadakan oleh kampusnya. Namun rasa malas membungkam tubuhnya. Lagi dan lagi.

Tok Tok..
"Chikaa!"

Tok Tok..
"Chikaa! WOII Chika"

Tok Tok..
"Chikaa! Bangun gak lo!! "

Tok Tok..
"Chikaa! WOYY! Turunkan harga BBM"

Tok Tok..
"Chikaa! Turunkan minyak goreng kasian mak gue!!"

Tok Tok..
"Chikaa!" Tok Tok..
"Chikaa!"

Chika hanya menghela napas sembari menggeleng pelan saat mendengarkan suara heboh yang berasal dari luar kamarnya.

Dia tahu persis itu suara siapa sampai pagi-pagi berani menggedor pintu  kamarnya.

Meski merasa begitu lelah akibat salah posisi tidur namun pada akhirnya Chikapun bangun dari tempat tidur yang kemudian membuka pintu.

Ceklek!

"buset lo baru bangun Chik!" Suara lantang nan terheran-heran itu berasal dari Eli.

Chika hanya terdiam.

"Ini udah jam berapa weh, lo masih belom siap-siap!"

"Udah udah lo nggak usah mandi dah  cakep Chik" Susul Adzano yang tersenyum lebar menampilkan gigi gisulnya.

"kalian ini selain gabut terus datang pagi-pagi ganggu orang tidur, ngapain lagi sih kerjaannya?" Protes Chika dengan nada sedikit kesal.

"Waoo amajing!" Adzano berseru.

Mahasiswi yang tak kalah disibukan dengan kegiatannya di kampus itu berteriak histeris sembari memandangi jemari tangannya.

Eli, dan Indah yang berada di dekatnya pun bingung dengan aksi Adzano.

Bahkan Celine yang tengah membaca buku di ruang tamu bersama dengan Niki hanya mengernyitkan dahinya, heran.

Mereka lebih memilih diam tidak ikut menggerutui Chika.

"Nggak jelas lo Leh!" Indah menyiku lengan Adzano.

Adzano mendesih. "Dih! Kita harus ngerayain ini tau!"

"Ngerayain apa?"

Chika hanya menatap tak heran teman-temannya itu. Tak jarang setiap Chika balik ke kontrakan, teman-temannya itu selalu mendatanginya terlebih dahulu sebelum mereka pergi ke kampus.

Chika tak merasa terganggu, karena ia sadar inilah salah satu bentuk dari rasa kepedulian teman-temannya terhadapnya.

"Iya orang nggak ada yang ultah juga, lo jangan ngadi-ngadi deh.. "

"Buset, kalian ini teman macam apa! Ya jelas adalah.. Barusan si Chika ngomong lebih dari 20 kisah kata weh! Mukjizat! Lo waktu balik kemarin dapat apa? Dapat uang? Dapat tanah? Apa dapat warisan?"

Mendengar itu Chikapun terkekeh pelan, bahkan Eli membulatkan mulutnya seolah tak percaya dengan apa yang Adzano ucapkan.

"Gue dapat wangsit! Buat bunuh lo!" Pekik Chika. Yang kemudian menghela.

"Buset jahat banget!"

"Dah mending kalian sarapan sana deh gue mau mandi! Bye!" Final Chika yang kemudian menutup pintu kamarnya.

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang