16. night moments.

793 170 13
                                    

Malam itu di sudut sebuah Desa dengan lampu yang tidak begitu terang. Seorang gadis yang baru saja selesai melakukan kegiatan tengah sibuk mengayuh sepeda ontelnya.

Suasana malam kala itu hening tak bersuara, hanya terdengar suara jangkrik yang saling bersahutan pun suara-suara orang yang sedang mengobrol dengan kopi hitam yang setia menemani.

Dengan tali tas samping yang melilit tubuhnya Ella nampak tengah memikirkan sesuatu.

Wajah letihnya begitu terukir jelas bersamaan dengan tubuhnya yang lesu. Perasaan Ella juga tengah di landa rasa rindu, rasa khawatir yang tak bisa jika hanya terdefinisikan oleh kata.

Ella bersamaan dengan bintang yang bertaburan dengan indah di atas awan sama merasakan kehampaannya.

Sudah berhari-hari ia mencari Alan, kesana kesini namun hasilnya nihil.

Bahkan siang tadi sesuatu yang begitu mencekam terjadi.

Saat dirinya datang ke basecamp kampus Chika dan bermaksud untuk menanyakan perihal keberadaan Alan, ia malah tidak menemukan Chika disana.

Bahkan Ella sempat bertengkar dengan teman perempuan Chika yang bernama Manda. Mereka sempat beradu mulut sampai terjadi sedikit argumen yang menyulut tindakan.

Ella tersenyum kecewa pada dirinya. Bagaimana bisa hanya karena satu orang yang menghilang jiwa manusianya mendadak hilang seketika.

"Alan kamu sebenarnya dimana? Ini udah lebih dari tiga hari kamu hilang dari rumah.." ucapnya lirih dengan tatapan sendunya fokus melihat jalanan.

Ella menghirup aroma udara malam itu banyak-banyak. Yang kemudian menghembuskannya dengan kasar. Bermaksud membantu sedikit untuk memberikan kelegaan dalam perasaanya.

\\

"Mana si Chika.." nada Ella terdengar tidak ramah pada teman-teman Chika yang pada saat itu tengah istirahat.

Lyn yang baru saja tiba sembari membawa beberapa obat-obatan, menatap sinis Ella yang tengah berkata dengan nada sarkasnya.

"Pasti Chika kan yang bawa pergi.." tuduh Ella.

Amanda yang sedari tadi diam dan posisi berdiri sembari melipat tangannya di depan dada hanya memberikan tatapan tajamnya pada Ella..

Sementara Dewi memilih untuk duduk sembari menyaksikan.

Oh ayolah mereka semua capek dengan segala kegiatan yang baru saja di kerjakan, mendadak ada seorang datang kemudian marah-marah. Apa mereka tidak boleh sedikit saja merasa geram??

Setelah meletakan obat-obatan Lynpun kemudian berjalan mendekati Ella. Tergambar jelas dari raut wajah Ella yang mampu Lyn tangkap, Ella tengah di landa rasa cemas yang tinggi.

"Kamu kalau mau cari ribut jangan disini.." ucap Lyn datar yang mampu membuat Ella mendecak.
Lyn begitu mengintimidasi Ella dengan pandangannya.

"Aku nggak nyari ribut, aku cuma mau cari temen kamu yang bawa pergi Alan.."

Bersyukur saja di sana hanya ada beberapa orang, sisanya masih sibuk di luar. Tidak terbayang bagaimana jadinya kalau banyak manusia di sana yang kemudian berhadapan dengan Ella yang sendirian.

"Denger ya sist.. si Chika mana mungkin bawa pergi cowokmu itu. Semenjak dia pingsan, kakaknya sendiri yang bawa dia pulang dan balik ke Bogor. Setelah itu Chika nggak ada kabar lagi.." Ucap Lyn dengan nada nada yang penuh penekanan.

"Dan gara-gara itu juga Chika nggak lanjutin kunjungan medisnya disini" Kali ini Amanda yang ahkirnya menyahuti "Dan Lo tahu kan efeknya apa??" Amanda menjeda kalimatnya yang kemudian berjalan dengan tangan melipat mendekati Ella.

HEY ARA II: Sky, Stars, And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang