9. ditemenin tidur

3.8K 434 39
                                    

Sore harinya, semua penghuni kos Semanggi tengah berpesta es buah di beranda kos. Dengan posisi duduk melingkar dan es buah ditengahnya.

"Orang mah party bbq-an, ini party es buah anjing!" Gerutu Daffin yang sudah tidak sanggup menampung es buah dari Rose lebih banyak lagi.

"Yaudah sih bang. Tinggal nikmati apa susahnya, gue udah effort gede buat beli ini!" Seru Rose tidak Terima.

"Terus ini siapa yang mau ngabisin njir?! Masih satu baskom, lo mau mau mandi es buah?!" Sarkas Tendra.

"Buat besok kan bisa." Sahut Tian menengahi. Tendra mendengus mendengar Rose yang dibela, bukannya dirinya.

"Ogah gue udah trauma sama es buah mulai sekarang." Ucap Jona lalu beranjak masuk kedalam.

"Lagian lo ngapain beli es segini banyaknya?" Tanya Gita penasaran.

"Bapaknya baik mbaa. Muji-muji gue mulu." Rose senyam-senyum mengingat dirinya dan Sean dibilang pasutri.

"Huu itu mah lo haus pujian, bukan haus pengen minum!" Seru Lisa kesal.

"Bang Sean jangan diem aja dong diporotin sama ni bocah!" Protes Jena pada Sean yang hanya diam menikmati es buah, walaupun sebenarnya sudah sangat enek.

"Kasian bapaknya kalo dicancel." Ucap Sean seadanya.

"Tuh kannn. Kita mah berperikemanusiaan ngga kek lo pada." Olok Rose merasa paling benar.

"Nyenyenye." Cibir Jean. Kesal dia tuh motornya ditinggalin sendirian tanpa belas kasih.

"WOYY HENDRA!! SINIII!" Tiba-tiba Vio berteriak memanggil anak ibu kos yang tengah melewati depan kosan bersama temannya.

"WATASHI?!" Teriak Hendra dengan bahasa Jepang alakadarnya menunjuk dirinya sendiri memastikan, maklum wibu akut dia.

"IYA LO LAH! SIAPA LAGI EMANG?!" Balas Vio ngegas.

"OKE MELUNCUR BANG." Hendra mendekat sambil menarik lengan temannya.

"Nih ada es buah banyakk, buat lo aja. Terserah mau diabisin apa mau buat minum kambing, yang penting lo bawa minggat ni es buah dari sini." Daffin menyerahkan es buah sekaligus baskomnya pada Hendra.

"Iya lo bawa aja Hen, kita udah enek even cuma ngeliat doang." Sahut Jisa yang dihadiahi anggukan setuju dari penghuni kos.

"Ya kali pake baskom mba?!" Tanya Hendra tidak percaya.

"Terima aja njay. Buat bawa ke tongkrongan." Bisik Doni- temannya Hendra.

"Oiyayha, pinter juga anata(kamu)." Ujar Hendra lagi-lagi menyelipkan bahasa Jepang abal-abalnya. Untung temannya sudah biasa dengan bahasa alien Hendra yang dicampur aduk.

Hendra akhirnya menerima baskom berisi es buah dari tangan Jisa. "Yaudah kalo mba maksa, watashi bawa ke tongkrongan ye."

"Serah lo mau dibawa kemana." Sahut Vio.

"watashi sama Doni pamit dulu mba/mas. Makasih buat es buah sama baskomnya mba, kapan-kapan gue traktir pentol goceng." Ucapnya sambil menepuk pundak temannya untuk ikutan berpamitan.

"Pamit dulu ya mas/mba." Pamit Doni lalu mengikuti Hendra yang sudah jalan duluan.

"Iyaa." Balas satu kos serempak.

"ITU GUE YANG BELI WOYY!! LO TRAKTIR PENTOLNYA KE GUE DONG!" Teriak Rose tidak santai.

"IYA MBA KALO PERLU GUE TRAKTIR SEGEROBAKNYA SEKALIAN!!" Balas Hendra berteriak sambil membawa baskom.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang