6. Ngambek

3.8K 465 18
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi, manusia yang sedang bergulung dibawah selimut merasa terusik mendengar teriakan dan guncangan dari salah satu abang kose Semanggi.

"ROSE LO NGGA SEKOLAH WOY?!" Teriak daffin sambil mengguncangkan tubuh adik kosnya.

"Apa sih bang. Masih pagi udah heboh." Sahut Rose malas.

"Pagi mata lo. Udah hampir jam 8, bego." Ujar Daffin.

Rose yang mendengar ucapan Daffin, reflek menegakkan tubuhnya. "HAH JAM 8?! BANG KOK GA BANGUNIN DARITADI SIH!!"

"Gue bangunin lo dari jam 7 ya!! Lo-nya aja kebo." Sinis Daffin sambil berjalan keluar dari kamar Rose.

Sepuluh menit setelahnya, Rose keluar kamar dengan dasi yang belum terpasang rapi dan rambut seperti habis terkena angin topan.

"Lo ngapain cong buru-buru gitu?" Tanya Jona yang sedang santai didepan tv keheranan.

"Buta mata lo?! Mau sekolah lah. Bye bang Jo, gue udah telat." Seru Rose tergesa-gesa keluar rumah.

"Tapi sekarang hari-" Ucap Jona menggantung, karena gadis itu sudah menghilang dari pandangannya.

"Yaudah lah, nanti juga balik lagi." Jona mengedikkan bahunya tak acuh.

"BWAHAHAHA BOCAH TOLOL." Tiba-tiba Vio dan antek-anteknya keluar dari persembunyian.

"Sumpah tu bocah kagak lihat tanggalan dulu apa emang bego si... HAHAHAHA." Sahut Tendra dan terbahak-bahak diakhir.

"Ngetawain apa sih pada?" Tanya Jona penasaran.

"Itu bang, si kembang kita kerjain biar kapok. Gue bangunin bilang dia terlambat sekolah, eh sidodol percaya aja." Daffin menyahut disampingnya.

"Sumpah kalian mau stress ngadepin tu bocah kalo ngambek nanti." Jona hanya menggelengkan kepalanya dengan ide ajaib dari teman kosnya.

"Halah disogok mekdi aja luluh." Ucap Tendra meremehkan.

"Bentar deh... Sekarang kan akhir bulan." Cicit Vio menggantung.

"Ape? Duit lo udah abis, belom dapet transferan?" Tanya Daffin.

"Duit gue ga akan pernah abis ya pantek." Ucap Vio congak, tapi memang ada benarnya sih.

"Dih songong najis." Sinis Tendra sambil melempar kulit kacang mengenai Vio.

"Gue bicara berdasarkan fakta lapangan ya!!" Balas Vio.

"Terus kenapa kalo akhir bulan njir?!" Tanya Jona kesal.

"Oh iya." Ujar Vio menepuk dahinya. "Akhir bulan biasanya Rose marah-marah mulu karena- " Ucap Vio menggantungkan ucapannya.

Sontak Ten dan Daffin yang menyadari maksud Vio membelalakkan matanya.

"MAMPUS." Ucap mereka serempak.

"Hayo lo, gue kagak ikutan ya." Ucap Jona mengompori.

****🍀****

"Lo ngapain neng, hari minggu make seragam? " Tanya Jisa yang sedang bersantai di ruang tamu keheranan.

Bagaimana tidak heran mengingat ini hari minggu, tapi adik kosnya ini datang dari luar memakai seragam sekolah lengkap. Mana mana rambutnya belum tersisir rapi, dasi menggantung tanpa diikat, dan kaos kaki hitam putih.

Dengan raut muka datar, mata memerah seperti siap menangis kapan saja. Rose terus berjalan, mengabaikan pertanyaan Jisa.

"Eh neng mawar, dari mana? " Tendra bertanya seolah tidak tahu apa-apa.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang