17| Bopeng

676 66 2
                                    

Setelah melewati sedikit drama, Jennie berhasil kabur dari hadapan sang mantan dan kembali bersama pacar kesayangannya.

Duduk berdua di bangku taman yang berhadapan langsung dengan lapangan hijau. Jennie ataupun Kai tidak banyak bicara keduanya masih fokus menikmati ice cream yang mereka beli tadi.

Mulutnya memang diam tapi tidak dengan otaknya yang sendari tadi penuh dengan pertanyaan-tanyaan tentang masalalu Jennie dengan Mino.
Ya meskipun Kai sudah mendengar sedikit cerita alasan mereka putus dari Baekhyun tapi itu semua belum cukup dia harus mendengarnya langsung dari mulut Jennie.

Tentang hubungan yang dilarang oleh orang tuanya terlebih ayahnya Jennie. Ayah mana yang membiarkan anak gadisnya bergaul dengan lelaki berpenampilan urakan yang sudah terjerumus di dunia malam.

Ya kurang lebih seperti itu yang dia tau dari mulut temannya yaitu Baekhyun.

Hari mulai sore, langit sudah berganti warna menjadi jingga dengan itu Kai memberi instruksi untuk Jennie agar segera pulang.

"Ayo pulang udah mau gelep nih"

"Kai... "

Jennie memanggilnya dengan suara pelan dan pandangan yang menatap lurus kedepan, menatap sekerumpulan anak-anak yang tengah bermain bola.

"Kenapa"

"Lo mau gue cerita? "

"Gue enggak maksa Jen kalo itu berat buat lo"

"Untuk sekarang udah enggak, semua itu cuman masa lalu gue yang seharusnya gue enggak perlu takut karena gue yakin gue udah nemuin orang yang tepat, gue yakin lo beda dari dia, lo bakal selalu tepatin setiap janji lo dan gue tau lo enggak bakal kaya dia. Iya kan kai"

"Selamanya Jen. Cuman Lo"

Jennie langsung tersenyum saat mendengar kata itu keluar dari bibir Kai dan saat tangannya di genggam dengan erat oleh lelaki kesayangannya ini.

"Gue selalu nyesel kenapa gue harus ketemu dia lebih dulu dari lo Kai"

"Enggak jen, semua ini udah jadi takdir kita, dengan hadirnya dia di masa lalu itu bikin lo banyak belajar bikin lo lebih dewasa dan lebih kuat dengan segala rasa sakit lo di masa lalu"

"Gue sayang lo Kai"
"Gue beruntung punya lo"

"Gue yang lebih beruntung punya lo"

Sambil tersenyum Kai mengusap kepala Jennie seakan-akan dengan itu bisa menyalurkan rasa sayangnya.

"Enggak  tau kenapa gue bisa suka sama dia dulu. Yang udah jelas bukan cowo baik-baik udah keliatan dari penampilannya kan?"

Kai masih diam membiarkan Jennie melanjutkan ceritanya.

"Mungkin karena dia salah satu anak Brokenhome yang bikin dia nyaman dengan hingar bingar dunia malam ketimbang hangatnya suasana rumah."
" Emm gue lupa rumahpun udah enggak bisa untuk tempat dia pulang dan melepas beban dia bener-bener sendiri Kai dan mungkin yang bikin gue suka sama dia karena semangat hidupnya dia cukup pekerjaan keras ya walaupun menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang"

Sejauh ini Kai bisa nangkep kalo semua perilaku bejat Mino itu karena mungkin faktor brokenhome melampiaskan segala emosinya dengan bertindak kriminal atau mencari pelarian dari egonya yang mungkin sudah lama tertekan.

Kai masih setia mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari bibir Jennie.

"Ayah waktu itu bener-bener nentang hubungan gue ya wajar sih orang tua mana yang mau anak gadisnya terjerumus kepergaulan bebas?"

"Enam bulan bukan waktu yang sebentar tapi dalama waktu enam bulan itu dia udah bikin gue bener-bener kecewa sampai di satu titik dimana Ayah yang saat itu sudah memberi kepercayaan untuk dia harus di buat kecewa juga"

"Sttt jangan di lanjutin kalo itu bikin lo sakit"

Kai membawa Jennie ke dalam dekapannya saat sadar matanya berkaca-kaca.

"Kai... "

"Iya gue disini, nangis aja kalo itu bikin lo lega"

Jennie langsung menangis sesenggukan di dalam dekapan lengan Kai.

"Gue enggak pernah percaya kalo ada orang jahat di dunia ini,dan dia yang buat gue percaya kalo orang jahat itu memang ada"

Masih sambil nangis Jennie tetap melanjutkan ceritanya.

"Gue enggak tau apa yang lo rasain dulu tapi gue harap lo segera lepas dari masa lalu itu, oke"

Jennie manggukan kepalanya sambil tersenyum kecil, meski masih berlinang air mata senyum itu benar-benar manis.

"Makasih sayangnya Jennie"

"Sama-sama cintanya Kai"

"Oh iya coba pegang deh mungkin lo belum tau"

Jennie menarik tangan Kai menuntunnya untuk memegang bagain samping kepalanya di sana ada sedikit lekukan yang sedikit tebal karena kaget Kai langsung menyingkirkan rambut Jennie untuk melihatnya dengan Jelas.

Bekas jaitan dengan panjang mungkin sekitar delapan cm cukup panjang namun karena tertutup rambut bekas luka itu jadi tidak terlihat.

"Kok bisa!"

Jennie langsung menjelaskan tentang kecelakaan yang di alaminya dulu.

Mulai dari hari dimana dia pergi bersama Mino untuk merayakan hari jadi mereka yang ke enam bulan namun sayang bukan buket bunga yang dia dapat tapi malah kenyataan tentang seorang wanita dengan perut yang sedikit buncit menghampiri mereka sambil menangis.

Wanita yang tiba-tiba langsung menangis berlutut memeluk Kaki Mino meminta pertanggung jawaban untuk anak yang ada di dalam kandungannya.

Jennie yang benar-benar kaget dan marah langsung berlari sejauh mungkin sampai tiba-tiba badanya terlempar cukup jauh, yang dia ingat hanya suara klakson mobil dan teriakan orang-orang di sekitarnya sebelum kehilangan kesadaran.

Dan ya dia bisa bangun dari masa kritisnya adalah suatu keajaiban yang hampir tidak mungkin terjadi.

Sejak saat itulah hubungan itu harus berakhir tanpa perpisahan dan kata putus seperti yang seharusnya.

"Jadi gitu ceritanya"
-Jennie

"Kok lo baru cerita sih!"

"Coba sini gue liat lagi"

"Bngsd! Harus di kasih pelajaran Mino! Bisa-bisanya bikin cewe gue sampe bopeng gini palaknya! "

Anjir bopeng:)
-Jennie

"Heh mau kemana lo"
-Jennie

"Mau gue bocorin kepala mantan lo!"

"Tau gitu enggak usah cerita!"
"Ini udah lama Kai udah sembuh juga"

"Tetep aja lah gue enggak terima!"

"Kok lo teriak-teriak terus sih bikin kepala gue jadi sakit"

"Serius Jen"
"Maaf ya sayang"

Cup

Cup

Cup

Kai mengcium berkali-kali bekas luka di kepala Jennie, bikin Jennie ketawa ngakak sama tingkah gemes pacarnya.
Sekarang udah enggak ada beban lagi udah enggak ada yang harus dia sembunyi dari Kai dan itu rasanya bener-bener lega.

Cup

"I love you hehehe"
-Jennie

Ini bukan yang pertama kali Jennie mencium bibirnya tapi rasanya masih saja berdebar-debar detak jantungnya tidak terkendali.

Jangan lupa vote and komen untuk terus dukung cerita ini.

Maaf kalo banyak typo:)

Si AyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang