⛔Warning⛔
Buat yang masih underage tolong bijak dalam membaca.⛔Malam semakin terasa menyelimuti keadaan di sekitar. Prima dan Rehan sengaja membuka kaca mobil tolong biarkan udara dingin khas malam hari bertiup kencang dan masuk ke dalam mobil mereka.
Konstanz berbeda dengan Frankfurt yang ramai. Kota itu terkenal dengan ketenangan dan sungainya yang sangat indah. Namun tetap pemandangan malam di konstanz masih terasa menarik untuk dilihat. Perjalanan satu setengah jam dari Frankfurt hampir tidak terasa. Tiba-tiba saja mereka sudah sampai ke apartemen Sakura yang selama beberapa tahun ini rencananya akan dipinjam oleh Rehan sebagai tempat di mana dia akan beristirahat selama melakukan magang.
Sepanjang perjalanan ke flatnya Rehan terus menggenggam tangan Prima. Seolah tak ingin kekasihnya itu pergi menjauh. Tapi Prima tidak bisa menolak ataupun berbicara sedikitpun. Sejak dari parkiran mereka berdua juga sama-sama tidak saling berbicara. Heningnya suasana di mobil hanya terisi dengan lagu-lagu dari radio.
Rehan membuka pintu dan mempersilahkan Prima masuk kedalam. Prima pernah datang ke apartemen ini karena sebelum ditawarkan pada Rehan, Yuda dan Sakura pernah menawarkan apartemen ini untuk Prima apabila dia memutuskan untuk berkuliahan di Konstanz. Seingatnya terakhir Prima datang ke sini suasana apartemen terasa sangat perempuan aesthetic, hampir semua perabotan berwarna putih dan ada diffuser aromatic di setiap ruangan. Tapi sekarang apartemen ini sudah lebih maskulin walau tetap menenangkan.
"Kamu duduk dulu ya, aku bikinin minum dulu" Rehan mempersilahkan Prima untuk duduk di sofa depan televisi . Garis itu patuh dan duduk diam di depan TV. Tak berapa lama Rehan juga ikut duduk dan membawakan segelas coklat panas. Rehan sudah melepaskan jas dan dasi yang dia pakai. Pria itu menyalakan televisi membiarkan suara berisik itu memecah hening diantaranya dan Prima.
Rehan benar-benar ada di ujung tanduk saat ini. Prima terlalu indah bahkan hanya untuk diimpikan olehnya. Selama ini Gadis itu hanya memakan pakaian tomboy, tertutup dan sopan bahkan pada pernikahan Yudha dia memakai gaun hitam dengan rok yang cukup panjang. Tapi sejak tadi prima sudah membuatnya lemah sekaligus tegang sendiri. Bisa-bisanya Gadis itu malah memakai gaun yang lebih pendek lagi dari yang terakhir dia tunjukkan apalagi warnanya hitam. Sudah cukup Rehan memiliki ketertarikan gila dengan seorang gadis yang memakai gaun berwarna hitam, dan sekarang kekasihnya sendiri sedang memakai gaun hitam dan menunjukkan kakinya yang mulus. Kalau saja dia tidak berada di dalam ruangan berisi seluruh teman-temannya dan tunangannya sendiri dia sudah menelan Prima bulat-bulat di dalam bar tadi.
Di sebelah Rehan, Prima duduk aku dengan wajah yang sedikit memucat. Gadis itu hampir bisa merasakan hawa panas dari kekasihnya yang menatapnya seperti menatap makanan penutup. Ini begitu mendebarkan tapi sejujurnya semuanya terasa sangat cepat.
Tangan Rehan bergerak untuk merangkul Prima, berusaha untuk membuat gadis itu tetap berada di dalam jangkauannya. Perlahan Rehan menarik rambut Prima ke satu sisi. Perlahan bibir Rehan menyentuh permukaan leher Prima yang jenjang.
Rehan menggigit leher Prima pelan dan begitu basah. Rehan menyentuh kulit Prima tanpa basa basi. Setelah meninggalkan bekas kemerahan pada leher Prima, bibir Rehan merambah ke tempat lain yaitu bibir gadisnya. Tapi sebelum menyentuh bibir merah itu Rehan menatap mata Prima dalam untuk meminta izin
"May I?"
Prima terlalu lemah untuk menolak tapi tidak sanggup berkata iya, dia mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's meet again, germany. Let's love again, Indonesia
FanfictionMark dan Jerman Prima dan Indonesia Fahrehan dan hatinya 3 tahun belakangan ini bagi Fahrehan hanyalah Jerman, kampus dan Mark. Tidak ada yang lain. Fahrehan sedikit banyak melupakan keluarganya, kehidupan masa lalunya dan Indonesia. Semua nya kare...