Honey POV
sudah seminggu ini aku tak pernah melihat Dylan di sekolah, aku juga tidak berharap melihatnya, akibat kehamilanku akhir akhir ini aku sering tertidur tanpa kenal tempat, terakhir aku tertidur di motor dan memeluk Nelson untung saja aku tak terjatuh karena kepalaku bersandar di bahu Nelson, aku juga sangat sering ngemil, yah mungkin karena faktor bukan hanya aku yang harus kuberi asupan gizi, melainkan si kecil yang berada di perutku.
"hai Honey" ucap Venny sambil membawa dua green tea Milkshake, lalu dia memberikan satu di depan mejaku.
"kau sangat tahu kesukaanku" ucapku, aku sendiri bingung mengapa Venny tiba tiba ada disini? pulang sekolah aku berniat menunggu Nelson di Sturbucks.
"sedang apa kau disini?" tanya Venny, sembari mengambil kursi di depanku.
"tidak, aku hanya lelah untuk menunggu Nelson di dekat sekolah, jadi aku datang kesini" ucapku,
"oh yah? kau datang kesini hanya untuk duduk dan tak memesan minuman? untung saja aku memesankanmu lebih duluan"
aku terkekeh mendengarnya, benar juga aku lupa memesan minuman, untung saja Venny datang jika tidak, tidak lama lagi aku akan diusir oleh petugas disini haha.
"apa Nelson kini beralih profesi dari sahabat kakakmu menjadi supir pribadi mu huh?" ucap Venny sembari tersenyum lebar.
"bahkan dia terlihat sangat HOT jika harus bersanding dengan supir" ucapku, Venny lalu tertawa mendengar gurauan ku.
kami lalu bercerita banyak hal, dari tugas sekolah sampai tentang artis artis."kau tahu Justin bieber lebih keren saat dewasa" ucap Venny antusias, aku menanggapinya dengan bersemangat, Justin memang sangat mempesona, bahkan senyumannya dapat membuat duniaku berhenti berputar.
aku bisa berteriak histeris hanya karena melihat Justin berada di TV membuat kak Evans menutup telinganya, oh iya bagi kak Evans, Justin adalah musuhnya, entah mengapa dia sangat membenci Justin, dengan berbagai alasan, dia mengatakan bahwa justin itu Banci lah, Homo lah, sok kecakep pan lah, yang penting semua yang dia katakan itu tidak benar. BIG NO buat kak Evans."pantas saja Evans sangat membenci Justin" suara itu, suara itu membuat jantungku berhenti berdetak sesaat dan saat aku menoleh untuk melihat si pemilik suaranya, Nelson berada di sampingku berdiri membuat jantungku kembali berdetak dengan cepat.
"ka-kauu, sejak kapan disini" tanyaku, aku selalu bertanya tanya mengapa saat berhadapan dengan Nelson aku saja gugup dan memperlihatkan ketololan ku.
"saat kalian berdua mengucapkan Justin" ucapnya dingin, Venny hanya melihatku dengan tatapan 'suruh dia duduk'
"duduklah" ucapku, Venny memberikan senyumnya ke Nelson, yang Nelson balas dengan senyuman. What??? bahkan aku tak pernah dibalas dengan senyuman, apa apaan Nelson ini?!?!
"habiskanlah minum mu lalu kita pulang" ucap Nelson dingin, mengapa dia selalu menjadi pengatur? dan bodohnya aku selalu menurutinya.
aku mengesap minuman ku dengan cepat, sehingga kurasa otakku membeku, arghhh.
aku lalu menghabiskan minuman ku tak tersisa lalu menatap Nelson yang sudah berdiri menungguku,
"aku duluan yah Ven" ucapku sembari tersenyum lebar, lalu mengikuti langkah Nelson menuju keluar Sturbucks.
seperti biasa, Nelson memberikanku helm, kau tahu? aku lebih suka di bonceng dengan motor jika bersama Nelson, hitung hitung aku dapat menghirup aromanya yang sangat maskulin, entahlah aku tak tahu wangi bernama apa itu, yang jelasnya aku menyukainya.
aku merasakan ponselku bergetar, ini pasti kak Evans. hufftt.
aku mengeluarkan ponselku dan menatap nama yang tertera di ponselku dengan tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey
Romansberada dalam lindungan sang kakak membuat Honey menjadi tidak jujur pada kakaknya yang overprotectif, hingga Honey berpacaran pada salah satu musuh kakaknya yang merubah hidupnya menjadi kelam, hingga membuat Honey menyesal karena telah menghiraukan...