bab 12

7K 206 6
                                    

"DYLAN!!" seru Ben saat dia mendapati Dylan di club malam dengan keadaan tidak sadarkan diri, dan wajahnya penuh luka lebam. Ben lalu membopong tubuh Dylan yang terkulai lemas.

"dia bukan anakku" beberapa kali Ben mendengar Dylan mengatakan kalimat itu terus membuat Ben mengernyit bingung, apa yang dimaksud Dylan dengan 'dia bukan anakku?'

Ben membaringkan Dylan di kasurnya, tiba di apartement Dylan, Ben melihat sekelilingnya sangat berantakan, Vas Vas bunga banyak pecah, pecah beling dimana mana, bahkan cermin besar di kamar Dylan terlihat sudah retak, Ben menyusuri ruang TV Dylan, foto, foto wanita tersenyum manis di kamera menghiasi pigura foto Dylan, dan beberapa foto Dylan saat masih berumur sekitar 5 tahun memegang tangan seorang gadis kecil yang umurnya sekitar Dylan saat itu, Ben mengambil sebuah album foto yang terbuka di atas meja Dylan, Ben membolak balikkan melihat foto foto di dalam album foto tersebut, banyak foto Dylan bersama seorang gadis yang sama, dari mereka berumur 5 tahun hingga memasuki Junior High School, dan dihalaman terakhir yang sukses membuat Ben membelalakan matanya saat melihat foto kelulusan Dylan saat SMP, dengan 4 orang yang Ben kenali adalah musuh bebuyutan mereka, Evans, serta Nelson juga gadis yang selalu bersama Dylan difoto, dan Dylan saling merangkul satu sama lain.

***

Honey menikmati saat saat dimana dia dan Nelson hanya menghabiskan waktunya berdua saja, akhir akhir ini mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka, Ibu dan Ayah Nelson tidak berhenti nya mengunjungi rumah Honey, hanya sekedar menanyakan kabar Honey dan janinnya, juga membahas persiapan pernikahan mereka yang akan di mulai 2 hari lagi.

sangat jarang dia bisa menghabiskan waktunya berduaan sama Nelson, saat mereka ingin berdua selalu saja ada yang mengacaukan seperti Evans yang tiba tiba meminta Honey untuk menemaninya makan bersama Blue, yang ternyata ditolak Blue, dan akhirnya Honey mengajak Venny yang sangat senang jika itu semua menyangkut kak Evans.

dan kemarin saat Nelson datang kerumah Honey mengajak Honey makan malam, tiba tiba Dad ingin ikut, dengan alasan dia sudah lama tidak menghabiskan waktunya bersama gadisnya yang sebentar lagi akan menikah, tentu saja Nelson dan Honey tidak tega untuk menolak kemauan Dad untuk ikut mereka berdua makan malam.

dan ini adalah kesempatan yang tepat untuk berdua dengan Nelson, mereka berdua duduk berselonjoran di sofa panjang rumah Honey, "kamu nampak senang" ucap Nelson sembari menarik Honey ke pelukannya.

Honey tersenyum dan menoleh ke samping menatap Nelson yang juga menatapnya "aku senang akhirnya kita punya kesempatan untuk berdua"

Nelson terkekeh "kau tak perlu khawatir akan itu, kita akan selalu sama sama"

Honey tersenyum mendengar ucapan Nelson, "jadi.. kau akan lanjut kuliah mu dimana?" tanya Honey.

Nelson nampak memikir "sepertinya, aku tidak ingin berkuliah, aku langsung akan menekuni perusahaan Ayahku, itu cukup untuk membiayai kehidupan kita, dan bayi ini" ucap Nelson sambil mengelus elus perut Honey yang seperti lumayan berisi.

mendengarnya Honey merasa wajahnya memerah malu, Nelson sudah merencanakan semuanya dengan baik baik, dia bahkan sudah mulai menekuni pekerjaannya di bidang perusahaan milik Ayahnya, serta beberapa Hotel yang akan dia tangani.

Honey memeluk Nelson erat, semakin lama perasaannya dengan Nelson semakin bertambah, entah mengapa berada di sisi Nelson membuatnya senang, dan nyaman.
akhir akhir ini Nelson sudah tak pernah bersikap ketus pada Honey, meskipun kadang sifatnya yang dingin masih terpajang jelas.

"ayo, kita harus siap siap untuk makan malam bersama keluarga" ucap Nelson, Honey merajuk, baru saja dia mendapatkan quality time nya bersama Nelson, dia lalu ingat harus makan malam bersama keluarga.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang