Dengan tergesa-gesa, War memasuki ruangan rapat. Membenarkan dasinya dan menghela nafas lega. Rapat belum di mulai, dia segera meletakkan dokumen-dokumen dan Laptopnya.
"Kemana saja? " Techno menyerbu, War tersenyum simpul dan memberikan Techno kupon. Techno terperangah.
"Benarkah ini?! " suaranya spontan membuat hampir semua siswa diruang rapat menoleh ke arah Techno dan War. War kikuk.
"Hum, sudahlah diam. "
Tak berselang lama, pembina rapat atau ketua penyelenggara memasuki ruangan rapat. Suasananya begitu senyap dan tenang. War membuka dokumen yang akan dirinya bahas didepan. Lalu, mematangkan materinya supaya tidak gugup.
"...perlu kita sampaikan lagi, ini baru permulaan sebelum kalian menginjakkan kaki didunia kerja... "
Dengan sigap War berdiri dan membawa dokumen serta Laptopnya, dia membuka dokumen dan mulai menjelaskan apa maksud dirinya disana. Selesai dengan perkenalan dirinya, dia mulai membahas materi yang telah ia siapkan.
"...seperti yang saya sampaikan tadi, dimana kurangnya kesadaran masyarakat kita dalam menjaga kebersihan maupun keamanan lingkungan sekitar. Terlebih didekat perumahan sini, sudah terdapat beberapa tempat pembuangan sampah yang ternyata masih kurang, dengan begitu kita tahu bahwa ketertiban diri kita masih kurang..."
•••
Kurang lebih hampir 45 menit War menyampaikan materinya, sekarang dirinya tengah menikmati makan siang bersama Techno, Thana dan juga Samantha. Mereka baru saja keluar dari ruangan rapat. Thana beserta Samantha berada diruang yang berbeda, sehingga hanya waktu istirahat yang bisa mereka gunakan untuk bertemu.
"War, sudah lama kita tidak bertemu Kak Yin, apa kabar dia? " Thana berkata sesaat setelah mereka kehabisan topik.
"Eum, dia baik-baik saja. " Jawab War sambil menikmati ice cream yang ia pesan tadi.
"Sayang sekali, kalian jadi jarang bertemu. " sahut Samantha. War terkekeh.
"Aku tidak mempermasalahkan itu, kita bertemu diluar jam kerja, jadi mungkin sedikit susah sih jika mau menikmati waktu bersama. " War menjawab.
Setelah kelulusan Yin beberapa waktu lalu, dirinya menerima tawaran magang diperusahaan besar dikota ini. Dengan begitu War ataupun Yin tidak selalu memiliki waktu untuk bersama.
Terlebih War juga sedang dalam masa latihan kerja sehingga dirinya disibukkan dalam dunia pekerjaan yang sementara. Terkadang Yin luang, Namun War sedang sibuk ataupun sebaliknya.
Hanya seperti itu terus, yang membuat mereka susah mencari waktu untuk bersama.
"Eh, besok kan libur, kita jalan-jalan bersama gimana? " usul Techno, War Thana dan Samantha menatap Techno segera.
Mereka sedikit mempertimbangkan ajakan Techno itu, walaupun besok adalah hari libur tetapi,
"..tetapi kita harus tetap menyiapkan materi untuk hari berikutnya. Berarti sama saja tidak libur Techno. " putus War pada akhirnya.
"Benar juga, lalu kapan kita akan berlibur bersama? " tanya Techno, sambil masih tetap menikmati makanan yang ia pesan.
"Techno, selesaikan makanmu, kirim file yang kau bicarakan padaku waktu itu. Aku tidak suka menunda-nunda waktu. Mengerti? " Samantha berkata. Techno terdiam, mengusap rambutnya pelan dan tersenyum.
"Oke, oke. Aku mengerti. Akan ku kirimkan sekarang. " Techno segera membuka Laptopnya dan mengirimkan file materi yang akan Techno koreksi oleh Samantha.
War mengeliat, menatap mereka bertiga dengan hembusan nafas lega. Teman-temannya tiada berubah, sejak awal mereka bertemu hingga mereka mencari pekerjaan yang sama. Sebuah perjuangan yang besar untuk mereka.
Sudah sepanjang itu kisah mereka, membawa tertawa, membawa luka, membawa suka , membawa duka. Akhir yang bahagia. War sangat bersyukur atas itu. Walaupun Banyak hal yang tak bisa ia sampaikan, namun dengan cara yang ada mereka bisa merasakan kenikmatan bersama.
•••
Sore harinya mereka keluar dari gedung uji coba kerja dengan senang, hari yang melelahkan terganti dengan canda tawa mereka. War terhenti saat seseorang itu memanggilnya...
"Sayang.. " jantungan berdebar mendengar suara itu. Dirinya berbalik, matanya bertemu dengan sinar mata yang selalu War rindukan.
"Kak Yin, kamu disana? " Senyum War merekah, tak menghiraukan banyak orang yang berlalu lalang, War berlari begitu saja. Berhenti tepat didepan Yin.
"Selamat sore, Selamat ulang tahun. " lalu, sebuah kecupan War terima dikeningnya. senyuman itu membuat War bergetar, memerah dan salah tingkah.
"Cieee,, Traktir dongg! " Dan yah, tiga kutu kupret itu menganggu momen mereka.
Yin hanya tetap menatap War didepanya, tak menghiraukan ucapan teman-teman War itu. Dia tetap menatap kesayangannya itu.
"Apa kamu libur? Bagaimana bisa menemuiku disini? " Yin yang mendengar pertanyaan itu, sedikit terkekeh.
"Untukmu apapun akan aku lakukan, sayang. " Jawab Yin kemudian, mengusap rambut War dengan lembut dan mengajaknya untuk makan sore? ahahah terserah lah.
Tak lupa mengajak ketika teman War itu, Mereka ingin menikmati waktu bersama. Walaupun masih terlihat kurang tanpa kehadiran orang yang selalu menganggu War. Namun, tak masalah. ini sudah lebih dari cukup.
"Ingat! Jangan sampai kalian menikah tanpa mengundangku. " Kecam Techno, Yin hanya menatap sinis, Sedang War hanya terkekeh.
"Aiya, Techno. Tanpa mereka mengundangmu, namamu sudah tertera dipikiran mereka lebih dulu, bukan begitu? " Thana berkata, Dan dibalas oleh kekehan kecil dari War. Lalu hanya ditanggapi dengan anggukan.
"Jangan lupakan kita lagi. " - Techno dan kawan-kawan.
War mengangguk haru dan beralih menatap Yin didepannya. Senyum, kecupan, dan pelukan menutup perjumpaan mereka disini.
"Aku mencintaimu..." War
"Aku lebih mencintaimu... " Yin
¤14 For Friend's END¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid! [END]
FanfictionTak mungkin aku berpaling, walaupun itu tak terbaca sama sekali, 'stupid' katanya. Namun, aku tidak menyangkal itu. "Bisakah kita berkencan? " Apakah aneh jika aku berkata, "Tentu kenapa tidak? " •••••••••••••••••• Stupid : 15 Chapter END