18. Dijodohin

2.9K 346 1
                                    

Rose mungkin akan mendapat juara satu jika ada nominasi orang penderita gabut terlama, apalagi setelah Jevan— partner jalannya itu juga pulang ke rumah dua hari yang lalu saat orang tuanya sudah kembali dari luar negeri. Jadi, waktu itu mereka menjemput Kumala karena ditinggal pemiliknya ke luar negeri. Ah, Rose jadi kangen uyel-uyel perut buncit Kumala.

Terhitung Sudah satu minggu semenjak pulangnya anak kos Semanggi ke rumah masing-masing, seperti biasa Rose akan menjadi penunggu kosan seorang diri. Tidak sendirian juga sih sebenernya, ada Gita tapi perempuan itu lebih suka mendekam di kamarnya, dan Rose tidak berani mengganggu area terlarang kakak kosannya itu.

"Rose, lo udah masak nasi kan?" Tanya Gita dari tangga.

Perempuan itu menggeleng tidak habis pikir melihat posisi tidur ayam Rose yang absurd. Kakinya diletakkan di atas sofa, sedangkan kepalanya berada di bawah. Terlihat sekali kebosanannya.

"Udah dong, kan gue adek yang pengertian." Jawab Rose yang masih tetap memejamkan matanya.

"Lagi semedi lo?" Tanya Gita lagi.

"Enggak, lagi menerawang masa depan."

"Otak lo nerawang." Desis Gita.

Perempuan itu memilih menuju dapur untuk mengisi perutnya yang berprotes ria dari tadi. Namun saat membuka penanak nasi, emosinya seketika naik ke permukaan.

"SALAH EMANG PERCAYA SAMA LO!!" Teriaknya kesal.

"APA LAGI SIH?! GUE LAGI NAPAS AJA DISALAHIN!!" Balas Rose berteriak.

Gita menghampiri Rose, lalu menghentakkan magic com ke depan adik kosnya itu. "Makan noh beras rendem!"

Rose meringis pelan melihat hasil perbuatannya. "Perasaan udah gue cetekin kok."

"Cetekin doang, enggak dicolokin ya percuma, dodol!!" Geram Gita.

"Ish ya udah sih. Mending cari makan keluar, emang enggak ambeien tu pantat buat mendekam di kamar terus!" Protes Rose.

Gita mendengus kesal, Rose ini kalo salah malah dia yang galak.

"Males ah, cuma ada motor bututnya Jena. Yang ada mati kelaperan gara-gara ngurusin motor mogok." Gita mendudukkan dirinya disamping Rose. "Yaudah sih gofood aja."

Tiba-tiba Rose berdiri, lalu menyilahkan tangannya di dada. "Mba! ayok makan di luar atau gue aduin bang Sean kalo lo pernah ada rasa sama dia."

Gita membulatkan matanya sempurna, gimana Rose bisa ingat? Padahal dia cerita sudah ada sahun yang lalu, dan Rose tidak pernah mengungkitnya. Tapi tiba-tiba mengeluarkannya cuma demi makan, memang berbahaya bocil satu ini. Lihatlah bocil itu, setelah mengancam langsung meninggalkannya tidak peduli keputusannya.

"Belom aja panci melayang ke pala lo!!"

****🍀****

"Ish! Kok mekdi sih, mba." Rose menghentakkan kakinya dengan kesal. "Gue tu penginnya makan seafood yang ada di Ancol, malah cuma ke mekdi yang keluar komplek langsung nyampe." Protes Rose

"Ssst diem deh, mekdi itu udah yang paling murah meriah. Lagian sadar diri kalo lo bisa masuk rumah sakit habis makan seafood."

Rose mendengus kesal karena omelan Gita. "Dasar kere, gaya elit dompet sulit." Ejek Rose.

Gita mendelik tidak terima. "Lo tau kan gue ngga dikasih uang selama libur semester ini gara-gara ngga mau pulang."

"Tapi kalo lo mau traktir ke restoran mahal sih ayok aja." Ujar Gita enteng.

"Ogah. Duit gue tinggal setengah buat beli SK-II bajeng." Tolak Rose.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang