bab 15

8.6K 230 3
                                    

1 tahun kemudian

Nelson POV

sempurna. meskipun tidak pernah ada kata sempurna maka anggaplah kalau hari ini mendekati kata 'sempurna'.
beberapa hari berlalu dengan begitu cepat, bahkan bulan, dan tahun.

hari ini aku pergi wawancara pekerjaan di perusahaan yang disarankan Ayahku dan kelihatannya wawancara itu berjalan lancar, aku sengaja menolak untuk menjadi pewaris perusahaan Ayahku, kurasa aku ingin memulai sesuatu dari awal, menghidupi keluarga kami dengan kerja kerasku sendiri, jadi disinilah aku, di sebuah perusahaan besar dan tersenyum lebar karena semuanya berjalan lancar.

aku menelpon istriku, yah Honey, dia istriku, sudah setahun kami menikah, baru saja kutinggalkan tadi pagi aku sudah rindu dengan suaranya juga Cila dan Cela anak kami, oh maksudku anak Honey dan Dylan, aku tak tahu Dylan punya keturunan anak kembar apa tidak sehingga anak Honey kembar, anak cewek yang sangat manis, ohh bahkan aku menyayanginya seperti anakku sendiri.

tiba tiba kurasakan ponselku bergetar, aku lalu mengambilnya dengan cepat, dan tersenyum lebar saat melihat nama siapa yang tertera pada layar.

"hai,Honey" sapaku.

"..."

"oke, aku akan menceritakannya. aku segera pulang"

"..."

"see you"

oh Honey pernah mengatakan bahwa aku sangat jarang memberikannya salam perpisahan seperti 'see you' atau 'bye' pokoknya kata kata yang terdengar manis di telinga wanita, bahkan dia pernah marah denganku dan mengacuhkanku satu harian karena aku tak pernah mau mengucapkan itu, dan sekarang, kalian dengarkan? aku mengucapkannya.

tak ingin lebih lama menahan rinduku, aku langsung segera menuju rumah menemui bidadari bidadariku.

aku melepaskan sepatuku begitu masuk kedalam rumahku, sambil menyerukan nama istriku "Honeyy!! im home"

tidak lama suara kaki dari tangga turun, Honey dengan balutan baju dress rumahannya membuatku tersenyum lebar, dia juga tersenyum lebar kearahku.

"i guess interview nya goes well?" tanya Honey sambil melepaskan dasiku, aku menarik pinggangnya agar lebih dekat denganku.

"benar"jawabku, dan mencium pipinya, aku masih bisa mencium aroma sabun.
"kau habis mandi?"

dia mengangguk sambil memelukku, aku lalu membalas pelukannya, oh bahkan hanya dengan memeluknya membuatku bergairah.

"anak anak dimana?" tanyaku, Honey menghembuskan napas, oh istriku pasti sangat lelah.

"di atas, mereka baru saja tidur, ternyata mengurus bayi yang hampir 4 bulan tidaklah gampang" ucapnya dengan nada bersalah, aku lalu buru buru menarik dagunya lembut agar melihatku.

"kau tahu? kau adalah Ibu dan Istri yang terbaik untukku" ucapku, tulus, aku mengatakannya benar benar tulus, mempunyai istri berumur 18 tahun? how lucky, dan anak kembar? oh... aku tak pernah membayangkan ini terjadi, bahkan ini adalah anugrah terindah yang pernah kumiliki.

"tadi kak Evans menelponku" ujar Honey sembari berjalan menuju dapur.

aku lalu memilih berselonjoran di sofa dan menyalakan TV dengan volume kecil agar dapat mendengar suara Honey.

"dia bilang, besok dia kembali dari Alaska, dan dia mengatakan akan ada reunian besar besaran di sekolahmu, benarkah?"

oh sial, aku lupa tentang reunian sekolah kami, sudah setahun lebih aku tak pernah bertemu teman temanku.
"oh iya, aku hampir lupa" ucapku.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang