bab 1

13.1K 214 2
                                    

Honey terbangun di salah satu kasur berukuran king size nya dan mendapati dirinya sudah berpakaian lengkap tentunya dengan memakai kemeja Dylan yang nampak kebesaran di tubuh mungilnya, Honey berusaha mengambil teleponnya di meja nakas, lalu melihat jam yabg tertera di teleponnya yang menunjukkan jam 06.00, Honey kembali mengingat ingat bahwa hari ini masih hari kamis. sial! hari ini hari kamis!! yang berarti dia masih harus kesekolah sekitar satu jam lewat 15 menit, dan Honey tidak membawa baju seragamnya, sial! jika dia pulang kerumah Kak Evans akan memarahinya habis habisan karena tidak pulang semalaman, Honey mengecek panggilan masuknya, lalu bernafas legah ternyata kak Evans tidak mencari tadi malam, mungkin dia mengira bahwa Honey sedang berada di rumah Venny, yah kuharap begitu. dengan segera Honey menghubungi Venny sahabatnya yang juga satu kelas dengannya. pada sambungan ketika terdengar suara Venny menyapa Honey dengan nada yang ceria seperti biasanya.

"hayy hon"

"Ven, kamu lagi dimana?" tanya Honey yang dijawab Venny bahwa dia baru saja akan jalan menuju sekolah.

"Ven, hari ini aku tidak masuk sekolah, kalau kak Evans nelpon kamu, kamu bilang aja kalau kita samaan yah?" ujar Honey dengan nada memohon.
Venny nampak meninmbang sebelum bertanya keberadaan Honey saat ini.

"aku di apartement nya Dylan, aku lupa bahwa hari ini masih hari sekolah, kamu bisa membantuku?"

Venny meng-iyakan permintaan Honey dengan satu syarat, jika kak Evans mengetahui bahwa Honey berbohong dengan menggunakan alasan berada di rumah Venny, Venny tidak akan mengambil resiko untuk ikut dalam masalah kakak beradik itu.

"aku janji!" ucap Honey mantap "makasih yah Ven, kamu memang sahabat terbaikkku! mwah" ucap Honey kegirangan lalu mematikan sambungan teleponnya.
setelah menaruh kembali teleponnya di meja nakas, Honey beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju dapur mencari sosok Dylan. dan benar saja Dylan berada di dapur dengan sandwich buatannya dan memakai seragam sekolah.

"kamu berangkat sekolah?" tanya Honey, yang duduk di meja makan sambil menatap Dylan.

"ya, kamu sendiri? tidak siap-siap?"

ada yang aneh dengan cara Dylan membalas pertanyaannya seperti enggan menatap wajah Honey, biasanya dia selalu menatap Honey dengan tatapan penuh cinta, bahkan pagi ini tidak ada ucapan selamat pagi darinya.

"seragamku dirumah!" jawab Honey ketus, sambil mengambil sepotong sandwich dan melahapnya tanpa ampun.

"kalau begitu aku berangkat deluan" ujar Dylan sambil mengambil kunci mobilnya di atas meja makan.

"kau meninggalkanku sendiri?" Honey beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di depan Dylan dengan kedua tangannya dilipat di dadanya.

"kau bisa pulang sendiri kan?" Dylan menaikkan satu alisnya tinggi, dan menunggu jawaban Honey.

"kau marah padaku?" kini suara Honey berubah menjadi sedih dan kecewa membuat hati Dylan sedikit goyah, dia tidak akan pernah bisa melihat Honey merajuk seperti ini.

ingat Dylan dia adik dari bajingan itu

batin Dylan mengingatkan dirinya akan kenyataan yang menimpanya itu, bahwa gadis yang selama ini dia cintai adalah adik dari orang yang sangat dia benci.

"kalau begitu aku akan mengantarmu kerumah Venny sepulang sekolah" ujar Dylan, Honey mendesah kecewa hatinya sangat sakit mengetahui Dylan hari ini berubah dia tak lagi memeluk Honey saat sedang merajuk.

"terserah padamu!" ujar Honey lalu berlari masuk ke kamar dan suara bantingan pintu terdengar di ruangan ini, membuat Dylan menggeleng geleng kepala.

"wanita brengsek!" ujar Dylan segera pergi dari apartemennya.

***

"adikmu bersekolah di osford? bukannya itu tempat Dylan?" tanya seseorang berseragam sekolah yang berlambang Halpart, sekolah yang cukup terkenal di kota ini, begitupun dengan Osford yang sering kali bersaing dengan Halpart dari segi prestasi maupun hal lainnya, itu sebabnya murid mereka juga saling bersaing.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang