5. Short Moment

809 184 38
                                    

"Gimana persiapannya.."

"Aman kok mii.."

"Jangan lupa bawa vitamin sayang.."

"Iya mami.."

"Jangan lupa juga itu barang yang di bawa apa aja di hafalin."

"Iya mami.."

Chika hanya mengiyakan ucapan maminya di telfon saat menyiapkan barang yang akan ia bawa besok.

Sudah ada satu jam lebih Chika mengobrol random dengan maminya. Tentu saja sang Mami was-was untuk melepas anak gadisnya pergi kunjungan medis.

Walaupun itu sudah menjadi tanggung jawab Chika. Namun perasaan Aya membuncah kala dia tahu anak sulungnya itu akan pergi ke Madura.

Tidak cuma sekali.

Berulang kali Chika meyakinkan pada sang Mami jika dirinya pasti baik-baik saja. Namun tetap saja, rasa khawatir seorang ibu tidak dapat terbendungkan.

Setelah mengikuti aktivitas Alta, Chika kembali ke kontrakan.

"Nah udah selesai nih mi.." kata Chika yang kemudian meminggirkan kopernya.

Sang Mami hanya tersenyum menghela ditempatnya.

"Yaudah kamu istirahat sayang.. makan malam dulu tapi ya.."

Chikapun mengambil duduk di atas ranjang tidurnya.

"Aa iya aku mau nunggu temen-temen mi, katanya mau kesini.. makan sekalian sama mereka ya.."

"Boleh.. asal setelah itu kamu tidur ya.. besok kabarin mami kalau mau berangkat.."

"Siap mi.. Abi belum pulang ya..?"

"Belum.. Abimu masih nanganin kasus, jadi mungkin pulangnya malam.."

Chika mengangguk paham, "si Dedek?"

"Kayaknya dia di kamar, barusan pergi sama Zio.."

Chika mendesis "Dasar.."

Terdiam sejenak Chikapun mendengar suara mobil yang berhenti di garasi depan kontrakannya.

Anak itu kemudian beranjak berjalan menuju balkon setelah membuka pintu.

Nampak dari pandangannya mobil Celine dan Adzano berhenti.

"Mii.. itu temen-temen udah dateng, Chika mau nyusulin mereka ke bawah dulu yaa..."

"Iya sayang.. yaudah mami tutup telfonnya ya.."

"Oke.. bye mami.."

"Bye sayang.."

Panggilan bersama sang mamipun berakhir. Chikapun tersenyum yang kemudian menatap kemerlip bintang yang bertaburan di atas langit sana.

"Ra.. ini saatnya aku menjadi berani kan??"

Chikapun mempertahankan senyumnya. Walaupun perasaannya tak bisa di artikan, namun Chika berusaha untuk meyakinkan jika semua akan baik-baik saja

"Chika.."

"Chika.."

"Chika, buka buka buka!"

Suara di balik pintu itu terdengar. Semakin heboh.

Padahal Chika ingin menyusul kebawah namun rupanya para manusia yang berkedok temannya itu sudah lebih dulu sampai di depan kamarnya.

"Iya.."

"Gue buka ya.."

Suara Eli.

"Kalau gak boleh gue maksa.."
Timpal Adzano.

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang