mereka semua yang menjadi Bridesmaids dan Broomaids untuk pernikahan mereka disalah satu restauran Italia.
Sepertinya makanan yang dipesan cukup enak karena semua orang menikmati makanan didepan mereka kecuali Prima.
Sejak tadi Prima malas mengunyah makanan yang dia pesan. Gadis itu mengaduk pasta carbonaranya tanpa minat dan tetap diam walaupun semua orang asik mengobrol dan bercerita tentang suatu hal.
Nafsu makannya benar benar menguap padahal selama beberapa Minggu dia tidak ada masalah dengan makanan asing. Tapi hari ini dia merasa tidak berselera.
Entah karena dia rindu sayur asem dan dadar jagung buatan Bundanya atau memang nafsu makannya lenyap karena dia sudah melihat sesuatu yang harusnya tidak dia lihat.
Jangan salah paham, Prima sangat menghargai LGBTQ+ community, dia juga selama ini biasa saja berdekatan dengan Marka atau Rehan tapi entahlah. Pipinya terasa panas dan dadanya sesak sejak tadi.
Marka menyadari hal itu. Diam diam Marka sedikit memperhatikan gadis itu. Prima nampak lebih pendiam setelah tadi melihat dirinya dan Rehan.
Sejujurnya meskipun semua orang sudah tau hubungannya dan Rehan, mereka ber 2 cukup jarang memperlihatkan kemesraan dipublik.
Dia juga tidak berniat untuk mencium Rehan sembarangan tapi tadi dia tau ada seseorang mendekat dan saat dia tau itu Prima dia dia langsung mencium bibir tunangannya itu sambil menatap mata perempuan asing yang saat ini sering menjadi topik pembicaraan Rehan dan dirinya.
Marka merasa dia harus menekankan hubungannya dengan Rehan, agar Prima tau bahwa Rehan dan dirinya sangat serius.
"Prim are you ok?" Sebuah pertanyaan dari bibir Rehan mengintrupsi kegiatan makan siang mereka semua saat itu. Kontan semua orang yang ada dimeja mereka langsung menatap Prima.
"Prima kenapa emang?" Tanya Bunga.
Dengan wajah kikuk Prima mengusap lehernya "E-enggak, aku gapapa kok"
"Tapi kamu gak makan sama sekali Prim, mau aku pesenin menu nasi aja? Atau roti?" Lagi lagi Rehan bertanya dengan nada perhatian. Dan sepertinya semua orang diam saja tapi menatap Prima dan Rehan dengan pandangan menerka-nerka.
"Aku gapapa. mungkin aku harus ke toilet sebentar. Silahkan dilanjutin makannya semuanya. Maaf ya"
Prima langsung pamit ke toilet dengan tergesa-gesa. Gadis itu langsung mencuci wajah nya dengan air dingin sampai benar-benar basah. Dada Prima naik turun sesuai dengan hembusan nafasnya yang cukup keras.
Ia merasa sedikit lega agak menjauh dari banyak orang. Prima menatap pantulan wajahnya di kaca wajahnya masih tetap merah.
"padahal udah sering nonton bl. Apa karena gak pernah nonton di reallife ya?" ucap Prima lirih.
Jujur Prima merasa bingung dengan dirinya sendiri dan termenung didepan kaca. Tapi dia sadar dia tidak bisa begini didepan semua orang. Itu akan merusak suasana yang sepertinya sudah baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's meet again, germany. Let's love again, Indonesia
FanfictionMark dan Jerman Prima dan Indonesia Fahrehan dan hatinya 3 tahun belakangan ini bagi Fahrehan hanyalah Jerman, kampus dan Mark. Tidak ada yang lain. Fahrehan sedikit banyak melupakan keluarganya, kehidupan masa lalunya dan Indonesia. Semua nya kare...