Jam 08.00 adalah waktu ideal untuk sarapan pagi di manapun itu. Termasuk di kota Frankfurt, salah salah satu kota di Jerman. Begitu juga salah satu apartemen yang berdiri di sana. Di salah satu unitnya Rehan sedang memasak sarapan pagi untuk dirinya dan tunangannya marka. Kegiatan paginya memang selalu diawali dengan kegiatan masak kemudian berbenah rumah dan mempersiapkan diri untuk pergi kuliah.
Beberapa saat sebelum sarapan siap marke keluar dari kamar sambil memakai kacamatanya "pagi" siapanya dengan suara khas orang yang baru bangun tidur. Tangannya memeluk Rehan yang sedang memasak sambil menghirup aroma tunangannya itu pelan.
"Pagi juga, udah yuk. Ini makanannya udah siap ayo makan" kata Rehan sambil mempersiapkan piring sarapan untuk mereka. Mau tak mau mereka harus melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan.
"so... Kamu jadi jemput sepupunya bang Yudha di bandara?"
Rehan mengangguk sambil menguji nasi gorengnya "Iya katanya dia datang jam satu siangan"
"Kamu kayaknya semangat ketemu orang Indonesia lagi di sini Chan?" Chan adalah panggilan kesayangan marka untuk Rehan.
"Tentu aja. Aku bosen ngomong Bahasa indo cuma sama kamu bang Yudha, kak Sakura, kak Bunga sama bang Joni doang"
"Jadi kamu bosen ya tinggal di sini sama aku"kata marka pura-pura merajuk.
"Rehan tertawa menanggapi itu "Ya enggaklah, I'm fully happy with you. Di manapun itu kapanpun itu"
Marka tersenyum sambil mengelus rambut Rehan "I love you"
Rehan balas tersenyum sambil mengunyah "I know"
-----
Rehan berdiri didepan pintu kedatangan bandara internasional Frankfurt am Main sambil menoleh ke kanan dan ke kiri menunggu sepupu Yudha. Beberapa penumpang sepertinya sudah turun sejak beberapa menit tadi tapi dia belum bertemu dengan gadis itu.
Sekali lagi dia menatap layar handphone nya untuk melihat chat terakhir yang dikirim Yudha disana tentang jam kedatangan dan ciri ciri sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's meet again, germany. Let's love again, Indonesia
FanfictionMark dan Jerman Prima dan Indonesia Fahrehan dan hatinya 3 tahun belakangan ini bagi Fahrehan hanyalah Jerman, kampus dan Mark. Tidak ada yang lain. Fahrehan sedikit banyak melupakan keluarganya, kehidupan masa lalunya dan Indonesia. Semua nya kare...