bab 18

7.2K 206 7
                                    

Venny dan Evans jadi bingung, sebenarnya mereka ingin membelikan Cela dan Celi boneka tapi mengapa mereka berdua yang malah memilih milih sesuatu untuk mereka, Evans mengambil banyak gantungan kunci dengan mainan superhero, Batman dan Ironman, sedangkan Venny mengambil banyak sekali boneka kecil kecil hingga besar seperti boneka Lilo and Stitch.

akhirnya mereka membayar barang Cela dan celi, ralat, sebagian untuk si kembar dan sebagian besar untuk mereka sendiri.

setelah keluar dari toko itu, Venny dan Evans saling tatap barang belanjaan mereka, lalu tertawa negitu menyadari mereka sudah membeli mainan, dan for god shake itu sama sekali tidak tahu mau diapakan, tidak mungkinkan Venny masih bermain main dan berbicara sendiri dengan bonekanya seperti anak anak perempuan biasanya, apalagi Evans, membeli gantungan kunci sebanyak itu mau diapakan? dia bahkan hanya mempunyai kunci kamar dan kunci mobil sedangkan gantungan kunci yg dia beli cukup untuk 10 kunci rumah dan mobil.

"kau sadar? kita sudah seperti anak anak" ucap Evans terkekeh.

"jujur, aku juga tidak tahu mengapa aku membeli boneka sebanyak ini" ucap Venny ikut terkekeh, mereka lalu membawa Cela Celi ke kursi penumpang, lalu segera menancap gas meninggalkan toko itu, sebelum mereka berubah pikiran dan membeli lebih banyak boneka dan gantungan kunci lagi.

begitu sampai dirumah Honey, dia sudah melihat Honey dan Nelson baru saja tiba dirumah, bersamaan dengan mereka, dengan cengengesan Nelson menyapa Evans.

"rindu bro!" ucap Nelson lalu memeluk Evans erat.

"wetz aku berasa kayak homo dipeluk seperti itu" ujar Evans sarkartis, Honey dan Venny lantas terkekeh mendengarnya.

"dari mana saja kalian?" tanya Evans kepada Nelson dan Honey, yang ditanya malah menyuruh Evans dan Venny masuk sementara Cela sudah bergantibdari gendongan Evans ke gendongan Honey.

"menikmati masa berdua" ucap Nelson lalu Honey menyenggol lengan Nelson malu.

"pantas saja" Evans mendengus sembari duduk di sofa ruang tamu.

Venny mengikuti Honey menuju kamar Cela dan Celi, sedangkan Nelson menawarkan minuman pada Evans.

"biar aku saja, aku kan bukan tamu disini" ucap Evans sembari bangkit dari sofa dan menuju dapur, Nelson hanya tersenyum lebar melihat tibgkah Evans yang memang tak pernah ingin mengalah.

"besok reunian nya yah?" tanya Nelson.

"yap! aku sudah tidak sabar bertemu Blue" ujar Evans sembari tersenyum kecil.

"oh iya! kami tadi bertemu Blue, di restaurant, kayaknya dia lagi date sama seseorang deh"

gak mungkin, orang Blue bilang dia sedang banyak tugas...
batin Evans.

"kamu tidak berbohong kan?"tanya Evans lagi.

melihat guratan di wajah Evans yang nampak bingung serta sedikit.... marah? membuat Nelson merutuki mulutnya, dia lupa kalau Evans kah mengejar ngejar Blue selama ini.

"kamu tidak bohong kan?" lagi Evans bertanya dengan nada tajam, ditatap seperti itu membuat Nelson menelan ludahnya.

"iya, dia sama seorang pria" ujar Nelson, apa gunanya berbohong didepan Evans, jika ditau berbohong maka tamatlah riwayat Nelson.

"ck!"

"kamu kenapa?" tanya Nelson hati hati saat melihat Evans yang tiba tiba saja diam dan melanjutkan membuat teh, bahkan Evans mengaduk teh nya dengan keras sehingga bunyi cangkirnya terdengar nyeri di telinga.

"im fine!" jawab Evans ketus, hati Evans serasa dicubit cubit,Blue selama ini membohonginya dengan mengatakan dia selalu banyak tugas, apa susahnya mengatakan bahwa dia sudah punya pacar, toh dengan mengatakan itu juga Evans bakal pergi jika Blue dari awal mengatakan dia sudah punya pacar.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang