Gadis itu memang wajah cemberut membuat Kai tidak bisa lagi menahan tangannya untuk tidak mencubit pipinya dengan gemas.
"Gue engga mau ah"
-Jennie"Kenapasih, kan cuman sampai kita lulus kok. Sebentar banget tau"
-Kai"Apanya sebentar! Lama tau. Emang kenapasih nora banget deh, ujian sekolah tu sama aja...Kai. kaya waktu ulangan doang. Ah elah udah kaya tanya jawab sama malaikat mungkar nangkir lu! Pake segala engga boleh ketemu engga boleh telfon, kalo kaya gitu peraturannya gue belajar tambah engga fokusss"
Jennie berucap dengan berapi-rapi, matanya tak lepas menatap Kai yang juga sedang melihat ke arahnya, namun lelaki itu hanya tersenyum tipis.
"Biar lo tu juga belajar sabar Jen, jangan emosi mulu kenapa."
"Kalem aja, santai aja ayang"
Kai mengusap kepala jennie penuh kasih sayang, Jennie nya langsung senyum-senyum engga jelas.
"Cium dulu nanti engga emosi lagi"Kata Jennie dengan mata terpejam dan dengan jari telunjuk yang mengarah kepipinya.
Kai yang semakin gemes dengan tingkah pacarnya itu hanya nurut dengan mengecup pipi kiri Jennie sayangnya gadis ini emang tidak tau diri, dia malah menunjuk pipi kanannya juga.
"Udah ya jangan marah-marah lagi capek gue, kan ketemu mau kangen-kangenan"
Ujar Kai sambil merapihkan anak rambut Jennie.
"Hehe iya"
"Pulang sekarang? "
Jennie menggelengkan kepalanya dengan cepat, sekarang mereka tengah berada di salah satu coffeeshop yang tempat nya engga begitu jauh dari rumah Jennie.
Kai melirik sekali lagi jam di ponsel nya. Pukul 21:22. Waktunya semakin habis. Dia melihat Jennie mencoba merekam segala gerak gerik gadis itu di matanya berharap dapat dia simpan untuk dirinya sendiri.
Dadanya bergemuruh, dirinya juga semakin gelisah takut jika ini kali terakhir dia dapat melihat Jennie.
Kai menarik lengan Jennie pelan agar duduk semakin dekat dengannya. Jennie yang bingung hanya menatap Kai penuh tanya.