25. you're the only one i need

658 66 8
                                    

Joni benar-benar terkejut ketika Sakura mendengar sebuah rahasia besar dalam hidupnya. Rahasia yang Bahkan tidak ada satupun orang yang tahu bahkan istri, anak dan semua sahabatnya juga tidak tahu atas kenyataannya ini. Tapi bagaimana bisa Sakura tiba-tiba mengetahuinya?

Pintu diketuk dan Sakura mempersilahkan asistennya untuk membawakan nampan berisi dua gelas ice americano untuk dirinya dan Joni.

"Diminum dulu yuk Jon, kayaknya lu agak haus gitu"

"Dari mana lu tahu soal anak gue?"

"Ah.. itu. Sekitar 2 tahun yang lalu ada seorang cewek dari Australia yang dirawat di Asylum tempat gue magang dengan keadaan yang ya cukup parah. Badannya kurus, mukannya pucat, dan keluarganya pun takut sama dia.  Dia adalah korban pelecehan seksual dan korban dari buaya darat yang janjiin sebuah pernikahan ke dia. Anne. do you still remember her?"

Bagaimana mungkin Joni lupa tentang ibu dari anak pertamanya itu tapi tetap Joni diam tanpa mengiyakan.

"Dia depresi berat setelah lu balik ke Indonesia setelah lulus kuliah. Lu juga tahu kan kalau dia sebenarnya punya anak dari lu dan gue juga tahu kalian sempet kepikiran buat menikah. tapi cabul kayak lu malah hamilin cewek lain lagi di Indonesia dan Bunga adalah gambaran perempuan yang mama lu suka banget setengah mati. Hasilnya lu nikah sama bunga dan Anne depresi pas tahu itu sampai ngebunuh anaknya sendiri dan lu juga tahu itu kan? "

Sakura berdiri berputar-putar dan akhirnya berhenti tepat di belakang Joni yang semakin memucat.

"Tapi Jonathan, kalau dipikir-pikir Anne membunuh anaknya secara tidak sadar, dia depresi berat terus tanpa sadar pelan-pelan nyekek bayinya yang lagi tidur sampai mati. Tapi kalau aja dari awal lu nggak pernah nyentuh dia dan lu mau bertanggung jawab sedikit aja setidaknya anak itu nggak akan mati. Dan Anne gak akan tuh jadi pembunuh. Jadi sebenarnya yang pembunuh itu Anne atau lu?"

Joni memutar kepalanya dan melihat Sakura tajam hanya tinggal sedikit lagi sedikit lelaki itu meledak,  tapi Sakura sama sekali tidak terganggu sama saja seperti tadi dia tetap tersenyum.

".. dan apa lu ingat nama anak pertama lo itu? Marco?"

"SAKURA!" Joni akhirnya berdiri dengan tubuh bergetar hampir menangis.

"Suuutttsssss lu gak boleh teriak ke gue"

Tubuh Joni bergetar. Luka yang selama ini dia tahan tiba-tiba mengeluar begitu saja. Rasa bersalah yang membuatnya hampir gila selama ini. Air mata tanpa sadar jatuh dipipinya dan wajahnya begitu merah.

"is that what you think? Ketika lu ngelihat marka, lu teringat sama anak lu yang udah mati itu? Itulah kenapa lu ngotot selama ini buat semua kebahagiaan dia. Padahal kalau dipikir-pikir dia bukan siapa-siapa lu"

Lelaki itu tidak memiliki kekuatan apapun untuk membantah ucapan Sakura karena apapun yang wanita itu katakan semuanya benar. Selama tiga tahun mengenal Marka, Joni selalu melindungi orang yang katanya dia anggap sebagai adiknya itu lebih dari apapun. Semua itu semata-mata hanya untuk menutupi luka dan lubang di hatinya karena rasa bersalahnya pada mendiang putranya yang sudah meninggal.

Sejak pertama kali Joni mengenal Marka, dia memiliki banyak kemiripan dengan Anne mantan kekasihnya. Mereka sama-sama tidak suka mayones, alergi dengan hawa dingin, dan suka sekali dengan pasta. Mengakui atau tidak Joni memang melihat Marka sebagai gambaran dari putranya. Walaupun dia sendiri 1000% sadar bahwa apa yang dia rasakan itu salah.

"Marka itu bukan Marco. Lu nggak bisa hidup di dunia di mana lu menganggap orang lain adalah anak lu sendiri. Apa yang dilakuin sama Marka nggak bisa dianggap benar"

Joni memejamkan matanya akhirnya dia harus menyerah untuk menantang wanita ini karena sekarang semuanya sudah terlanjur basah "Terus mau lu apa?"

Senyum di wajah Sakura semakin lebar sekarang "pertama-tama gue nggak akan pernah ngomongin masalah ini ke kak Bunga kalau lu nggak bertingkah. Lagi pula sekarang Anne udah bahagia di Australia mungkin di rumah sakit barunya. Tapi gue bisa ngasih semua bukti dan rekaman dari keluarga Anne kakak Bunga dan semua keluarga lo kalau lu masih mengganggu jalan gue"

"Lu tahu kan apa yang terjadi kalau Marka stress lagi? Gue bukan cuma melindungi Marka, gue juga melindungi Rehan"

"Itulah fungsi Prima. Ketika Marka udah mulai menggila Rehan akan ada di tempat yang aman sama Prima"

"Oke gue bakal diam tapi lu harus jawab pertanyaan gue"

Sakura tersenyum dan kembali duduk di depan Joni "lu nggak ada di posisi lu bisa nuntut gue apa-apa tapi ya.. gue bisa jawab pertanyaan lo"

"Karena lu udah tahu alasan kenapa gue lindungin marka gue pingin tau alasan kenapa lu ngelindungin Rehan kayak gini?"

Sakura berpikir sebentar kemudian mengangkat pundaknya "anggap aja gue punya hutang sama dia"

------

Rehan kembali ke apartemen miliknya dan Marka sekitar jam 5 sore dengan dua buah kantong belanjaan yang memang sengaja dia pesan dan diantar ke rumah Prima sebagai alasan kenapa dia pulang terlambat. Tapi saat Rehan kembali lampu rumah belum menyala. Sepertinya Marka juga belum pulang.

Cepat cepat Rehan memasak pasta untuk makan malam dan menyiapkan meja untuk makan malam. Semuanya harus terlihat seperti Rehan kembali dari rumah jam 3 bukannya jam 5.

Tak sampai sejam Marka akhirnya pulang. Wajahnya kusut tapi memang begitu wajahnya tiap pulang bekerja.  Marka melemaskan dasinya dan duduk di meja makan.

Seperti biasa Rehan memberikan segelas teh lemon panas tiap Marka pulang bekerja. Mereka duduk sebentar sebelum mereka mandi dan Rehan menyajikan semua makanan untuk makan malam hari ini.

"Gimana hari ini Muka kamu kayak capek banget?"

"Iya banyak kerjaan di kantor yang numpuk setelah kita liburan"

"Kamu nggak punya pikiran buat mundur aja dari posisi kamu sekarang? S2 sambil kerja apalagi jadi ketua divisi itu nggak gampang loh" Rehan menatap tunangannya dengan pandangan sendu. Marka terlihat semakin tidak sehat bahkan cincin tunangannya harus dipindah ke jari tengah karena jari manisnya sudah terlalu kecil dan cincin itu jadi mudah terjatuh.

Marka tersenyum tipis sambil memandang Rehan yang terlihat benar-benar mengkhawatirkan keadaannya "it's ok.. aku masih bisa kok. Nanti kalau aku ngerasa ini udah mulai lega an dikit mungkin. Aku bakal minta keringanan sedikit dari kampus. Yang terpenting sekarang adalah karir aku dan masa depan kita"

Rehan mengangguk "tapi aku nggak mau ngelihat kamu sakit"

"Selama ada kamu di sini nggak ada yang bisa membuat aku merasa tersakiti"

Rehan hanya bisa terdiam sambil tersenyum tipis. Sejak dulu dia sangat sadar seberapa berartinya dirinya untuk Marka tapi dia malah jatuh cinta lagi dengan orang lain dan sekarang dirinya sudah resmi menyelingkuhi Marka.

Tentu saja dirinya merasa sangat bersalah tapi Rehan tidak bisa lebih lama lagi menyimpan perasaannya atau malah dirinya nantinya akan menjadi gila. Prima adalah seseorang yang menggetarkan hatinya, tapi tentu Rehan tahu posisinya dan dia juga tahu perasaannya masih ada pada Marka.

"Eh Chan aku mau makan buah dong. Ada gak?"

"Oh ada kok di kulkas ambil aja. Nanti aku potongin"

Marka membuka kulkas dan mencari-cari di mana buah yang dimaksud Rehan "Oh iya kamu belanja apa aja hari ini?"

"Aku belanja keperluan sehari-hari aja sih sama aku tadi beli pas..." Rehan berhenti berbicara. Keningnya berkerut bingung.

Seingatnya bukankah dia tidak berkata  bahwa dia akan belanja hari ini pada Marka?

To be continued...

let's meet again, germany. Let's love again, Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang