22. Perkara kipas

2.4K 245 53
                                    

"Hhhhh... air, gue butuh air."

Rose kembali ke kelas dengan peluh keringat membasahi tubuh, rambut lepek seperti tidak keramas seminggu, persis seperti gembel. Karena kelas IPA 3 adalah kelas yang solid, para penonton tadi yang penasaran akan kelanjutannya merapat menghampiri Rose. Kebetulan jam terakhir ini sedang jamkos.

"Gue butuh air, bukan karbon dioksida dari lo pada, bangsat!" Rose melempari kerumunan dengan sembarang buku.

Dika yang terkena lemparan mengaduh. "Aduh! Iya maap Ndoro. BRAM AMBIL AIR CEPETAN!"

"Air!? Hah air? Eh iya bentar!" Bram yang namanya tiba-tiba disebut jadi gelagapan seraya pergi ke sudut gelas yang terdapat dispenser.

"Awar minggir, yang ga minggir gue siram."

Bram membelah kerumunan seraya membawa air dari sumber dispenser. Yura yang melihat Bram kesusahan membawa air, dengan senang hati menoyor kepala laki-laki tersebut.

"Minimal mikir, oon."

"Lama-lama lo yang gue telen, ya!?!" Rose yang kelewat kesal berakhir menendang tulang kering Bram.

"Ga ada gelas, sat!"

Jihan yang sudah muak dengan drama IPA 3 memilih maju ke depan untuk merebut galon dari tangan Bram. "Banyak omong keburu mati mawar gue." Jihan mengarahkan mulut galon ke arah Rose, untung lah isinya tinggal sedikit. "Mangap, Rose, jangan terlalu dongak entar keselek."

Mau tidak mau Rose menurut, membuat satu kelas tercengang melihat atraksi debus yang dilakukan oleh Rose dan Jihan.

"Minggir! Ada pasien haus kasih sayang!"

Jean membelah kerumunan sambil menggeret Lisa yang sama tak berdayanya dengan Rose. Setelahnya, pemandangan di depannya membuat matanya melebar sempurna.

"ITU TEMEN GUE DIAPAIN!?!"

****🍀****

"Kalian berdua tuh ada aja tingkahnya, heran dah." Jena tak berhenti mengomel saat melihat Rose dan Lisa pulang dalam keadaan banyak goresan di muka. Sampai dikira habis berkelahi dengan kucing.

Jona datang dari arah dapur dengan membawa indomi kuah yang baru dibuat. "Siapa lagi lawan kalian?" Jona bertanya dengan santai sambil menyeruput indominya dengan brutal di samping Rose yang sudah melirik heboh.

"Sirup." Jawab Lisa dengan malas.

Vio yang sedang anteng melihat debat capres tayangan ulang hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Lisa. "Lawan kalian aneh-aneh. Tahun lalu markisa, waktu itu bolu kukus amanda, sekarang sirup. Kalian ini manusia apa makanan sih?"

"Ukhuk... ukhuk!" Ucapan receh Jona berhasil membuat Jona tersedak

"Sante bang, kaga minta gua." Celetuk Vio.

Rose yang melihat kesempan emas segera memberinya minum. "Minum Bang. Katanya kalo habis keselek makannya dijeda satu jam dulu."

"Kata siapa?" Lisa bertanya.

"Diem dulu napa!?" Jena dengan kesal menekan kapasnya di muka Lisa, membuat Lisa diam seribu bahasa.

"Kata-kata hari ini." Jawab Rose sekenanya. Perempuan itu kembali fokus pada Jona yang masih fokus menetralkan tenggorokan. "Tapi kalo nunggu satu jam keburu mienya jadi bubur, sini biar gue yang nyelametin." Rose mendekat pada Jona, bermaksud untuk mengambil mienya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang