19. Terciduk

4K 443 79
                                    

Saat ini Rose dan Zoya tengah terjebak macet lampu merah saat menuju ke acara ulang tahun temannya Zoya, mereka berdua menaiki mobil Zoya dengan Zoya sendiri yang mengemudi. Keduanya sudah menggila sendiri dengan konser dadakannya di dalam mobil. Tak heran mereka bisa tetap dekat meskipun perbedaan umur dan status pelajarnya, karena keduanya memang sebelas dua belas.

"Asekkkk! Mending kita bikin pesta sendiri ngga sih? Daripada dateng ke pesta orang lain." Celetuk Rose.

Zoya menjentikkan jarinya. "Ide bagus, gimana kalo kapan-kapan kita pesta wine? Gue ajarin lo cara menikmati wine yang endol surendol dan jenis-jenis wine yang paling top markotop." Ujar Zoya dengan mata yang berbinar seketika.

Rose bergidik ngeri membayangkannya. "Yang bener aja lo? Bisa ditatar sama anak kos gue. Mending pesta es teh sama makanan aci-acian aja mantab."

Zoya berdecak mendengarnya, adik tingkatnya ini belum berubah sama sekali. "Udah enek gue jaman sekolah dicekokin aci-acian sama lo."

Rose tertawa puas mendengarnya, memang dulu jaman Zoya masih sekolah, dia sering jadi partner jajannya Rose kalau Jean dan Lisa sedang ekskul masing-masing.

"Sumpah ya, temen kos lo masih protektif aja kaya dulu ya?" Zoya bergidik ngeri saat mengingat sesuatu. "Gue inget banget dulu waktu mereka tau lo dijadiin taruhan sama mantan biadab lo itu, gila aja si Sarden sampe masuk rumah sakit berhari-hari. Untung mereka orang kaya semua, jadi ngga ada drama dituntut kekerasan"

"Anjir masih aja lo manggil Sarden." Rose kembali mengingat apa yang dikatan Zoya. "Ya... Mereka bakalan gitu juga kok kalo yang lain diposisi gue."

Zoya menggeleng kecil. "Engga, Rose. Iya sih mereka bakal marah, tapi mungkin satu orang aja yang mewakili buat mukul. Cuma kalo lo, pasti semua yang maju. Mereka keliatan protektif banget kalo sama lo, udah kaya ngelindungin barang yang mudah pecah." Jelas Zoya panjang lebar.

"Iya kah? Kok gue ngga nyadar, perasaan kita emang saling sayang sewajarnya kok." Balas Rose enteng.

"Lo-nya aja yang dongo." Zoya menjeda ucapannya saat lampu hijau menyala. "Mungkin satu sekolahan juga tau kalo lo punya pawang singa berwujud manusia." Cibir Zoya.

Rose menggeleng tidak terima, kenapa juga dia dijaga segitunya. Sedangkan dia saja mungkin bisa mengalahkan lima preman. Zoya hanya mengedikkan bahunya tidak peduli, percaya atau tidak memang kenyataannya begitu. Cuma tertutup sama jiwa macan betina Rose saja.

****🍀****

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di tempat tujuan. Rose mengernyitkan dahinya saat merasa tidak familiar dengan tempat ini, tidak terlihat seperti rumah. Rose menoleh ke arah Joy yang tengah merapikan bajunya.

"Ini rumah temen lo? Tapi kok parkirannya kaya parkiran tempat umum." Tanya Rose penasaran.

Zoya terbahak mendengar pertanyaan Rose yang tidak masuk akal. "Ini tempat khusus buat party."

Lagi-lagi otak Rose yang seadanya dibuat bingung dengan perkataan Zoya. Belum sempat bertanya kembali, Zoya sudah menariknya untuk masuk kedalam gedung yang terlihat remang-remang dari luar. Apa jangan-jaangan Zoya salah tempat?

"Lo bawa KTP kan?" Pertanyaan Zoya membuyarkan pemikiran-pemikiran absurd-nya.

"Bawa."

"Bagus."

Sebelum masuk ada petugas penjaga yang mencegah lebih dulu para tamu yang akan masuk, mereka semua diminta untuk menunjukkan kartu Identitas dan undangan masing-masing. Lalu mempersilakan masuk setelah lolos pengecekan. Mereka berdua juga orang yang lolos pengecekan.

Rose And SemanggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang