bab 28

5.5K 183 4
                                    

"Dylan kerumah Honey?" ucap Evans dengan tatapan tajam seiring dengan berhentinya mobilnya secara mendadak.

dilihatnya wajah Venny yang sedang menampakkan bahwa dia sedang gugup, tak berani menatap Evans langsung, alhasil Evans mencengkram punggung Venny, tidak kuat tapi membuat Venny tiba tiba diserqng perasaan khawatir, dia sudah keceplosan berbicara.

"Venny, jawab aku" suara Evans terdengar dingin,tajam dan menusuk, Venny tidak tahu harus berkata apa, bahkan jika dia berbohong itu akan percuma mengingat yang dia hadapi kini adalah Evans, segala gerak geriknya Evans dapat ketahui dengan mudah.

"iya" jawab Venny akhirnya memilih jujur, masih menunduk menghindari tatapan Evans, yang kini sudah melepaskan cengkraman tangannya dibahu Venny, diganti dengan cengkraman kuat di stir mobilnya.

"brengsek!" ujar Evans pelan, namun sangat menusuk.
"kuantar kau pulang sekarang" ujar Evans lagi, kali ini membuat Venny dilanda perasaan tidak enak, belum lagi apa yang dikatakan Honey jika dia tahu kalau Evans mengetahui ini semua darinya?

mobil melaju dengan kecepatan sedang, kali ini benar benar hening, bukan hening yang membosankan melainkan hening yang mencekam bagi keduanya.
dua duanya terlarut dalam pikiran mereka masing masing.

setelah beberapa menit akhirnya sampai tepat di depan rumah Venny, Venny mengambil tasnya, melirik Evans takut takut.

"makasih kak" ujarnya hendak turun dari mobil, ketika tangan Evans tiba tiba menariknya lagi.

"tidak usah dipikirkan, itu bukan salah kamu, ini hak ku untuk mengetahui semuanya tentang Honey, aku adalah kakaknya" ujar Evans, beda dengan sebelumnya kini tatapannya melunak memberikan Venny senyum yang sbeelumnya membuat Venny sulit untuk bernafas menahan gejolak aneh dalam dirinya.

"i-iya kak" jawab Venny gugup.

"makasih yah sudah memberitahuku, santai saja, semua akan baik baik saja" ucap Evans lagi sadar akan perasaan Venny yang semenjak dimobil menuju kerumahnya sangat tegang dan gugup.

Evans mengusap puncak kepala Venny lembut, membuat darah Venny berdesir, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"aku masuk dulu kak" ujar Venny menutupi perasaan anehnya, Evans mengangguk dan tersenyum. Venny keluar dari mobil Evans dilihatnya mobil itu berlaju pergi, Venny bersemu merah saat mengingat bagaimana Evans mengatakan bahwa semuanya baik baik saja, yah semuanya akan baik baik saja.

sedetik kemudian, Venny jadi ingat dia harus segera menghubungi Honey, menceritakan semua ini sebelum dia salah paham akan semuanya.

***

Nelson pulang kerumahnya setelah membicarakan banyak hal pada Pak Simon, Nelson membuka dasinya begitu sampai dirumah yang disambut dengan Honey seperti biasa, namun ada yang aneh dengan cara Honey menatap Nelson hari ini, Nelson dapat merasakannya bahwa ada yang Honey sembunyikan padanya, namun dia terlalu lelah untuk bertanya yang kemungkinan akan menyebabkan perdebatan yang panjang. cukup pertemuannya dengan Ben yang membuat hari Nelson jadi buruk, dia tak ingin menambah suasana hatinya menjadi lebih buruk.

"bagaimana? sudah ketemu dengan Pak simon?" tanga Honey, Nelson lalu mengangguk dan memeluk Honey erat, dia sangat merindukan istrinya, memeluknya membuat segala perasaan lelahnya menjadi hilang ketika Honey membalas memeluk suaminya lama.

"ada apa?" sadar Nelson tak biasanya bersikap seperti ini membuat Honey bertanya.

"aku hanya lelah, aku merindukanmu seharian ini" jawab Nelson tersenyum pada Honey ketika dia melepas pelukannya.
Nelson membawa Honey menuju sofa.
Honey duduk disamping Nelson yang kini sudah menyandarkan kepalanya di bahu Honey.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang