4. He is Alta?

901 192 22
                                    

Shani mendekap tubuh Chika dengan sangat erat setelah ia memberikan kue tart yang sedari tadi ia bawa pada Aya.

Shani mengusap lembut rambut Chika sembari merasakan tubuh Chika yang bergetar.

Merasakan kesedihan yang Chika rasakan, sejujurnya Shani ingin sekali menangis, namun wanita itu tahu jika ia ikut menangis suasana bisa saja semakin kacau.

Shani tidak mau ulang tahun Chika kacau.

"Dia pasti juga kangen sama kamu sayang.. Its okay.. Dimanapun dia berada sekarang, mama yakin dia pasti mendoakan kamu juga" Shani berusaha menenangkan.

Celine, gadis itu memeluk balon berbentuk H sembari menatap sendu sahabatnya. Tak hanya Celine bahkan yang lainpun juga merasakan suasana kelu yang menyeruak di sekeliling mereka.

Setelah merenggangkan pelukannya, Shanipun menatap lamat Chika, mengusap lembut rambut Chika sembari menyelipkan helaian anak-anak rambut Chika.

Chika masih menunduk. Padahal waktu itu ia berjanji tak ingin menangis lagi, namun merasakan ketiadaan Al Tara rasanya hati Chika begitu sakit.

Menghela nafas panjang Puchi melangkahkan kakinya mendekati si sulung kesayangannya. Memegangi kedua bahu putrinya yang kemudian tersenyum menatapnya.

"Selamat ulang tahun anak abi.." Ucap Puchi yang kemudian mencium kening Chika. "Kamu nggak lupa kan kak? Tentang obrolan kita waktu itu.."

Sejenak suasana menjadi hening. Chika pun sedikit termangu dengan ucapan abinya.

"Maksud abi? Obrolan yang mana?"

Puchi menghela.

"Yang Abi bakal nikahin kamu sama Tara..?"

Mendengar itu Chikapun tersenyum hampa.

Sejujurnya Puchi tidak mau memberikan janji atau harapan seperti ini pada Chika, namun Puchi ingin Chika menerima segala keadaan dengan keikhlasan yang berasal dari dirinya.

Puchi tahu berat untuk Chika menerima semuanya, dan sebagai ayah yang baik.. Puchi hanya ingin Chika menerima kepergian Al Tara dengan sendirinya tanpa paksaan dari dirinya maupun Aya.

"Yaa pasti Chika ingat itu.."

"Bagus, mumpung sekarang ada mamanya Tara langsung, di hadapannya juga.. Abi mau minta ijin. Gimana?"

Sontak, kalimat Puchi itu membuat orang-orang yang ada disana tersenyum bahkan tertawa.

Sejenak mereka bahkan melupakan ketiadaan Al Tara dan menganggap Al Tara itu masih ada.

Chika masih tak habis pikir dengan ucapan Abinya.

"Aaa abii, stop please.." Rengek Chika yang kemudian memeluk tubuh Puchi.

Shani dan Aya saling melempar senyum.

"Bisa-bisanya gue nangis.. " Adzano bersuara

Mendengar itu Indahpun mendecak "Alay!"

Adzano hanya mendengus sembari memegangi korek api.

"Gue salut banget sama Chika.." Sahut Eli yang membuat teman-temannya, menoleh yang kemudian menatapnya.

"Kenapa?"

"Dia masih bisa bertahan sejauh ini, kalau gue jadi Chika belum tentu gue bisa ngadepin ini semuaa"

"Hmm, lo bener El.. "

"Iya gimana ya, dia deket sama Al Tara juga belom lama kan ya.."

"Iyaa. Udah gitu si Al Taranya juga buset masa lalunya sedih banget."

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang