11. Intel

3.5K 443 45
                                    

Rose beneran dibawa Jevan ke tempat tongkrongannya. Jangan salah, Jevan ini walaupun pendiam tapi namanya juga laki, mana mungkin ngga pernah nongkrong sama temen. Minimal nongkrong di warkop lah.

Saat sampai di tempat, ternyata mereka bertemu Jean yang sudah datang dari tadi. Iya, Jevan sama Jean ini satu tongkrongan. Cuma kalo dikosan aja jarang interaksi.

"Lo ngapain bawa si kembang Jev?" Tanya Jean mengalihkan perhatian teman-temannya yang lain.

"Tanya sama orangnya, dia sendiri yang minta." Jawab Jevan sambil mendudukkan diri disamping Mirza.

Intinya Mirza, Juna, Brams, Jean, Jevan, dan lain-lain, itu satu tongkrongan. Jangan lupa ada Yohan ketua OSIS inceran Rose.

"Anjrit ada Yohan." Gumam Rose mendudukkan diri diantara Mirza dan Jevan.

"Heh ngapain lo ngintilin Jevan, mau menel?!" Tanya Jean galak, rosenya cuma mencibir. Mana takut dia sama Jean.

Jean nyamperin Rose habis dari ngambil kopi pesanannya. "Nepi lo." Ucap Jean pada Mirza.

Mirzanya nurut aja, udah paham dia mah kalo Jean ini pawangnya dua curut yang sepupuan.

"Ribet lo! Gue kan mau dikelilingi cogan, biar kek cewek-cewek ftv." Kesal Rose.

"Pffft, Mirza lo bilang cogan? Ngga salah mata lo?" Sahut Juna dengan nada meledek.

Mirza melemparkan tisu pada Juna. "Sirik lo? ngga dibilang cogan sama mawar!"

"Najis." Balas Juna singkat.

"Tau! Gantengan juga gue." Ucap Jean tidak mau kalah.

"Idih idih najis." Rose menatap Jean jijik.

"Gantengan gue kemana-mana." Sahut Jevan tiba-tiba.

Semuanya sontak mengalihkan atensinya pada Jevan, heran sejak kapan seorang Jevan rey sayudha jadi narsis begini?

"Ngga salah lo ngomong gitu?" Tanya Brams keheranan.

"Lo habis ketempelan demit kah?" Kali ini Mirza yang menimpali.

"Kebanyakan bergaul sama nenek gayung jadi narsis lo!" Ejek Jean.

Jevan hanya mengedikkan bahunya, memang kenyataannya dia lebih ganteng kan? Emang salah kalau menyombongkan kegantengan sendiri? Begitulah isi kepala Jevan.

"Ribut lo pada! Gantengan juga Yohan, ga sombong tuh dianya." Sahut Rose sambil menatap Yohan yang hanya diam saja.

Mereka yang sedang berdebat lantas memutar bola matanya malas, kalo lawannya Yohan ya jelas mereka kalah telak lah. Secara Yohan ini bisa dibilang all rounds, padahal mah Jevan juga 11 12 sama Yohan. Tapi dia tetap kesal kalo yang dipuji Rose Yohan doang.

"Mulai menel kan lo! Diem disini, gue pesenin makan. Lo mau apa?" Tanya Jean sambil berdiri dari duduknya.

"Apa aja yang penting banyak, jangan lupa es tehnya dua." Jawab Rose.

"Ngga ada! Lo mau kencing batu?"

"Issh dua pokoknya!" Ucap Rose ngeyel.

Jevan mengabaikan protesan Rose. "Lo mau pesen apa Jev? Gue pesenin sekalian." Tanya Jean.

"Samain sama Rose." Jawab Jevan singkat.

"Okee, tahan ni bocah biar ngga menel ke buaya."

"Aman."

"Kiww gantenk, diem aja dari tadi."

Nah kan baru juga dibilang aman, udah lepas kandang aja.

"Terus suruh ngapain? Salto?" Tanya Yohan sinis.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang