3. enek makan mangga

4.1K 459 34
                                    

Minggu siang biasanya kosan Semanggi akan sepi dari makhluk-makhluk penghuninya. Mereka memiliki kegiatan mingguan Masing-masing, Sean yang pastinya sedang disibukkan dengan revisian skripsi, menenggelamkan diri di kamarnya. Begitu pula dengan mba Gita.

Berbeda dengan kakak tingkatnya yang sedang berperang dengan skripsi, Jona, Tian, dan Jisa memiliki jadwal date dengan sang kekasih masing-masing. Sedangkan Sevio- mahasiswa kupu-kupu pastinya sedang mengeram seorang diri di kamar, dan tidak akan keluar jika belum terdengar teriakan-teriakan penghuni kos lain.

Daffin, jangan ditanya lah... Dia adalah budak organisasi kampus. Untuk info keberadaan Tendra, entahlah anak kos tidak ada yang tau dia kemana, karena dari bangun tidur sudah tidak ada keberadaan Tendra.

Sedangkan duo curut minus Rose, sedang dalam melaksanakan hukuman dari usulan anak kos, yaitu belanja bulanan. Tenang, mereka ditemani oleh mba Jena yang paham dengan kebutuhan dapur. Karena tidak yakin jika Jean dan Lisa membawa pulang belanjaan sesuai notes.

Ngomong-ngomong soal Rose, dia sudah mulai membaik meskipun kakinya harus diperban dan jalan sedikit tertatih, Rose berhasil dibawa ke rumah sakit setelah membujuknya setengah mati. Gadis itu saat ini sedang berdiri diujung tangga, memikirkan cara untuk bisa sampai bawah tanpa menyakiti kakinya.

"Gue nggelinding aja kalik ya." Ucapnya menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Ini masak ngga ada satupun makhluk hidup sih! Gue kan juga butuh makann." Rose menjambak rambutnya frustasi.

Cklek

Seseorang berkaos hitam dan celana rumahan keluar dari kamar, melihat seonggok manusia yang terlihat frustasi diujung tangga, membuat dirinya mau tidak mau menghampiri.

"Mau turun?" Tanya-nya memegang pundak gadis yang sedang menenggelamkan dirinya pada lipatan tangan dan kaki.

Rose mendongak, lantas melebarkan bola mata dan secepat mungkin menetralkan keterkejutannya. "Tapi ngga bisaaa." Rose tanpa sadar dengan sedikit merengek.

Tiba-tiba lelaki dihadapannya menjongkokkan diri dibawah pijakan tangganya.

"Naik." Ucap Jevan singkat.

"Seriusan? Gue berat loh, apa aja gue makan." Rose berujar sok tenang, padahal dia sedang terkejut setengah mati dengan perbuatan manusia didepannya itu.

"Ya udah, ngga usah." Ucap Jevan berlagak akan berdiri kembali.

"Ettttt, ngga bisa dong. Nawarin orang itu jangan setengah-setengah!" Rose menekan bahu Jevan agar tidak bisa berdiri.

"Yaudah naik."

Rose yang sudah sangat kelaparan memutuskan untuk menerima tawaran Jevan, dengan menaiki punggung lelaki didepannya.

"Emang ngga berat Jev? Kalo berat turunin aja."

"Lo mau ngesot?"

"Yee kagak, kan basa-basi coyy." Jawabnya dengan cengiran bodoh.

Sesampainya dibawah, Jevan mendudukkan Rose pada meja makan dapur.

"NAGET DOANG?!" Rose terkejut saat membuka tutup saji yang hanya terdapat naget.

"3 biji doang lagi." Geramnya frustasi, udah laper dia tuh.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang