21. Ribut

1.4K 196 20
                                    

Sebenarnya tidak ada yang spesial di hari pertama semester akhir setelah liburan lebih dari dua minggu, tapi menurut para satwa 12 IPA 3 tentu saja spesial. Tentu saja di mana-mana hari pertama sekolah pasti jamkos, entah untuk menyiapkan hari esok atau untuk beradaptasi setelah bermalas-malasan dalam waktu yang lama.

"Bangsat! Mana yang namanya Lisa?!"

Di tengah suasana kelas yang sudah seperti ragunan, Tiba-tiba pintu kelas dibuka dengan kasar oleh seseorang. Hal itu membuat seisi kelas kembali ke tempat duduk masing-masing, dikira guru yang datang.

"Cok lah! Gue kira guru." Umpat seseorang.

Seseorang yang membuat keheningan tidak memedulikan umpatan-umpatan seisi kelas. Dia tetap pada tempatnya dengan mata yang berkeliaran menelusuri sudut kelas, mencari seseorang.

"Gue tanya mana yang namanya Lisa?!" Tanyanya dengan nada nyolot.

Mahen, ketua kelas yang agak pendiam tetapi mempunyai mulut spek cabai sedikit kesal dengan kelakuan anak tetangga kelas yang seenaknya nyolot. "Santai dong. Pernah diajarin etika bertanya kan?"

Seseorang yang ditegur tersebut tambah tersulut emosi karena malu tengah di tegur di hadapan satu kelas, tapi tetap dia tidak berniat untuk menurunkan egonya.

"Gue cuma nanya, kalo kalian ga tau tinggal jawab, apa susahnya sih?!"

Rose yang sedang menikmati mimpinya merasa terusik dengan keributan yang terjadi, apalagi menyeret nama sepupunya. Dengan nyawa yang langsung terkumpul dalam sekejap Rose berjalan ke depan untuk menghampiri sumber keributan.

Sebelum kemungkinan adu mekanik datang, Rose lebih dulu mengamati sosok tersebut. Penampilannya tidak seperti siswi pada umumnya, dilihat dari roknya yang di atas betis, baju yang terlihat press body tidak dimasukkan ke dalam rok, kaos kaki warna biru pastel, dan nail art yang terlihat sangat norak di mata Rose.

Dengan mata memicing Rose membaca name tag di seragamnya. 'Kurnia' Rose tertawa kecil dengan apa yang dipikirkannya.

"Heh sirup! Ngapain lo kesetanan nyariin sepupu gue? Cocok lo jadi rentenir."

Seisi kelas melepaskan tawanya mendengar panggilan dari Rose. Tentu saja Rose tidak akan memanggil orang yang membuatnya kesal dengan nama aslinya.

Sedangkan Kurnia yang dipanggil sirup sontak naik pitam, udahlah dipanggil sirup, dimiripin sama rentenir pula.

"Bacot lo mawar berduri! Gue cuma nanya di mana sepupu lo yang kegatelan itu hah?!" Teriaknya, emosinya sudah naik lima level gara-gara Rose. "Oh jangan-jangan lagi makan sama pacar orang lagi." Remehnya.

Dalam hati Rose mengiyakan, Lisa memang sedang makan di kantin dengan pacar orang, lebih tepatnya orang-orang. Kan Jean pacarnya lebih dari satu. Tapi karena sudah terlanjur emosi, Rose memilih untuk melanjutkan perang. Nggak ribut nggak asik.

Seisi kelas diam menyaksikan. Tidak ada yang ingin membela maupun melerai, karena mereka tahu Rose sendiri yang akan bela sepupunya mati-matian. Dengan kata lain mereka bersiap untuk menonton keributan, sampai Brams sengaja menutup pintu kelas agar tidak ada guru yang melihat.

"Punya nyawa berapa lo berani ngerendahin sepupu gue?!" Rose mulai menaikkan nada suaranya.

"Satu lah! Emang gue kucing punya nyawa banyak!" Kurnia tidak mau kalah suara.

Keduanya berjalan saling mendekat dengan pandangan berapi-api, atmosphere-nya sudah bisa mengalahkan atmosphere pertempuran Ambarawa.

"Najis banget kucing disamain sama lo."

"YUHUUU MULUT ROSE TERDEBES MEMANG!" Teriak Juna dengan semangat.

"BETUL! BAPAK KETUA MAH LEWAT!!" Sahut Mirza tidak kalah semangat. Setelahnya kicep ditatap mematikan sama Mahen.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang